Black Pen

ketakutanku akan kehilangan dirimu

Bagaimana jika ketakutanku akan kehilanganmu benar-benar terjadi?
Aku sedikit gugup mendengar itu. Seharusnya pertanyaan itu jauh lebih baik disimpan, jauh lebih baik lagi tak usah di utarakan. Sebab denganmu, aku dan tubuhku telah sepakat menjaga dari segala hal yang dapat memisahkan.

Tentang genggaman. Sekali lagi aku sedikit gugup di sini. Aku menatapmu sekuat mataku. Tetap tak ada yang berubah. Matamu selalu berhasil membuatku jatuh.
Di antara hangat yang mendekap kita, aku terus memberimu canda, membuatmu terus saja tertawa. Aku tidak peduli selama apa waktu bersamamu menemui masa berakhirnya. Aku selalu meyakinkanmu bahwa apa yang kumiliki saat ini adalah pemberian terbaik.
Di malam itu, cinta membuat kita saling merasakan rasa yang tidak ingin sedikitpun hilang atau lebih parahnya lenyap.

Pertemuan. Ini adalah waktu yang selalu kuabadikan di seluruh memori kepalaku.
Setiap kali kita menghabiskan hari, itu adalah caraku untuk menyadari bahwa hidupku masih diberikan kebahagiaan oleh Tuhan.
Dengan begitu aku bisa melihat betapa keras kepalanya kita yang menolak berpisah. Tidak ingin satu sama lain lepas dari pelukan. Sebab katamu jika sudah sampai di rumah, rindu kembali ada dan membuat kita hanya bisa saling menguatkan.

Bagaimana jika ketakutanku akan kehilanganmu benar benar terjadi?
aku mengucapkan kalimatmu persis setelah menyesap kopi yang kubiarkan menguap.
Seharusnya aku sudah merasa ikhlas atas semua ini. Lebih tepatnya aku harus menerima kenyataan ini