Part 5 : Dinding tak bersuara

20 0 0
                                    

Saat kepingan piranti hati retak

Sisakan garis zig-zag di cerminan kaca

Lukakan hati seekor manyar

Sayap manyar berdarah…merah

Tapi coba kepakkan sayap gapai negeri baru

Ok..bertepuk sebelah tangan lagi.  Selalu saja kayak gini Dy. Dan parahnya lagi si doi jadian ama sohib ku” ucapnya lirih pada lembaran birunya.

“Apa negeri baru itu memang ada?” An kembali bertanya pada lembaran birunya

“Forget it!” An bangkit dari tidurnya, menaruh kembali lembaran birunya dalam singgasananya di balik laci meja belajarnya. Hanya pada lembar-lembar biru itulah dia sanggup ungkap gundahnya.

An tersenyum “ Masih ada mentari esok pagi”

@@@

Taman sekolah suatu pagi

“Cepetan dong Ky, bentar lagi Mr Killer masuk. Berabe dong kalo prku belom kelar” ucapnya setengah memaksa pada sobatnya yang dipanggil Ky. Ky hanya menatap sobat imutnya itu sambil tersenyum dan kemudian meraih pena dan lembaran putih ditangan An.

“pena apaan nih!” ucap Ky sambil mengguncang-guncangkan pena yang entah mengapa tak sudi mengeluarkan cairan hitamnya.

“Bentar deh Ky, aku minjemin!” An panik menghitung detik-detik akhirnya. Dengan  sigap mutiara hitamnya beraksi menyapu seluruh taman itu. Mutiara kelam itu tertumbuk pada sebuah pena yang sedang dimainkan Re. An berlari mendekati Re tanpa hitungan 123, An meraih pena itu.

“Pinjem yah, bentar!” An kembali ke tempat Ky, Re hanya melongo terkejut mengawasi An

“Yess!!!” teriak An girang saat Ky telah selesai mengerjakan pr maha sulitnya. An berlari ke kelasnya, berhenti saat tersadar pena di tangannya milik seseorang yang ternyata telah mengawasinya sejak tadi. An kembali ke tempat Re.

“Thanks yah” ucapnya tersenyum. Re hanya mengangguk.

@@@

“Ky, inget nggak cowok yang waktu itu. Aku perhatiin di tuh calm, cool and cute” bisik An pada Ky.

“Duh nih anak, fall in love again?” Ky mengernyitkan dahi mendengar laporan lirih An. An menggeleng

“Just like!” tegas An.

“Like?”

“Like just like. Like coz he calm, different aja!”

“Hey…like can be love. Udah siap jatoh lagi? Sayap manyar luka lagi gimana?”

“Kan banyak obat Ky?” An cuma nyengir. Ky hanya bisa menggeleng mendengar sobatnya ini. Padahal kalau nggak dapet pasti nangis lagi deh. Tapi apa memang tidak ada yang pas untuk cewek yang satu ini. Ah dari pada mikirin An, Ky membalik arah ke ring basket, dimana Din sedang beraksi.

@@@

Satu Moment

An menatap Re dari kejauhan. Ada rasa penasaran yang dalam direlung hatinya. Setahu An, Re tak pernah dilihatnya sebelumnya. Mengapa kini makhluk Mars itu berkilau bak mutiara yang baru saja ditemukan didasar lautan. Mata An dan Re beradu, dengan sigap An menyapukan kembali pandangannya ke segala  arah, menghindari anak panah kecil yang sedang melaju riang ke arahnya. An sanggup menguasai dirinya kembali dan kini telah berbaur kembali dalam ruang dan dimensi milik mahkluk sekitarnya.

My story : Please, Turn Back The Time!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang