Chapter 6 : Promise...

397 49 1
                                    

Seoul

Kini JoonMyeon sedang mencari cara agar dia bisa menaklukkan hati Ibunya dan membuat JiSoo percaya.

...

"Appa, apakah harus kabur saja ke Swiss?" JoonMyeon meminta pendapat kepada Ayahnya.

Ayahnya membuang nafasnya kasar.

“JoonMyeon... Kau yakin akan menerima resikonya?” Appanya meyakinkan JoonMyeon.

“Ne... Appa mendukung aku kan?”

“Lalu, kamu mau pergi ke Swiss lagi kapan?”

JoonMyeon kemudian menatap wajah Ayahnya.

...

“JoonMyeon kau mau kemana?” Ibu nya JoonMyeon mengejar JoonMyeon karena yang tiba-tiba keluar rumah dengan membawa koper.

Kemudian JoonMyeon berbalik ke arah Ibunya.

“Eomma...” lirih JoonMyeon kemudian dia langsung berlari menuju Ibunya dan memeluk erat Ibunya kemudian JoonMyeon langsung menangis. Ayahnya hanya melihat kejadian ini dari kejauhan.

Kemudian JoonMyeon dengan pelan-pelan dia melepas pelukannya dan terlihat di situ, Ibunya juga menangis. Kemudian JoonMyeon langsung menggenggam tangan Ibunya erat.

“Eomma, aku akan tunjukkan pada Eomma. Kalau aku sudah menemukan seorang wanita yang aku cintai setelah Eomma. Aku akan yakinkan kepada Eomma, bahwa wanita yang kupilih adalah wanita yang baik. Baik untuk aku, Eomma, dan Appa. Aku tidak sembarang memilih wanita. Ketika aku memilih seorang wanita aku ingin jika wanita itu seperti Eomma. Tapi, tidak ada yang bisa menyamakan Eomma. Karena Eomma wanita yang paling terbaik, teristimewa dalam hidupku. Jadi, mungkin tidak ada wanita yang sebaik Eomma, termasuk JiSoo.”

JoonMyeon sukses, membuat Ibunya menangis, terisak, tidak bisa bicara apapun.

“Eomma, tolong restui hubunganku dengan JiSoo. Aku akan kembali ke Swiss untuk meyakinkan JiSoo dan menepati janjiku.”

Kemudian, Ibunya mengusap kepala JoonMyeon lembut.

“Nak... Hikss...” Ibunya mulai bicara.

“Ternyata, JoonMyeon yang Eomma kenal, bukan bayi lagi. Kau sudah dewasa. Dan bisa berkata seperti itu.”

“Jika... Kau mau pergi, pergi saja. Eomma tidak bisa mencegahmu.”

“Eom.. Eomma... Apa Eomma merestui hubunganku dengan JiSoo?” tanya JoonMyeon.

“Jika Eomma merestui, Eomma akan menyusulmu.” Jawab Ibunya.

“Aku akan selalu berdo’a, agar Eomma menyusul ke Swiss. Aku pamit dulu Eomma, Appa.” Kemudian JoonMyeon berlalu meninggalkan Ibu dan Ayahnya.

Ibunya masih tetap menangis. Melihat Ibunya masih menangis, Ayahnya menghampiri Ibunya kemudian memeluknya untuk menenangkan tak lama mereka melepas pelukannya.

“Sekarang kau mau bagaimana? JoonMyeon adalah anak yang baik, pasti dia memilih wanita yang baik. Walaupun wanita itu tidak kaya, atau sudah janda. JoonMyeon sangat mencintainya. Lihat sekarang, dia berusaha menepati janjinya untuk menikahi JiSoo. Dia bukan bayi lagi kan, seperti yang kau bilang tadi. Dia sudah bisa membedakan mana yang pantas mana yang tidak.” Ayahnya mencoba meluluhkan hati Ibunya.

...

“Semua lelaki itu sama. Tak ada yang sebaik Ayah atau pun Kakakku.”

Dalam lamunannya dia bergumam. Tak terasa air matanya sudah membasahi pipinya. Kini dia sedang menjalani aktivitasnya. Memotret. Dan sedang duduk di tempat biasa ia istirahat setelah memotret. Biasanya dia akan didatangi JoonMyeon, tapi sekarang mungkin tidak akan lagi. Karena JiSoo benar-benar ingin melupakan JoonMyeon. Rasanya ia hanya ingin hidup bersama Kakak dan seorang wanita yang sudah dianggap sebagai Ibunya.

Love in Swiss (Move on) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang