Black Pen

luangkan waktu

Nanti saat kau punya waktu luang, sisihkan sepuluh menitmu untukku. Kuajak kau duduk diam, berbagi kesunyian. Kita bisa menghitung selisih napas kita, atau sekadar sejenak merebah lelah.

Jika sepuluh menitmu telah berlalu, aku ingin meminta sepuluh menit kedua dan selanjutnya. Kau bisa berkeluh kesah, dan aku akan menghiburmu bercerita tentang sepasang kekasih yang sedang makan jagung bakar hingga bibir mereka belepotan sambal dan mentega.

Sisihkanlah sepuluh menitmu untukku, sepanjang hidupmu.

Akan kuganti dengan rangkaian cerita seru, dua telinga yang tak lelah mendengar, bahu untuk bersandar, omongan pedas dari mulutku agar kau tidak berhenti berkembang, tangan yang tak absen menggenggam saat kau dirundung kegagalan namun tangan yang paling keras bertepuk sorak saat kau bergelimang keberhasilan, serta sepasang lengan untukmu pulang.

Sepuluh menit tidak akan terasa, kau bisa mandi dan aku menata kursi. Lantas sepuluh menit itu sudah pergi. Setelah banyak sepuluh menit terlewati, kita bisa duduk berdua merangkai cerita. Mengenang sepuluh menit yang terjadi hari ini, bisa juga merencanakan sepuluh menit dua puluh tahun lagi.

Aku hanya ingin sepuluh menitmu itu saja ko ga lebih