Chapter 4

1.4K 120 2
                                    

Waring: Typo, Acak-acak, Alur kecepetan, Boring dll


[Hai siapapun kamu. Sebelum itu aku ingin mengucapkan terima kasih untuk kue dan bunganya. Sungguh aku sangat menghargainya. Kalau boleh tahu siapa namamu? Dan kenapa kamu tidak pernah muncul? Kamu adalah orang pertama yang menyadari keberadaanku. Aku harap kamu muncul dan jadilah temanku. Sekali lagi terima kasih untuk segalanya. Hinata H.]


Hinata tersenyum sendu dengan hasil tulisannya. Saking inginnya memiliki teman, ia akan melakukan apapun.

.

.

.

.

.

Sementara bel sebentar lagi berbunyi, Hinata segera cepat-cepat menaiki tangga menuju atap sekolah. Bila nanti orang misterius itu mengambil suratnya ia akan bersembunyi di ruang laboratorium yang persis dekat dengan tangga.


Ada sebagian kecil dari nya yang mengingatkan bahwa ia membolos.
Karena terlalu penasaran dengan orang misterius itu, Hinata jadi tidak masuk kelas.


Sesampainya di atap sekolah, Hinata pun membuka pintu sambil melirik kesana kemari memastikan tidak ada seseorang.


Karena tidak menemukan siapapun, Hinata masuk menuju bangku kayu coklat yang memunggungi pintu.


Angin berhembus kencang menerbangkan rambut indigonya. Seolah menyambut kedatangannya.


Hinata membungkuk lalu meletakan surat itu di atas bangku. "Semoga ia segera muncul."


Setelah meletakannya Hinata buru-buru lari menuju tangga bertepatan dengan bunyi bell yang nyaring. Hinata turun dengan tergesa-gesa dan masuk ke ruang laboratorium yang gelap.

.

.

.

.

.

Selama 6 menit lebih Hinata menunggu dibalik pintu laboratorium yang tidak tertutup sempurna. Memudahkan aksesnya melihat objek yang sedang ditunggu-tunggu.


SREK SREK SREK


Bunyi sepatu yang bergesekan dengan lantai membuat Hinata tersadar dari lamunannya. Ketika menengok Hinata tidak dapat melihatnya karena keburu menaiki tangga.


Menunggu beberapa saat membiarkan orang itu sampai benar-benar masuk ke atap.


Hinata merasa sangat deg-degan, baru saja beberapa menit yang lalu ia memikirkan tentang stalker, tapi dirinya sendirilah yang menjadi stalker.

MisunderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang