Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

Part 5: Kenangan

34.4K 1.8K 39
                                    

NABILA sedang merapikan baju dari koper dan menaruhnya di lemari kamar miliknya. Ia juga membeli beberapa baju dari Jakarta untuk sang nenek.

"Nenek sudah sering bilang kamu ndak perlu beliin Nenek baju lagi. Baju Nenek sudah banyak, Nduk. Lemari Nenek sampai tidak muat tuh," Nenek Widia berkata sambil memperhatikan gerakan Nabila yang sedang melipat baju lalu memasukkan ke dalam lemari.

"Enggak apa-apa, Nek. Nabila, kan, enggak bisa sering pulang ke sini. Nabila malu kalau enggak bawa sesuatu buat Nenek," katanya sambil tersenyum lalu duduk di sebelah sang nenek di ranjang miliknya.

"Pulang ke rumah Nenek sendiri, kok, malu? Rumah ini terbuka kapan saja untuk kamu, Nduk." Nenek Widia mengelus lembut puncak kepala cucunya. "Kamu datang saja Nenek sudah sangat senang. Lain kali, tidak perlu bawa apa-apa lagi. Uangnya mending buat kamu beli makanan enak atau kamu tabung untuk biaya kuliah saja, ya!"

Nabila sangat menikmati sentuhan lembut tangan neneknya. Saat ia merindukan orang tuanya, sang neneklah yang mampu menghibur segala gunda di hatinya. Sejak kedua orang tua Nabila meninggal, Nenek Widia selalu memperhatikan cucu perempuannya itu.

Meskipun Nabila memilih tinggal di Jakarta, Nenek Widia tidak pernah lupa untuk sekadar menanyakan kabar dan aktivitas sang cucu. Sang nenek ingin terus memberikan semangat pada cucu kesayangannya agar Nabila tetap berpikir bahwa akan selalu ada yang menyayanginya walaupun orang tuanya sudah tiada.

"Kuliah kamu bagaimana, lancar, kan?"

"Lancar, Nek. Nabila sudah mau mulai nyusun tugas akhir."

Nabila merebahkan kepalanya di pangkuan sang nenek. Rasanya seperti berada di dunia lain yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan. Nabila ingin terus berlama-lama menikmati momen ini.

"Apa Dito sering mengunjungi kamu, Nduk?"

"Jarang, Nek." Nabila bangkit dari pangkuan Widia untuk kembali duduk.

"Kakakmu itu seperti merasa ndak punya adik saja, padahal saudara itu harus saling menjaga tali silaturahmi."

"Nabila suka main ke rumahnya Kak Dito, kok, Nek. "

"Tapi dia yang ndak ada perhatiannya sama kamu, tho?"

Semenjak menikah dan mempunyai anak, Dito memang seakan membentengi dirinya kepada Nabila. Dito jarang atau bahkan tidak pernah mengunjungi Nabila di rumah kontrakannya. Kalau Nabila tidak sering menghubunginya lewat telepon, mungkin mereka benar-benar kehilangan komunikasi. Nabila sesekali ingin tahu, kenapa sang kakak bersikap dingin seperti itu kepadanya. Namun, daripada terus berpikir negatif, ia lebih senang menyimpannya dalam hati. Walau bagaimanapun, Dito merupakan satu-satunya saudara kandung yang Nabila punya.

"Mungkin memang lagi sibuk terus, Nek. Apalagi sekarang sudah ada Alea, pasti Kak Dito makin repot." Nabila berusaha mencari alasan yang tepat.

"Sudahlah, kamu ndak perlu terus membela Dito, Nduk! Nenek tau semuanya. Sejak Dito menikahi perempuan itu, dia seperti lupa punya adik."

"Sudah, ya, Nek, enggak perlu dipikirin! Nabila juga punya kehidupan sendiri, jadi enggak terlalu mikirin sikap Kak Dito." Nabila tidak mau neneknya terus membahas soal kakak iparnya lagi, karena hanya akan membuatnya makin terluka. Keduanya lalu seolah sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Nenek ambil sesuatu dulu," ujar Nenek Widia sambil beranjak dari tempat duduknya lalu keluar kamar Nabila. Tak perlu waktu lama, sang nenek sudah kembali ke kamarnya sambil menyerahkan selembar kertas kepadanya. "Ini, Nduk!"

Nabila membaca tulisan dalam selembar kertas itu, ia lalu bertanya, "Ini alamat siapa, Nek? Kenapa Nenek kasih ke aku?"

"Itu alamat kantor yang sekarang dipegang anaknya teman Rasti." Nenek Widia menjelaskan lalu kembali duduk di samping Nabila.

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada Sulizlovable, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh Sulizlovable
@sulizlovable
Tidak menyangka tertukarnya koper berakhir dengan dicium orang asing...
Beli bab baru cerita atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 26 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @sulizlovable.
Perfect StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang