3. Nasihat Hasan

63 11 4
                                    

Percaya dirilah atas apa yang kamu kerjakan. Sebab percaya diri adalah salah satu komponen tuk menggapai kesuksesan.
-Sulthanz

------------------------------------------------------

"Bismillah..." benak hasan sembari melangkahkan kakinya menuju sekolahnya. Ia pun langsung menuju kelasnya, yakni kelas 8A. Ia masuk dengan perlahan.

"Assalamu'alaikum..." salam Hasan.

"Wa'alaikumussalam..." jawab serentak penghuni kelas yang ada di dalamnya.

Hasan pun menempati meja bagian kanan depan. Ia bersebelahan dengan kawan sejak kecilnya, Enthong.

"Hai thong...Apa kabar?" Sapa Hasan.

"Hai...Alhamdulillah sehat san." Jawab Enthong.

"Udah shalat dhuha ?" Tanya Hasan.

"Belum lah nungguin kamu." Jawab Enthong.

"Cie...nungguin aku, haha... padahal menunggu itu sakit lhoo." Ledek Hasan.

"Yain. Uda cepet ah ke masjid" tukas Enthong

Lalu mereka berdua beranjak keluar kelas menuju Masjid sekolah. Di sela perjalanan, ia bertemu Ustadz riza. Ustadz pengampu mata pelajaran Pendidikan agama islam. Dia termasuk guru yang tegas dalam perihal aturan.

"Assalamu'alaikum hasan, Enthong." salam Ustadz riza.

"Wa'alaikumussalam Ustadz." Jawab mereka berdua sambil menjalankan kebiasaan di sekolah yakni, bersalaman tangan terhadap yang lebih tua, sebagai rasa hormat.

"Kalian berdua mau kemana ?" Tanya Ustadz Riza.

"Kami mau shalat dhuha tadz..." jawab Hasan.

"Oh Alhamdulillah."

"Ustadz lagi cari si zulfikar. Nanti  kalian kalau lihat si Zulfikar tolong beri tahu ustadz ya." Pesan Ustadz.

"Baik tadz In syaa Allah kami akan beri tahu jika kami lihat Zulfikar, begitu pula jika kami tak lihat." Jelas Hasan.

"Siap Tadz  ini adalah suatu amanah untuk kita, Dan sifat Amanah itu termasuk sifat Nabi Muhammad Saw. Jadi kita harus tiru sifat itu. Dan jangan lupa melaksanakannya." Jelas Enthong.

"Wah Masyaa Allah murid ustadz sudah bisa mengamalkan Ilmu yang ustadz berikan." Puji Ustadz.

"Enthoong..." sombong Enthong sambil tangannya memegang  janggut dengan dua jari.

"Hmmm..." gumam Hasan.

"Yauda kita ke masjid dulu tadz, nanti keburu masuk deh, Assalamu'alaikum." Adegan cium tangan Ustadz kembali di laksanakan. Lalu mereka melanjuti perjalanan mereka.

Sampai tepat berhadapan dengan masjid sekolah yang megah dengan dihiasi taman bunga depannya, kubahnya yang mengkilat sebagai simbol rumah Allah itu Indah. Lantainya yang putih bersih, menjadi keunggulan masjid tersebut. Dan Disana sudah banyak siswa yang lalu lalang menuju masjid, dan ada yang sudah di dalam Rumah Allah itu. Masjid itu bernama Masjid Al-hikmah

"Mari thong..." ajak Hasan.

"Ayo..." sahut Enthong

"Bismillah..." ucap mereka berdua dengan melangkahkan kaki kanannya menuju masjid.

Mereka wudhu terlebih dahulu. Setelah itu mereka shalat dhuha secara munfarid . Setelah sudah shalat mereka memanjatkan doa-doa mereka masing-masing kepada Sang pengasih. Sang pencipta.Allah azza wajalla.

Tepat jam 08.00 bel berbunyi,

Teeet...teeet...teeet.

Hasan dan Enthong sudah berada di kelas. Ustadzah Hanan pun memasuki ruang kelas mereka, untuk menjalankan tugasnya sebagai wali kelas. Ia terkenal dengan sosok kelembutannya. Ia pintar berbahasa Inggris dan bahasa Arab. Dan tahun kemarin di ajang Best teachers Al-hikmah 2017. Ia membawa tiga penghargaan sekaligus. Yakni, Asatidzah terfavorit versi siswi, Asatidzah terfavorit social media, dan Asatidzah terbaik tahun 2017. Sungguh hebat Ustadzah hanan itu. Ia masih 20 tahun dan masihsendiri.bisa di katakan jomblo. Namun yang diterapkan Ustadzah Hanan ialah, Jomblo prinsip, bukan jomblo nasib. Karna ia tahu bahwa, jodoh sudah diatur, boleh menggapai jodoh itu dengan cara ikhtiar, tawakal dan sabar, serta selalu menggapai ridho Allah. Bukan masa pendekatan berujung maksiat.

SANDATHONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang