Bumbu apa yang paling sedap di dunia ini? Bumbu rasa lapar yang sangat.
Dan itu banyak dirasakan mereka yang hidup berkekurangan hingga rasa syukur mereka menjadi berlebih hanya karena sebuah masakan sederhana.
Dan tahukah bahwa masakan paling sederhana pun bisa menjadi masakan yang dirindukan walaupun kita bisa merasakan apapun yg kita inginkan sekarang.
Kita bisa membeli cita rasa, tapi tak bisa membeli kenangan.
----- $$$$$ -----
"Ay... " Dia menengok, cuma sekejab dan tangannya masih asyik menghancurkan batu batu menjadi kecil - kecil.
"Honor belum turun ya?" Dia masih asyik dengan pekerjaannya itu, mengabaikan perkataanku.
Kesal, aku melangkah masuk ke shelter bambu kami menggendong tole yang sedari tadi asyik bermain kerikil.
Selama menganggur suamiku menjadi guru bantu menggambar di sebuah tk, selain itu dia juga kadang mengisi kolom disebuah majalah.
Dan tentu itu semua tidak mencukupi untuk kehidupan sehari hari kami dengan satu anak.
Bantuan pemerintah kami pakai untuk membangun rumah impian kami.
Bukan hal yang ringan mengawali pernikahan dalam keadaan minus.
Dan sekarang untuk membeli selembar prangko saja kami tak cukup mampu.
Jangankan perangko, kami hanya punya beras saat ini, sedangkan aku tak bisa makan tanpa lauk.
Sambil menahan perih perut dan hati yang kesal aku mencoba tidur sambil mengeloni tole.
---- $$$$$ ----
Tiba - tiba tercium bau yang sangat harum, bau yang membuat aku terbangun dan juga membangunkan kembali rasa lapar yang kucoba jinakan.
Sebuah tangan meraih pundakku
"Makan Hani" Ajaknya, aku diam pura - pura tak melihat, sekali lagi dia mencoba membangunkanku.
"Maafkan Ay ya, tak bisa membahagianmu dengan layak, tapi ay tak akan membiarkanmu tidur kelaparan" bisiknya lembut di telingaku.
Air mata pelan turub dari sudut mata, dan tenggorokanku kaku, dadiku sesak penuh dengan sesal.
Terbangun dan mengikutinya keluar, nasi telah ditanak, dan diatas meja ada sayur yang ntah apa namanya.
"Ay ambilin ya.."
Aku baru tau sayur ini hanya berisi irisan bawang yang digongso, di bumbui sedikit garam dan kecap.
Tapi rasanya begitu lezat, karena rasa lapar yang sudah meronta.
Kami makan dalam diam.
Suamiku mungkin belum bisa memberikan materi berlebih, tapi dia mampu menghadirkan cinta yang sering kali bahkan tak aku bayangkan.
Bersambung..
