Chapter 5- first time

46 19 0
                                    

Kami berdua berjalan kesalah satu halte terdekat.

Setelah sampai kami duduk di salah satu kursi halte. Halte ini masih sepi, setelah beberapa menit menunggu akhirmya bis datang kami berdua duduk saling berhadapan.

Di sepanjang perjalanan kami berdua saling menutup mulut, tak ada sepatah kata yang keluar. Hanya suara mesin bus dan celotehan celotehan orang orang di dalam bus.

Saat kami turun dari bus kami berjalan saling beriringan, suasana menjadi hening dan hanya terdengar suara langkah kaki kita berdua.

"Sudahlah Hye Rin! Aku bosan dengan keadaanmu sekarang ini" ujar Hye Jin.

"Kkeojyeo" jawabku datar. (Pergilah)

Tunggu-tunggu apa yang aku katakan? Aku meminta Hye Jin pergi? Dulu aku yang meminta Jimin pergi. Tidak. Aku tidak mau kesepian. Aku butuh sahabat, dan orang orang terdekatku. Aku butuh semuanya yang dapat membuatku tegar kembali.

"Yeoksi, kau akan mengatakan ini" (sudah kuduga).

"Maafkan aku, aku tidak..."

"Kau tidak bermaksud mengatakan ini. Arasseo, mengerti. Aku akan sangat berhati hati dengan situasi saat ini, karena yang aku takuti ini semua akan menjadi momok dalam persahabatan kita."

Aku menundukkan kepala merasa perasaan bersalah menjalar ditubuhku. Sungguh. Aku tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Andaikan waktu dapat kuputar kembali. Andai saja.

Aku mendongakkan kepalaku menatap Hye Jin dan berkata, "terima kasih Hye Jin kau sangat mengerti perasaanku saat ini"

Tanpa sadar air mataku tumpah untuk kesekian kalinya. Segera Hye Jin menghapus air mataku sambil berucap, "janganlah menangis lagi, aku tahu ini semua pasti berat untukmu. Tapi aku yakin semua akan baik baik saja. Ingatlah kau masih punya aku."

Aku tersenyum sebisa ku untuk membalas perkataan Hye Jin. Aku sangat beruntung punya sahabat sepertinya. Sungguh.

Sesampainya dirumah pertama kali kulihat adalah rumah ini sepi, mungkin appa dan eomma sedang keluar. Aku memasuki kamarku dan mulai membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri aku berjalan menuju dapur untuk memasak. Aku menyadari bahwa bahan makanan telah habis.

Aku berniat menuju mini market terdekat. Aku sudah keluar dari rumah. Hanya dengan memakai sweater tebal berwarna pink dan celana jeans putih, rambutku kubiarkan tidak kuikat.

Aku tersenyum setelah sampai di mini market. Sesampainya disana aku hanya membeli beberapa mie instan. Kemudian membayarnya.

Bruuk..

"Ah mianhe aku tidak.."

"Hye Rin?"

Ucapanku terpotong karena seseorang memanggil namaku. Aku menatap siapa yang telah kutabrak tadi.

"Taehyung?" Ucapku saat mengetahui bahwa orang yang kutabrak tadi adalah Taehyung. Pria yang memiliki senyum kotak andalannya

Aku menatapnya dari atas sampai bawah untuk memastikan itu benar dia atau tidak, "ahh benar itu kau, kukira orang lain"

Dia tersenyum dan aku tersenyum menanggapinya. Sesaat kemudian dia bertanya,

"yeogiseo mwohae? "

tanya nya padaku. Aku menatapnya dan kemudian alisku bertaut. (Apa yang kau lakukan disini?)

'Padahal aku ingin menanyakan itu padanya' batinku.

"Hm.. hanya sedang membeli makanan. Dan kau?" Tanyaku padanya.

"Aku hanya sedang membeli minum" ucapnya, aku hanya mengangguk paham.

"Nan meonjeo galge" ucapku padanya. (Aku pergi dulu)

"Geurae, josimhae ga! " ucap Taehyung padaku. (Baiklah, hati hati dijalan!)

"Nee" (ya)

Saat aku mulai melangkahkan kakiku tiba tiba Taehyung berkata, "jamkkan." (Tunggu sebentar).

"Wae?" Tanyaku kebingungan.

"Apa kau tahu alasan kenapa Jimin pergi?" Tanya Taehyung yang membuatku mematung ditempat. Aku tidak mungkin mengatakan kebenarannya pada dia. Ingin rasanya aku menangis mengingat betapa bodohnya diriku memyuruh Jimin pergi.

"Nado molla"  aku menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya kasar. (Aku juga tidak tahu).

"Geurae, Arasseo" kemudian Taehyung menyungging senyum. Dan aku hanya diam.

Aku mengangguk, "Geureom, galge." (Kalau begitu, aku pergi dulu. "

Lalu Jin melambaikan tangannya kepadaku sembari berkata, "Josimhaega!"  (Berhati hatilah dalam perjalanan).

Aku mengangguk kemudian berjalan meninggalkan mini market.

Wae? Kenapa kau harus mempertanyakan itu Taehyung? Kenapa? Pertanyaan itu seolah mengingatkanku betapa bodohnya diriku ini. Sangat bodoh.

Aku ingin lepas dari air mata ini. Ingin lepas dari Jimin. Namun hati ini tidak bisa, melupakan sungguh menyakitkan.

To be continued

Hai...
Maaf ya aku terlalu lama update karena aku sibuk banget tugas banyak banget maklumlah namanya juga pelajar..

Oh ya gimana nih rasanya setelah melihat comeback nya BTS.

Kalau aku sih gak usah ditanya yang pasti seperti orang gila 😂😂.

Jangan lupa vote ya..

Gak susah kok cuman pencet tombol bintang disebelah kiri.

Okee sekian dari ku

Dadadada









Be Love || Park Jimin (BTS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang