1

14 0 0
                                    

Yato itsuki. p .o .v

Hari ini merupakan pagi yang cerah bagiku tapi dalam beberapa detik kemudian suasana cerah itu berganti menjadi mendung saat aku melihat sosok paling kusayangi seumur hidupku di tabrak mobil.

"BRAKH!!!"

Semua yang berada di lokasi itu langsung berlari menggerumbungi perempuan paruh baya yang kini tergeletak tak bernyawa dengan kepala yang kini terlihat retak dan darah yang mengalir dengan derasnya ya, dia adl ibuku.

Aku berlari mencoba menerobos masuk kedalam kerumunan dan dengan susah payah pun akhirnya aku berdiri di depan jasad ibuku.

Air mata jernih keluar dari pelupuk mataku, kakiku terasa lemas, aku pun akhirnya terduduk dan berjalan merangkak mendekati jasad ibuku.

Ku pegang tubuhnya yang kini terasa sangat dingin seperti es, ku goyang tubuhnya sambil memanggil- manggil namanya agar dia bangun, tapi hasilnya nihil, dia tetap tidak bergerak dan itu membuatku berteriak-teriak putus asa, aku terus menggoyang tubuh ibuku dan berteriak dengan air mata yang terus keluar membanjiri membasahi pipiku.

Semua orang yang melihat hanya menundukkan kepala mereka dan menatapku dengan tatapan kasihan.

"IBU!!!, bangun bu!, ibu bangun...!"
Teriakku berkali-kali

"Hei!, cepat panggil Ambulan!, Tolong ibuku!!!, tolong!!!"
Teriakku lagi dengan nada serak dan putus asa.

Salah seorang laki-laki berjas hitam pun mendekatiku dan menyentuh pundakku pelan.

"Biar aku periksa, aku seorang dokter." kata laki-laki berjas hitam itu menyakinkanku.

Aku pun mengangguk dan mundur sedikit membiarkannya untuk memeriksa keadaan ibuku.

Laki-laki itu menyentuh leher ibuku mencari denyut nadi yang masih berdetak, tapi beberapa detik kemudian wajahnya langsung berubah pucat, dan murung, laki-laki itu pun berdiri mendekatiku dan menyentuh bahuku dengan raut bersalah.

"Maaf, ibumu sudah pergi, dia tidak bisa di selamatkan, maaf" kata laki-laki itu lalu undur diri pergi menjauh.

Akupun langsung berteriak seperti orang gila dan berlari menjauh dari kerumunan, orang-orang yang disana pun hanya memandangku sedih akan keadaanku sekarang.

~Keesokan harinya

Semua orang datang kerumah kontrakkanku dengan memakai pakaian serba hitam, aku pun juga mengenakan pakaian yang sama seperti mereka.

Kini aku duduk sambil memandang poto ibuku dengan tatapan kosong, banyak orang memandangku dengan wajah penuh prihatin dan kasihan,
Kini aku tinggal seorang diri, ayah, ibuku, kakakku, serta adikku kini pergi meninggalkanku seorang diri, Ayahku meninggal karna kecelakaan seperti ibuku, kakakku meninggal karna dibunuh oleh pacarnya sendiri, sedangkan adikku, ia meninggal karna penyakit hemophelia yang di deritanya karna tidak punya cukup uang untuk membayar pengobatan.

'Oh tuhan, apa kesalahanku padamu? Kenapa kau mengambil semua orang yang kusayangi dan berarti dalam hidupku, kenapa?' umpatku dalam hati, mataku kini masih terpaku di depan poto ibuku yang kupegang, tanpa kusangka air mataku keluar dan membasahi pipiku lagi.

Tiba-tiba datang seorang pria yang sangat ku kenali duduk di sebelahku dan menyentuh bahuku, dan hal itu justru membuatku kaget.

"Astaga!!!" kataku dengan wajah yang terkaget-kaget.

Sedangkan pria yang menyentuh bahuku tadi hanya tertawa geli melihat ekspresiku yang menurutnya lucu.

"Paman! Kau mengagetkanku!" kataku yang mulai emosi

"Ahahahaha, maaf, aku tadi tidak bermaksud mengagetkanmu yato"
Kata pria itu sambil tertawa.

"Hemp, senangya, melihat aku kaget?" tanyaku dengan tatapan sinis.

"Tidak juga," sahutnya yang sudah berhenti tertawa

"Sudah Lama tidak bertemuya..., yato," katanya dengan senyuman

"Ya, sudah lama sekali, aku tidak pernah menyangka paman akan datang melayat ke pemakaman ibu..." kataku dengan senyuman pahit.

"Emang kenapa, kau tidak suka ya..., lagi pula ibumu itukan kakak iparku dan keluargaku juga, jadi..., tidak ada salahnya aku datang kesini dan melayat, dan terlebih lagi kau adl keponakanku," jawabnya panjang lebar.

"Besok, apa rencanamu setelah pemakaman ibumu?, Kau akan tinggal dimana?" tanyanya

Aku pun menggelengkan kepala

"Tidak tau," jawabku singkat

"Kau mau tinggal bersamaku, aku tidak akan keberatanko..." katanya lagi dengan nada sedikit melembut.

"Emang boleh?" tanyaku

Pamanku pun tertawa

"Tentu saja boleh, kau itu sejak dari kecil udah aku anggap anak sendiri, jadi kamu bisa milih pindah atau jadi gelandangan engga punya tempat tinggal." katanya

Aku pun menundukkan kepalaku sejenak lalu mengangguk.

"Baguslah! Mulai besok kau sudah harus siap-siap berkemas, kita akan pergi ke AS besok."

Aku pun menatap pamanku sebentar dengan mulut menganga.

"Mulutlo kenapa? Ko menganga gitu?" tanya pamanku dengan tatapan Aneh.

Akupun menggelengkan kepala lalu tatapanku beralih menatap poto ibuku.

"Relain aja, entar kakak ipar nangis engga tenang gara-gara putranya" kata pamanku datar

Nih mulut mau di jontor aja ya, rasanya bikin emosi melulu...

'Emang paman sok muda bikin kesel'.
Umpatku dalam hati.

################################

Hai! Sory ya... Ceritanya dikit amat,

Ohya, kalo ada yang salah-salah mohon di komentarin ya...kaka-kaka yang ganteng ,yang cantik, yang baik

soalnya aku baru belajar ngebuat cerita hehehehe😙😙😙

the love story of sakura treeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang