Chapter 4-Scratch

43 21 6
                                    

"Hye Rin.."

Ku dengar seseorang memanggilku.

Ternyata itu Yong Mi. Dia melambaikan tangannya ke arahku. Memberi isyarat bahwa aku harus menghampirinya.

"Ada apa?" Tanyaku

"Hm.. kita berbicara di cafe saja" ujarnya, aku hanya mengangguk.

***

"Aku pesan satu americano dan satu latte" ucapnya kepada pelayan cafe memesankan pesananku dan dia.

"Bicaralah!" Pintaku.

"Kau ada kelas jam berapa nanti?"

"Mungkin jam sembilan nanti" ujarku dengan melihat jam tangan.

"Apa kau mau makan?" Tanya nya yang membuatku bosan.

"To the point please aku tidak punya banyak waktu sekarang" jelasku agar Yong Mi segera mengatakan hal yang ingin dia katakan.

Sebenarnya hal ini lah yang membuatku malas berbicara dengannya.

"Ok. Aku ingin mengatakan bahwa.."

"Maaf ini pesanannya terima kasih"

Oh sungguh ucapan Yong Mi terpotong karena seorang pelayan membawakan pesanan kami.

"Bahwa apa?" Tanyaku untuk mengetahui selanjutnya.

"Aku ingin menitip pesan untuk Jimin saat dia pulang dari Amerika nanti, tolong bilang padanya bahwa AKU MENCINTAINYA"

Apa? Yong Mi mencintai Jimin oh ini sungguh gila sangat gila.

Rasanya jantungku berhenti berdetak. Darahku berhenti mengalir. Jiwaku serasa melayang. Hatiku hancur sejuta kata terperangkap dalam diamku.

Jadi selama ini dia mencintai Jimin? Sepertinya dia gila. Dia mengatakan itu di depanku secara langsung.

Apa dia tidak tahu bahwa aku dan Jimin saling mencintai?

Mungkin ini sebuah karma yang menimpa diriku ini.

"M-mwo? Ta-tapi Ji-jimin dia.."

Kriiiiiing...

Ucapku terbata dan saat itulah bel kampus berbunyi.

"Baiklah, aku harus masuk kelas, hari ini adalah pelajaran Yoon saem. Jangan lupa tolong sampaikan pesanku hanya kamu yang dapat kupercaya. Gomawo."

Aku menatap punggung Yong Mi semakin menjauh dengan perasaan seakan aku ingin menamparnya dan tak ingin mengenalnya lagi.

Aku terdiam di dalam cafe ini. Terdiam seribu kata. Beberapa pertanyaan memasuki atmosfer pikiranku.

Tanpa kusadari kini air mataku terjatuh. Hati ini bagaikan remuk dan hancur.

Kupandangi jam tanganku ternyata sudah menunjukan jam 08.00 KST. Satu jam lagi pelajaranku di mulai.

Ku injakkan kaki ku keluar dari cafe ini. Dan mencari seseorang sahabatku Choi Hye Jin hanya dia yang dapat mengerti perasaanku ini.

Air mataku tak henti hentinya mengalir. Mungkin bagi orang orang yang melihatku berpikir bahwa aku orang gila.

Tujuanku sekarang hanya satu yaitu perpustakaan, karena dia suka tidur disana.

Aku memasuki perpustakaan dengan harapan Hye Jin ada disana mataku mengedarkan pandangan untuk mencari Hye Jin.

"Hye Rin? Kau sedang mencari siapa?"

"Oh Taehyung-ah. Aku sedang mencari Hye Jin. Apa kau melihatnya?"

"Dia ada di tempat membaca tadi" ucap Taehyung padaku.

"Terima kasih Tae"

Aku segera berjalan menuju tempat yang diberi tahu Taehyung tadi. Dan akhirnya aku menemukan Hye Jin disana.

Ku hampiri dia, dan duduk disampingnya.

"Hye Jin" aku memanggilnya pelan. Kemudian dia membuka matanya sedikit demi sedikit.

"Hye Rin? Ada apa?"

"Aku ingin bercerita denganmu"

"Oke silahkan" ucapnya sambil membereskan buku buku yang ada di mejanya.

Aku mulai menceritakan semua kejadianku saat dengan Yong Mi.

"MWO???!!" Ucap Hye Jin berteriak setelah mendengar ceritaku.

Seketika semua yang ada di perpustakaan menatap kami intens, Hye Jin meminta maaf berkali kali sedangkan aku menutup wajahku dengan buku.

"Janganlah berteriak. Ingatlah kita ada di perpustakaan"

"Mian, aku terlalu terbawa suasana"

Kriiiingg.......

Bel masuk telah berbunyi dan kami segera memasuki kelas..

*skip di kelas*

"Semuanya tolong perhatikan penjelasan saya, nanti saya akan mengajukan pertanyaan kepada salah satu dari kalian."

Aku terlalu pusing dengan masalah hidupku ini, bagaimana tidak, ini sungguh menyakitkan. Seandainya ini mimpi tolong siapa saja bangunkan aku. Jika waktu bisa diputar kembali tolong siapa saja putarlah waktu ini.

"Shin Hye Rin!!"

Sentakan itu membuatku buyar dari lamunan.

"Jadi sejak tadi kau tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan?"

"Mianhajiman" tanggapku

"Sekarang saya minta kau keluar! Sekarang!"

Tangkas seorang dosen yang sedang mengajar di kelasku.

Tanpa basa basi aku langsung beranjak dari tempat dudukku.

Sebenarnya apa yang aku lamunkan?

"Gwaenchana?" Tanya Hye Jin dari seberang bangku ku. Aku mengangguk, lalu keluar dari ruangan.

Semua teman temanku memperhatikan langkahku.

Aku berjalan menyusuri koridor, dan berhenti pada sebuah ruangan, sebuah ruangan yang berisikan perkakas alat alat band.

Ruangan itu sering kumasuki bersama Jimin. Kaki kaki ini membawaku masuk dan berdiri di depan sebuah drum yang biasanya sering dimainkan oleh Jimin.

Saat ku sentuh drum yang penuh dengan debu, seakan ku melihat sosok Jimin di sampingku. Aku melontarkan senyum padanya dan dia pun membalas senyumku. Tapi sekejap semuanya hilang.

Saat bel kampus berbunyi menandakan bahwa pulang. Dan semua warga kampus menuju pintu gerbang.

Aku langsung keluar dari ruangan tersebut. Aku melihat Hye Jin yang tak jauh dari pandanganku. Hye Jin berjalan menghampiriku dan membawakan ranselku.

"Gomawo" ucapku sambil menerima ranselku.

Aku kembali teringat oleh Jimin, aku merindukannya. Sangat.

Tiba tiba air mataku tumpah dan membasahi pipiku.

"Geuman ureo" pinta Hye Jin. Dia mengusap kedua pipiku yang basah diguyur air mata. (Berhentilah menangis)

"Pada waktunya semua akan kembali" sambung Hye Jin. Hye Jin merangkul bahuku dan membawaku pulang.

To be continued

Annyeong
Jangan lupa vomment ya..

Salam dariku

Xixi

Be Love || Park Jimin (BTS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang