Kelas Ahra
Suasana kelas Ahra sangat membosankan. Semua siswa yang ada di kelasnya hanya diam menunggu bel istirahat.
"Ra, bel istirahat masih lama gak? Bosen banget nih gue."gerutu Ocha.
"Lima,..."
"Lima apa?"tanya Ocha sambil menatap Ahra.
"Empat,..."
"Empat apa lagi?"ucap Ocha bingung.
Eyra yang melihat itupun hanya tersemyum geli.
"Tiga, dua, satu"ucap Ahra lalu tersenyum.
Tidak lama setelah itu, akhirnya bel istirahatpun berbunyi. Semua siswa langsung bersorak yes. Gurupun meninggalkan kelas yang diikuti oleh beberapa siswa.
"Akhirnya pelajaran yang membosankan ini selesai juga."ucap Ocha dengan bahagia.
"Eh awas ntar guru itu denger gimana? Kan bisa repot kita."sahut Eyra memperingatkan.
"Bodo, iyakan Ra?"ucap Ocha padaku.
Aku hanya menanggapinya dengan senyuman dan sedikit gerakan kepala.
"Kalian berdua tuh yah, kompak banget soal apapun"ujar Eyra yang agak kesal.
"Mendingan sekarang kita ke kantin aja daripada ntar makin gak enak suasananya"ajakku pada mereka berdua.
Merekapun setuju. Kami beranjak keluar kelas.
"Caca"panggil seseorang saat kami tepat berada di depan pintu kelas.
"Hai my love"sapa orang tersebut.
"Apaan sih Vin ini itu sekolah"ucapku pada Vino.
"Apaan sih Ra sirik aja lo. Gue kan kesini buat my love Caca"protes Vino.
"Sumpah pengin muntah gue dengernya."sahutku.
"Tau tuh Vino, masa manggil kek gitu di sekolahan, norak tau gak"ujar Eyra.
"Eh, wahai para jones kenapa sih kalian sirik mulu ke gue?"tanya Vino nyolot.
"Siapa yang sirik. Lagian sirik kok sama orang yang norak kaya elo"jawab Eyra.
"Cha kamu kok gak belain aku sih!"gerutunya karena mulai merasa terkalahkan.
"Kayanya apa yang dibilang sahabatku gak semuanya salah deh"jelas Ocha.
"Kok malah belain mereka sih gak belain aku! Aku kan pacar kamu Cha"protes Vino mengingatkan.
"Gak gitu Vin, tapi lebih baik kalo kita gak manggil kaya gitu kalo lagi di sekolah"pinta Ocha.
"Kenapa?"tanya Vino kesal.
"Kamu kan osis terus aku kan ikut pramuka, nanti apa jadinya adik kelas kita kalo kakak kelasnya aja kaya kita"terang Ocha.
Vinopun mengerti dan kami memutuskan untuk berbaikan lagi. Tiba-tiba Kak Liam datang menghampiri kami.
"Ada apa kak?"tanyaku saat dia sudah berada dekat denganku.
"Kakak mau tau lebih dalam tentang sekolah ini, jadi kakak kesini mau minta temenin kamu keliling sekolah"jawab kak Liam.
"Oh gitu. mendingan kakak kelilingnya sama Vino aja, dia kan osis jadi pasti lebih tau banyak tentang sekolah ini"ucapku.
"Lah kok gue sih! Btw dia siapa?"tanya Vino padaku.
"Kenalin gue Wiliam, saudaranya Ahra. Gue murid baru kelas 12 di sini"sapa kak Liam lalu mengajak Vino berjabat tangan.
"Gue Ravino, lo bisa panggil gue Vino"ucapa Vino sambil membalas uluran tangan kak Liam.
"Eh, gue harus panggil elo apa?"lanjut Vino.
"Liam, lo bisa panggil gue Liam"jawab kak Liam.
Setelah selesai berkenalan, merekapun mulai keliling sekolah. Aku dan kedua sahabatku pergi ke kantin.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe Happy Ending
Teen FictionHati yang terus tersakiti oleh cinta masa lalu, akankah takdir indah datang kepadanya?