"Kalau cinta itu sederhana, kenapa harus ada rasa yang rumit ini"
~~~~~
"Pulang sekolah nanti bareng aku aja Shin". Ujar laki-laki yang sedang duduk dengannya di kantin.
"Hmm.. aku ada rapat kelas hari ini, kamu pulang duluan aja, aku naik taksi". Ucap Shinta sambil mulut sedang mengunyah bakso yang sangat populer di kantin sekolah karena enaknya ditambah lagi itu gratisan.
"Aku tungguin kamu sampe selesai rapat." Kekeh Fahri yang merupakan teman Shinta.
"Yaudah. Kalo itu mau kamu"
"Gitu dong say-_ ehh Shin maksudnya. Maaf." ucap Fahri yang salah kata membuat obrolan yang tadinya hangat dari keduanya mendadak dingin dan terdiam.
"Gapapa"
"Apanya? Aku boleh panggil kamu sayang?" Sahut Fahri antusias
"Enggak, bukan itu maksudnya" kesal Shinta.
"Canda kok, lagian aku sadar diri, aku bukan siapa-siapanya kamu" ujar Fahri
"Aku duluan ke kelas yaa.. Makasih traktirannya." Ucap Shinta yang mengembalikan suasana sekaligus mengakhiri obrolan mereka berdua.
Shinta berjalan menyusuri koridor untuk sampai ke kelasnya. Shinta masih terus memikirkan tingkahnya kepada Fahri yang tidak seharusnya shinta lakukan."Yaa tuhann.. kalau gue gada rasa sama dia. Kenapa hati ini terus bergetar setiap gue sama dia Kenapa perasaan gue selalu aneh setiap dia manggil gue sayang. Kalau cinta itu sederhana, kenapa harus ada rasa yang rumit ini"~batin
Shinta masih terus menggerutu dalam hatinya, sehingga dia tidak memperhatikan jalannya sendiri dan tidak menyadari bahwa shinta telah melewati kelasnya dan sudah berada di sebuah taman belakang kelas shinta sendiri.
"Kann.. gara gara gue mikirin itu mulu, gue sampe kelewatan gini jalannya".
Tetapi saat Shinta hendak berbalik, tangan Shinta di cegah oleh salah seorang perempuan yang merupakan sahabat Shinta"Shin.. ikut gw" Adel menarik tangan shinta keras dan membawanya menuju sebuah pohon besar di taman itu.
"Mau apa?"
"Lo masih deket-deket sama Fahri? Lo lupa apa ya kalau gue suka sama Fahri. Lo lupa dengan janji lo ke gue waktu itu?
Asal lo tau lo nyakitin perasaan gue Shin."Ucap Adel yang tiba-tiba menangis dipundak Shinta. Biar bagaimanapun Adel adalah sahabat Shinta.Shinta tak tega melihat air mata sahabat terbaiknya tersebut, ia mengelus-elus pundak Adel seraya membiarkan pundaknya dibasahi oleh air mata Adel.
"Gue tau del gue tau kalau lo suka sama Fahri, tapi gue sebenarnya-_"
"Sebenarnya apa? Lo suka juga sama Fahri? Hahh!"
"Jawab Shin, JAWAB!" Bentak Adel seraya bangun dan berdiri. Kini mereka berdua tengah berhadapan."Lo tenang dulu. Gue sama Fahri cuma temenan doang, dia ngajak gue ke kantin itu karena paksaan. Gue bisa bantu lo deket sama Fahri." Jawab Shinta menenangkan dan membuat secuil senyum dari sahabatnya kembali.
"Lo emang sahabat baik gue Shin. Gue harap lo inget janji lo yang dulu. Gue duluan ke kelas ya shin." Ucap Adel memeluk Shinta dan pergi meninggalkan sahabatnya tersebut. Namun kini air mata yang jatuh ialah air mata Shinta. Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL FAKE
Teen Fiction"Semua orang begitu palsu, mereka bertopeng, dan bermuka dua. Aku benci itu." Tegas shinta Namun Masa lalu tetaplah masalalu. Seburuk apapun masalalu, tetaplah harus kita syukuri. Sama halnya dengan seorang gadis remaja bernama shinta yang mempunyai...