Roshni duduk diam dan melihat orang ramai merayakan pesta wedding beda usia.
Gadis itu menatap sinis pada Faisal yang sedang berbicara pada para pengusaha lain,lalu ibunya sedang berbicara juga pada yang lain.
Berbeda."Dasar!",ucap Roshni dengan kesal dan sesekali menghentak kaki ke lantai.
"Mau sampai runtuh Rosh? Kau itu kesal atau cemburu".
Roshni berbalik dan menatap orang di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan. Kesal,marah,dingin,datar mencampur jadi satu. Susah di tebak raut wajahnya. Intinya dia sedang kesal berat.
"Sudah puas?",ucap Roshni singkat dan kembali menatap lurus ke depan. Saat semua bahagia,dirinya sendiri tidak ada yang peduli. Mungkin lebih baik mati,pikirnya bodoh.
"Ayolah Rosh,kau itu kenapa? Harusnya kau bahagia melihat ibu mu menikah. Tapi,pasti kau kesal karena ibu mu dapat CEO muda kan? Sedang kan kau masih single",ejeknya.
-plukkkkk-
Sesuatu berhasil mendarat di jidat lelaki itu,membuatnya meringis sakit. Heels yang di lempar Roshni sangatlah keras,untung lebih keras kepalanya dan tidak pecah atau pun berdarah. Yash menghela nafasnya berat dan ikut berdiri di samping Roshni.
"Rosh?"panggil Yash.
"Ehmm! Aku ingin sendiri Yash,kau pergi saja atau pulang. Kau juga harus mengurus foto di kantor kan? Lagi pula sebentar lagi pesta ini selesai kok",ucap Roshni dengan cuek tanpa melihat Yash.
"Kau yakin? Kantor kan libur kau yang bilang itu kemarin. Masa iya,aku harus ke kantor hari ini. Besok baru ke kantor. Cerita saja jika kau ada masalah,aku itu setia mendengarkan walau terkadang membuat ngantuk".
Roshni menggeleng pelan,dirinya tidak mau ibunya menikah apalagi sekarang beda usia. Bahkan Faisal lebih cocok jadi kakaknya atau jadi kekasihnya.
What! Kekasih? Tidak,Roshni sangat tidak suka pada Faisal bagaimana bisa dia berpikiran untuk jadi kekasih. Atau lama-lama jadi suami."Hey!"gertak Yash yang sedari memperhatikan Roshni yang geleng-geleng sendiri kadang bergidik ngeri. "Are you ok,Rosh? Fine? Or not!".
"I'm fine Yash,don't worry",ucap Roshni berusaha tenang saat sadar dengan sikapnya tadi ternyata membuat Yash sedikit heran.
"Cerita saja,aku itu penasehat yang baik dan mau mendengarkan apapun yang kau bilang. Please".
Roshni pun beralih duduk,duduk di kursi yang ada.
Memijat pelan pelipis pelan sambil menghela nafas berkali-kali,mengumpulkan kekuatan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya selama ini.
Yash ikut duduk di samping Roshni,memperhatikan bos muda yang cantik itu. Dirinya sebagai karyawan juga merangkap teman pun tidak tega melihat Rosh yang tampak tertekan."Yash,aku jujur dan tidak mau ibu menikah lagi? Aku takut di akan menderita,siapa yang tau jika ayah tiri ku. Si mr. Darwin itu baik seperti mendiang ayah. Apa aku tampak salah karena melarang ibu untuk menikah?"ucap Roshni pelan,lirih dan sesak. Mata lentik itu terlihat menahan butiran bening kristal agar tidak jatuh,dia tidak ingin menangis di hadapan orang. Baginya memalukan apalagi di depan Yash.
"Kau tidak salah".
"Lalu? Aku sudah menyuruh ibu untuk membatalkan ini semua! Tapi dia beralasan agar aku tidak sendirian di rumah. Sangat cepat sekali Yash,ayahku baru pergi dan ibuku sudah menikah lagi. Bahkan aku tidak mau punya ayah tiri",isak Roshni sekarang,air mata itu sudah tidak dapat di bendung. Lelehan bening di pipi mulus Roshni.
"Sudah Rosh,ini mungkin takdir ibu mu untuk menikah lagi. Lagipula dia juga masih agak muda. Dia pasti masih butuh teman hidup,kau mengerti kan. Puber ke dua" ucap Yash.
"Tapi bukan begini? Justru dia menaruh diriku di neraka! Saat ibu pergi aku hanya berdua dengan dia! Lalu apa yang terjadi,apa aku harus was-was setiap saat".
Yash terdiam sejenak,berpikir secara logika agar gadis ini tenang sedikit. "Dengarlah Rosh,kau jangan berpikiran buruk dulu. Jika kau tidak nyaman,kau bisa tidur di rumahku kan ada mama ku juga. Atau di rumah Reem,atau jika mau kami bisa menemani mu di kantor".
Roshni terisak,ucapan Yash tampak ada benar juga. Dia bisa aman di rumah Yash bersama ibu Yash atau di rumah reem. Lebih tepatnya apartemen saja,karena keluarga Reem di india. Mengusap kadar air mata itu,bahkan tampilan cantik itu berantakan karna air mata Roshni.
******
Pesta telah usai.
Sekarang hanya terlihat banyak sampah yang berserakan. Roshni pun muak saat melihat Faisal dan Emma,ibu Roshni duduk mengobrol dengan hangat."Kenapa ibu tega pada ayah? Bahkan,ayah baru beberapa bulan menikah. Dan kau,ibu sudah menikah lagi". Batin Roshni dengan sesak melanda hati.
Tepukan pelan di pundak,membuat dirinya sedikit terlonjak kaget dan melihat siapa yang menepuk pundaknya. "Reem? Ya ada apa? Kau mau pulang ya".
"Ya,aku mau pulang. Kau kenapa tampak sedih begitu? Cemburu ya? Makanya cepat cari kekasih dan menikah",ujar Reem sedikit terkekeh.
Roshni hanya menunduk lalu melirik ke arah dua orang tuanya,dan lebih tepatnya ibu kandungnya juga ayah tiri.
"Reem? Aku mau ikut denganmu. Aku merasa tidak nyaman jika setelah ini. Bisakah aku menginap di apartemen mu selama beberapa hari? Kau mau kan,jika tidak aku akan ke rumah Yash saja",ujar Roshni sambil menggenggam tangan Reem. Terasa dingin panas.
"Kau sakit? Kau juga mulai pucat sekarang,dan panas dingin Rosh. Sebaiknya kau ke rumah",kata Reem dengan kuatir. Tapi Roshni cuma menggeleng pelan.
"Tidak apa-apa. Diriku hanya lelah,ayo Reem",ucap Roshni.
Reem pun mengangguk dan mengajak Roshni pulang ke apartemennya. Tidak enak sebenarnya,dilihat Roshni cuma diam dan agak pucat. Bahkan tadi tangannya terasa panas dingin,tinggal di apartemen itu bukan pemikiran yang bagus jika Roshni sakit. Lebih baik besama Yash,Roshni dapat di rawat ibu Yash.
"Rosh? Kita ke dokter saja ya? Aku kuatir dengan dirimu",ucap Reem.
Sekali lagi gadis itu cuma menggeleng pelan dan bersandar di mobil. Yah,Roshni minta di antar supir. "Tidak apa Reem,aku baik-baik saja kok. Cuma pusing sedikit karena lelah tadi. Kau tau kan banyak teman-teman mendiang ayah yang mengenali diriku juga anak-anak mereka".
"Dear,kau sakit. Jangan bilang tidak apa-apa! Aku tidak mau terjadi sesuatu kepada dirimu sekarang,aku akan telfon dokter pribadi mu dan menyuruhnya datang nanti. Bagaimana pun kau harus di obati",omel Reem panjang lebar namun hanya di tanggapi senyuman kecil oleh Roshni.
"Bahkan cuma sahabat yang mengerti diriku saat orang tuaku tidak peduli dan hanya peduli akan kesenangannya hari ini. Tuhan,jika aku mati apa dia akan menyesal? Aku pikir tidak akan menyesal karena dia bisa mendapat penganti diriku dari ayah tiriku itu".
"Rosh?",panggil Reem yang sedikit membuyarkan lamunan pendek Roshni.
"Aku mau istirahat sebentar Reem,pusing sekali kepala ku",Lirihnya dengan perlahan Memejamkan mata. Reem hanya mengangguk dan menyelimuti Roshni dengan kain yang ada di tas.
"Aku tau kau pasti lelah Rosh,hatimu tidak terima jika bibi menikah lagi. Ayah tiri mu pantas menjadi suami mu atau kakak mu. Bukan ayah tiri mu",gumam Reem dengan pelan,tangannya menggosok-gosok telapak tangan Roshni agar hangat selalu.
Mobil melaju di jalanan kota yang ramai. Jam sibuk bagi orang bekerja 24 jam. Kota yang hampir tidak tidur ini adalah gudang uang jika mau berusaha,tapi neraka jika menyerah. Hanya nekat yang buat sukses atau rasa yang menyertai niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Father My Husband.
Romancemy future my destiny. so,apa yang kalian pikirkan jika ayah tiri mu menikah dan selingkuh dengan putrinya sendiri? its crazy. begitulah,suami ibu ku yang umurnya terpaut 2 tahun denganku. Harus menjadi ayah tiri ku,tidak di sangka dan tidak terduga...