Sabtu pagi nan indah. Waktunya berleha-leha. Setelah sholat subuh adalah waktu terbaik untuk tidur kembali. Bodo amatlah dengan sibungsu yang teriak dari tadi. Yang penting aku bisa bobok cantik.
"Mbakkkk.. antarin adek sekolah mbak!" Teriaknya yang memekakkan telingaku.
"Bodo amat.. bodo amatt...naik ojek loe sana" batinku.
"Mbakkk...ayokk .. bangun mbakkk... anterin adek mbak, sudah telat ini!"
"Berisikkk loe dek! bisa diem ngak?" Lama-lama jadi kesel, ngak bisa lihat orang nyantei
"Plisss mbakk" duhhhh kadang jadi ngak tega sendiri kalau melihat si bungsu sampe memohon begini. Biarpun kadang suka ngeselin, tapi luluh juga hati berbi.
"Yaaelahh.. ya sudah sana, panasin dulu si scoopy, mbak cuci muka dulu"
"oke sip. Makasih mbak ku sayang, cup!"
"Apaann sih loe dekkk!" Apaan coba main cium-cium segala.
"Jangan lupa gosok gigi mbak, hihihi"
"BAWELLLLLL!!"
…………
Pangkalan ojek jadi tempat terbaik di waktu pagi. Beraneka sarapan pagi berjejer di pinggir jalan. Ibaratnya, mereka melambaikan tangan minta di jamah!
"hey kamu, aku enak loh, pilih aku saja"
"apa lagi aku, cuaca pagi dingin begini menikmati kuah-kuahan, aku andalannya"
"aku saja, si ijo-ijo berkumpul jadi satu, sambil disiram kuah kacang. Hmmm..nikmat"
Kugelengkan kepalaku cepat. Halusinasi macam apa ini! tidak! Aku tidak gila! Tuhan tolong aku!
Sambil setia diatas scoopy, ku edarkan pandanganku pada setiap gerobak yang berjejer rapi. Kulihat satu persatu, menu sarapan apa yang akan ku pilih untuk pagi ini!
Dan pilihanku jatuh kepada..
Jreng..jreng..jreng
BUBUR AYAM MANG OJAK!
Yap, pilihanku jatuh pada gerobak bubur ayam mang ojak. Salah satu bubur ayam ter- Legend dikota ini.
Hmmm..nikmat sekali.
"Mang bungkus dua ya, Biasaa..."
Kataku terpotong
"Enggak pake kacang dan banyakin kecapnya? betul tidak? Dengan logat bandungnya, lembut-lembut gimana gitu.
"SIP! Mamang memang juara!. GPL! Gak Pake Lama ya Mang!"
Tiba-tiba
"Ayahh alsen au bubul itu yah" Sayup-sayup kudengar bocah kecil merengek pada ayahnya.
"Ayah"
"Ayah! Dengel alsen nomong ndak cih?" ihh gemes banget coba suaranya..
"Ihh cebel" nah loh pak anaknya merajuk tuh
"Ia arsen, ini sudah ayah pesan untuk arsen nak"
"tok lama yah?"
"ngantri sayang"
"telobot yah, telobot, alsen lapar yah"
Telobot? robot kah maksudnya? Pikir kerasku. Tapi kok aneh gitu.
Telobot? Telobot?
Ya ampun Serobot! tepok jidat deh!
Gila, Batita Zaman now sudah tahu SEROBOT? OMG, Ini anak, orang tuanya siapa sih, bisa ajarin budayakan ngantri ngak?.
Kualihkan pandanganku dari ponsel cantikku.
"Sudah mang? berapa mang ? tadi nambah sate ati ampelanya 2"
"30 rebu neng"
ku serahkan selembar uang biru.
"Ayah, itu bubul alsen tok di tasih tama ante endut itu yah"
Eh...Ante endut? aku?
Batita zaman Now, sudah bisa bedain gendut apa engga?. Oh tuhan.
"ayah, itu bubul alsen yah"
"bukan sayang, bubur arsen lagi dubuat"
sambil nenunjuk bubur yang ku pegang "yang itu bubur tantenya. sabar ya nak"
Nah loh pak, anaknya ngak sabaran banget sih, itu bubur di panci masih banyak kok, jadi tenang ya adek kecil.
Tapi tunggu dulu!
Kayak kenal sama itu bapak. Tapi Siapa ya?
------------
Jambi, 08 Mei 2018
Note:
Serobot: Mendahului
Merajuk : Marah
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggenggammu!
ChickLitKalau kita Jodoh, pasti kita dipersatukan! Dan kita memang jodoh, artinya 50.000 tahun sebelum langit diperkenalkan ke laut, Tuhan telah menuliskan namamu disisku. --------------------------------- Cerita ini bukan cerita yang mempunyai konflik yang...
