kini langkah terlalu rapuh untuk ku ceritakan padamu
sepi yang terlalu bising bergema
merobek kenangan mengasingkan kata bersama
menyadarkan
erat tak lagi saling mengikat,
kini,kau pulangkan semua kata maaf yang kususun rapi
meratakan semua janji,
memilih jalan yang ingin kau tempuh sendiri.
lalu bagai mana denganku,
apa aku harus tenggelam disini mencumbui bayang
bermain main dengan logika membenarkan bahwa yang di tiadakan
harus aku anggap ada,
kini aku yang hampir kehilangan setengah wasku,
menelusuri lorong lorong tanpa ujung
yang sering ku dengar tangismu
aku sering bertanya
dimanakah kau sebenarnya berada...?
di tepian mana harus menjadi tujuanku...?
apa aku yang terlalu buta apa kau yang terlalu tuli
yang tak pernah menjawab pertanyaan pertanyaan atas semua kata lelahku.
.
setidaknya kau tau aku pernah mencarimu
walau pun aku tau kau sudah menepis rasa
membungkam mulutku
agar aku diam terpaku dalam rasa yang pecah
menjadi beling hingga kakiku berdarah agar aku tak mampu lagi
untuk memijaki
.
sunyi menelusup rongga rongga di nadiku
seolah aku adalah kekasih yang paling setia
menetap dan tinggal di ruang ruang gelap dalam hati
mencekik setiap langkah membunuh setiap mimpi
menyadarkanku akan kepahitan yang semakin lama semakin
pekat hingga hitampun enggan bercerita
tentang indah cinta sebuah ketulusan putih nan suci
.
kini sepi adalah kekasih terbaiku
menemani pilu dalam arti menunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
ungkapan perasaan
Randomhanya sebuah susunan kata setengah dari isi kepala yang tercurah lewat sebuah tulisan