Chapter 10-Lost

32 14 1
                                    

Taehyung POV

Aku berjalan menuju meja informasi dirumah sakit tempat Hye Rin dirawat.

Setelah bertanya dimana ruangan milik Hye Rin kaki ku segera berlari kecil dan kemudian berjalan kearah lift. Ruangan Hye Rin berada di lantai 3 dimana ruangan nomor 3A berada.

Setiba disana, kubuka pintu perlahan dan nampaklah seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cukup muda, mungkin dia ibu Hye Rin.

"Nugu?" Ucap ibu Hye Rin yang menyadari keberadaanku. Aku tersenyum dan memperkenalkan diriku. (Siapa)

"Kim Taehyung imnida. Aku teman kuliahnya Hye Rin. Aku mendapat kabar bahwa Hye Rin sedang dirawat jadi aku segera kemari." Ucapku dan tersenyum kepadanya.

Ibu Hye Rin tersenyum kepadaku dan berkata, "Masuklah nak"

Kulangkahkan kakiku masuk kedalam dan ibu Hye Rin melanjutkan, " Bolehkah aku minta tolong kepadamu? Tolong jaga Hye Rin sebentar, aku ingin keluar untuk berbicara mengenai operasinya. "

"Ah nee eomonim"

Ibu Hye Rin tersenyum lembut. Kini aku mengetahui bahwa sifat Hye Rin sangat mirip dengan ibunya.

Ibu Hye Rin melangkahkan kakinya keluar ruangan, dan disinilah aku duduk disamping ranjang pasien. Aku menatap Hye Rin dalam, wajahnya begitu pucat, kugenggam tangannya yang tidak terdapat selang infus.

Dingin. Kugenggam semakin erat tangannya. Deru napasnya yang teratur seakan setiap hembusannya membawa beban yang berat setiap waktunya.

"Hye Rin sembuhlah untukku dan untuk semuanya."

Pintu kamar terbuka menampakkan beberapa perawat masuk dan diikuti oleh ibu Hye Rin.

"Sesuai dengan jadwal. Kami akan melakukan operasi sekarang. Kami akan membawa pasien menuju ruang operasi."

Aku berdiri dan mengangguk mengerti lalu beberapa perawat itu mendekat kearah tempat tidur beroda Hye Rin.

***
Detik berganti menit dan menit telah berganti jam. Kuhabiskan 3 jam ini didepan ruang operasi. Doa demi doa telah kuucapkan untuk Hye Rin. Ibu Hye Rin sangat khawatir akan keadaan putrinya nanti. Berulang kali aku mencoba menenangkannya. Kini Jimin juga telah berada disini, duduk tepat disamping kananku.

"Semoga dia baik baik saja" Ucap Jimin, aku mengangguk menanggapinya.

***

Jimin POV

Tepat pukul 4 sore, operasi yang dijalankan Hye Rin telah selesai dan dipindahkan keruang ICU, sampai kondisi Hye Rin benar benar pulih dan dipindahkan keruang biasa.

Kupandangi jendela kecil yang menampakkan sosok Hye Rin yang tenang dan damai seperti tidur lelap diatas tempat tidurnya.

Disekelilingnya terdapat peralatan medis pendeteksi untuk perkembangan Hye Rin. Ibu Hye Rin sedang bersama dokter sejak Hye Rin keluar dari ruang operasi.

Disini aku ditemani oleh sahabatku. Kim Taehyung.

"Jimin."

Aku menoleh kearah Taehyung yang memanggilku tadi, "Wae?"

"Apakah kita akan tetap melanjutkan impian kita untuk menjadi idol?" Ucap Taehyung, sesekali dia menghela napas seperti ada beban berat didalamnya.

"Aku tidak tahu Taehyung-ah. Disatu sisi aku tidak ingin meninggalkan Hye Rin." Ucapku dan duduk disampingnya.

Aku menghela napas dan berkata, "Jika kita tidak melanjutkan sia-sia kita dalam mengikuti kompetisi itu. Jika kita ikut menjadi trainee aku tidak ingin meninggalkan Hye Rin."

"Kau saja Tae yang ikut dalam menjadi trainee aku akan tetap menjadi diriku dan disisi Hye Rin." Sambungku.

"Jika kau tidak ikut, maka aku juga tidak Jimin-ah."

Aku seketika berdiri tegak menatap Taehyung, "Wae?"

Taehyung menatapku, "Ini impian kita berdua, jadi untuk apa aku berjuang sendiri tanpamu."

Aku tersenyum, sungguh aku sangat bahagia mempunyai sahabat sepertinya, aku diam untuk beberapa saat.

"Taehyung, aku mempunyai ide."

Taehyung diam dan mengangkat sebelah alisnya.

"Tanggal berapa audisi itu selesai?"

"28" Jawab Taehyung.

Senyumku mengembang, "Baiklah akan mengikuti audisi itu, aku yakin keadaan Hye Rin akan sembuh dua puluh hari kedepan."

Taehyung mengangguk tanda setuju, "Semoga."

"Kau ingin makan? Ayo kita makan, aku sudah lapar." Ucapku dan menarik tangan Taehyung.

"Ya!! Aku bisa jalan sendiri, jangan tarik aku. Ya!!"

***

Hye Rin POV

Kubuka mataku perlahan. Sakit. Itu yang pertama kali aku rasakan, kepala ku sangat sakit dan bunyi nyaring pun sedikit terdengar.

Kulihat seseorang duduk menghadap jendela yang posisinya membelakangiku.

"Eomma" Ucap ku lirih dan kulihat dia berbalik menatapku dengan tatapan terkejut sekaligus senang.

Kulihat eomma langsung menghubungi dokter dan berjalan ke arahku.

"Hye Rin-ah , ada yang sakit?"

Aku menggeleng lemas, sejujurnya kepalaku masih sangat sakit namun aku berbohong.

Setelah itu seorang dokter dan dua orang perawat datang dan memeriksa keadaanku.

"Kondisi nona Shin Hye Rin sedikit membaik namun dia membutuhkan perwatan yang lebih serius karena kondisi nya masih melemah." Ucap dokter tersebut dan tatapannya serius kearah eomma, eomma lalu mengangguk pelan.

Setelah itu dokter itu pergi dan menyisahkan aku dan eomma didalam ruangan ini.

Eomma mengelus puncak kepalaku pelan dan matanya berkaca kaca, " Kau harus kuat  Hye Rin-ah. Oh iya eomma lupa untuk menghubungi Jimin bahwa kau telah sadar."

Eomma lalu mulai menghubungi Jimin, aku tidak tahu selanjutnya apa tetapi kepalaku kembali sakit dan bunyi nyaring itu terdengar lagi sangat keras.

Eomma yang melihatku langsung bertanya padaku, namun aku tidak sanggup untuk berbicara rasanya sangat sakit, pandangan ku memburam. Mungkin aku akan tidur lagi, untuk sementara ataupun selamanya /?

To Be Continued

Hai balik lagi, maaf jarang up lagi hehe. Jangan lupa Vomment nya terima kasih

Salam dari

Xixi



Be Love || Park Jimin (BTS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang