Kami masih disini, di reruntuhan rumah yang temboknya mulai berdiri, bercengkerama tentang remeh temeh.
"Ay, benarkah seorang ibu akan bisa mengorbankan apapun untuk anak - anaknya? Apakah aku juga begitu?"
Suamiku menengok ke arahku sebentar kemudian berpaling kembali menatap titik yang sama dengan tatapanku, tole, anak pertama kami.
"Meninggalkan istana orang tuamu demi bersama ayah dari anakmu di sebuah gubuk bambu, menurutmu apa itu?"
Aku terdiam, entah harus menyebut apa, mungkin ini keegoisan, tole bisa saja ditempat yang lebih layak sekarang.
Kami sekali lagi diam bermain dengan pikiran kami masing - masing.
----- $$$$$ -----
Ketika Allah mengilhamkan ke hati ke kedua orang tua Musa untuk mengalirkan anaknya yang baru lahir ke suangai Nil, sudah pasti itu karena kasih yang begitu besar hingga Ibu Musa Menuruti Ilham itu.
Membuang anak kesayangannya, dan menyuruh Maryam kakak Musa untuk mengikuti kemana arah sungai membawa Musa.
Dan ketika Asiyah yang menemukan Musa mengumumkan mencari ibu susuan, sang Ibu memberanikan diri untuk mengajukan dirinya.
Saat menyusui Musa, dia menahan diri untuk tidak terhanyut mengakui dirinyalah sebenarnya ibu kandung Musa.
Lalu bagaimana dengan kedua orang tua Ibrahim? Mereka menyusuri malam untuk membawa Ibrahim kesebuah gua agar tidak dibunuh Namruj.
Setiap malam menyusuri hutan yang dingin agar bisa menyusui putranya yang terpaksa dia tinggal dihutan bahkan sebelun dia lahir.
Bagaimana pula dengan siti Hajar, yang dengan telanjang kaki berlari dari Safa ke Marwa, marwa ke safa, safa ke marwa.
Demi setetes air pelepas dahaga putranya setelah ditinggalkan hanya berdua di gurun pasar.
Itu hanya sekelumit pengorbanan seorang ibu untuk putra mereka.
Lalu bagaimana dengan seorang ayah?
Lupakah kau dengan tangisan Nuh ketika Kan'an tenggelam karena menolak naik ke bahteranya?
Atau tangisan Ibrahim saaat harus meninggalkan Ismail dan ibunya.
Cinta ibu yang sebegitu besar, haruslah diimbangi dengan cinta seorang ayah yang patuh pada Rabb Nya.
Cinta yang menjaga mereka tidak berlebih - lebihan bahkan ketika mengejawantahkan cinta itu dalam sendi kehidupannya.
------ $$$$$ -----
"Apakah cinta kita berlebihan?"
"Tentu tidak" Jawabnya "Hanya kita harus bisa menahan diri ketika cinta itu menjadi terlalu besar melebihi cinta kita pada Nya"
"Aku bahkan tidak mampu memberikan Tole setitik air susuku" Kataku sendu setengah meruntuk.
Suamiku merengkuh bahuku, membawaku mendekat dalam pelukannya.
Kami memandang senja dalam hening.
Bersambung...