Ghibah.

101 13 1
                                    

Aku memiliki beberapa sahabat dekat, kadang mereka menelponku sekedar berbagai cerita, apalagi sejak menikah aku jarang bermain sosmed atau imel.

Hari ini seorang sahabat menelpon bercerita panjang lebar tentang sahabat lain yang sedang tidak dia sukai

Aku berusaha menetralisir, bagaimanapun aku berteman dengan keduanya, walaupun aku memang tidak suka dengan salah satunya.

Suamiku selalu berpesan, jika datang seorang yang menceritakan seseorang yang lain (curhat, mengeluh) maka cukup dengarkan, jangan terprovokasi untuk ikut mengeluhkannya walaupun kau sama tidak sukanya.

Jika mampu nasihatilah, jika tidak jangan menambah keburukannya.

Karena pembicaraan itu sudah termasuk ghibah jika benar, fitnah jika dilebih lebihkan.

---- $$$$$ -----

Sebuah riwayat menceritakan tentang Zaid bin Tsabit, seorang sahabat yang dipercaya Rosulullaah menceritakan hadits yang diceritakan Rosulullah atau dialaminya bersama Rosulullaah Hadits pada sahabat yang lain.

Ketika itu datanglah seseorang membawa daging, dan mereka meminta Zaid untuk untuk menyampaikan kepada Rosulullaah apakah mereka dibolehkan makan daging tersebut.

Ketika Zaid menemui Rosulullaah salah seorang berkata

“Lihatlah Zaid ini, bukankah kita semua bertemu dengan Rasulullah sebagaimana dia bertemu dengan beliau (Maksudnya, tidak ada kelebihan Zaid terhadap mereka), mengapa ia duduk di sini mengajarkan hadits kepada kita??”

Saat Zaid menyampaikan pertanyaan pada Rosulullaah, Rosulullaah menjawab "Katakan pada mereka bahwa mereka sudah memakan daging"

Zaid keheranan jawaban itu semua menyampaikan pada sahabat yang berkumpul ditempatnya, dan mereka berkata "Demi Allah kami belum memakan daging sedikitpun"

Zaid kembali menyampaikan kepada Rosulullaah, dan lagi - lagi Rosulullaah memberikan jawaban yang sama.

Akhirnya mereka bergerombol mendatangi tempat Rosulullaah untuk menanyakan langsung.

Dan Rosulullaah bersabda “Kalian semua baru saja makan daging saudaramu ini (sambil menunjuk Zaid), dan bekas daging itu masih tersisa di gigi-gigimu itu. Meludahlah sekarang supaya kalian dapat melihat merahnya daging itu!!”

Dan benar saja ketika mereka meludah, ludah mereka merah selaksa darah.

Begitulah ghibah diibaratkan sebagai memakan bangkai saudaranya.

----- $$$$$ ----

Walau kadang terpeleset, sering bahkan, tapi kisah yang diceritakan suamiku itu membuatku membatasi diri untuk bergaul dengan para penggosip.

Jika salah satu dari teman kita sedang mengatakan ketidak sukaan pada seseorang.

Jika kita tak mampu menasihati, lebih baik kita diam tidak terprovokasi melakukan hal yang sama.

Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah sebuah perangkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang