(U)me-1

1.5K 121 102
                                    

Recommended Song : Zara Larsson — Uncover

Alert : (masih) Semi—Canon

Lebih banyak narasi dibanding dialog.

Seri ini bisa dikatakan tidak terlalu(?) memiliki kolerasi dengan dua seri sebelumnya.g

.

.

.

'Tempat berlindungku

Adalah dalam dekapmu'

.

.

.

Seungmin tersenyum. Netranya tak sedikitpun ia alihkan dari interaksi para anggota grupnya. Jemari lentik miliknya tergenggam, merengkuh perlahan sebuah perangkat pintar yang layarnya menampilkan deretan teks yang dikombinasikan dengan gambar; dengan headline tentang pasangan per-anggota. Halaman web yang ia kunjungi pada dasarnya bukanlah laman resmi milik agensi; hanya sebuah portal yang diramaikan oleh kelompok fans, namun bisa dibilang cukup hebat karena mempengaruhi kepopuleran suatu group.

Kim muda menggeleng ringan, ketika mendapati beberapa komentar yang men-judge dirinya sebagai pihak ketiga; atau bahkan dengan tega-teganya menyatakan opini bahwa Seungmin adalah perusak hubungan. Entah bagaimana caranya sehingga hipotesa kurang ajar seperti itu bisa dengan mudahnya tersebar, setelah sebelumnya hanya terposting di kolom komentar kini sudah terpasang cantik dengan embel-embel forum baru maupun artikel baru.

Pemilik suara unik dengan paras manis itu tersenyum—kembali—namun terlihat jika itu adalah topeng belaka.

Tubuh yang kini berbalut kemeja berwarna baby blue yang melapisi sweater putih; dengan bawahan ripped jeans putih, coat denim selutut dan sebuah jaket hitam—lebih tepatnya coat—tebal yang membungkus tubuhnya yang menggigil, itu terlihat kian lemah (Seungmin memang mengenakan berlapis-lapis pakaian, ngomong-ngomong). Yang ternyata jika ditelaah dengan baik merupakan implementasi dari rasa sesak yang menghujam rongga dadanya.

Dan ternyata ada sosok yang sedari tadi mengawasi pergerakannya dalam diam, perlahan, penuh perasaan tanpa seorangpun tahu. Seperti biasa.

Selanjutnya pengumuman dari beberapa staf membuat sekelompok remaja yang beranjak dewasa itu menghentikan aktifitasnya sejenak. Atensi mereka secara otomatis terarah sempurna pada sosok wanita yang memegang beberapa bendel kertas yang kemungkinan berisi jadwal atau mungkin hanya arahan untuk kegiatan mereka satu hari kedepan.

Sementara itu, Hwang Hyunjin—si wajah grup—menghela napas. Punggung tegapnya ia sandarkan pada tiang penyangga di belakangnya. Tangan kekarnya ia lipat tepat di dada, membuat beberapa staf wanita harus menahan diri agar tidak menggila ditempat masing-masing. Wajah tampannya tampak datar; tak menampilkan ekspresi yang berarti, dengan tatapan yang sedari tadi ia fokuskan pada satu objek. Ya, dia tengah memperhatikan salah satu anggota vocal line di groupnya.

Ya, dialah yang selama ini selalu memperhatikan seorang Kim Seungmin. Mengawasi, mengontrol, mengasihi, dan tentunya mencintainya, tanpa seorangpun sadar dan tahu—kecuali dirinya dan Seungmin sendiri—. Pemuda yang dijuluki Hwangjanim itu kini tengah harap-harap cemas. Pasalnya dari apa yang ia dengar dari staf, hari ini mereka harus melakukan pengambilan gambar dengan terpisah, tidak utuh dengan seluruh anggota. Ia harap ia bisa satu kelompok dengan Seungmin.

"......Hyunjin akan satu kelompok dengan Seungmin dan Changbin." Suara seorang staf yang menggegelar berhasil membuat lamunan Hyunjin pecah, namun berbuah senyum tipis darinya. "Dan kalian akan menjalani syuting dengan menggunakan selfcam menuju ke Namsan, memasang gembok dan sebagainya. Mengerti?"

The Story of SeungJin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang