enam

669 26 4
                                    

"Hahahaha...."

"Team! Come on, kenapa bisa kalah sama perempuan. Ayo kita bisa"

Bola voli pantai sejenak untuk melepas rasa tegang dan sebelum pergi dari pulau Maldives yang cantik serta menawan. Sebab esok hari mereka akan pergi untuk trip ke negara seberang.

"Yash! Kau enak bilang begitu, kami di bagian tengah dan kau cuma wasit! Curang." Seru salah seorang karyawan yang lelah dan duduk dipasir putih.

"Huhuhu... Banyak alasan, bilang saja kalian para lelaki tidak bisa voli diatas pasir. Kalian cuma terbiasa memegang kamera dan kabel juga alat potret saja," kata Reem yang memakai kain pantai. Diikat dipinggang rampingnya, rambut yang dicepol asal serta bikini pantai yang biasa dipakai tiap gadis modern.

"Diamlah kalian, kami lebih tangguh daripada kalian semua. Wanita hanya bisa merengek jika dalam masalah"

Yash pun terdiam melihat perdebatan dihadapannya. Bingung memilih yaBg akan dibela, satu temannya dan satu lagi teman juga.

******

India

India adalah negri hindustan yang cukup terkenal dengan adat budaya juga agama yang banyak tradisi. Salah satu terparah dan jarang diketahui adalah India salah satu negara terbising dan dapat membuat tuli telinga. Tidak heran jika banyak yang memakai earphone saat diluar rumah dan beraktifitas.

"India? Wow, aku rindu tanah air ku tercinta. Ehm Yash, kau membuat aku pulang kampung. Negara tersayangku," kata Reem dengan penuh berbinar dan menatap indah bendera dibandara.

"Reem? Kau pulang ke rumah nih? Aku rasa Yash tau isi hatimu yang rindu rumah. Hahahaha... Ayo Reem saat break aja kami jalan-jalan. Apalagi perhiasan disini sangat indah"

"Ya, aku ingin pakai saree juga perlengkapan lain dari sini"

"Ini kerja bukan liburan kawan-kawan! Ingat! Cepat kita ke hotel, oh ya kita disini tidak lama hanya sebentar. Paling cuma 2 hari saja, tujuan kita Taj Mahal dan kuil bersejarah disini. Aku sudah share lokasi tapi kurang pasti. Dan kau Reem yang lebih tau ini juga bahasa dab tulisan Hindi," ucap Yash dengan tegas dan pergi berjalan ke pintu kedatangan dan mengantri untuk mengambil koper.

Reem berlari lalu sejajar dengan pria yang bersikap tegas tadi, menatap terus hingga orang yang dilihatnya menatap langsung kepada Reem. "Yash? Aku mohon, aku sudah tidak lama pulang kesini. Aku ingin berjalan-jalan seharian. Aku rindu negara ku Yash, aku janji setelah aku puas kita bekerja full day. Sesuai aturan yang kau buat"

"Hmmm..."

"Yash? Aku mohon, mengertilah. Bahkan aku hampir lupa bahasaku juga aksara yang menjadi jati diriku. Aku mohon kepada dirimu, Yash? Please," Reem menatap dengan mata baby face yang membuat Yash mengangguk mengalah.

"Ya ya pergilah, aku tunggu kalian di hotel ya. Ingat hanya sampai pukul 4 sore saja. Tidak lebih dari jam yang aku bilang, jika bukan karena kau aku tidak akan menuruti itu!" Kata Yash sambil mengambil satu persatu koper besar dari roda berjalan itu. Reem mengecup pipi Yash dan berlari pergi dengan wajah yang senang tidak peduli banyak orang yang menatapnya heran.

Navy, Mumbai
Maharasta India

Reem juga dengan gadis model lainnya berbelanja baju juga kain, tidak lupa perhiasan.

"Bangels, aku sudah lama tidak pernah pakai ini lagi. Aku punya namun sudah patah semua. Aku mau beli banyak sekali" seru Reem.

"Ini keren sobat! Bunyi gelang ini bagus sekali juga warnanya, aku juga akan beli untuk aku buat kenangan dari sini. Ada lonceng juga di tiap gelang yang khusus"

"Pak aku mau ini? Berapa harganya?" Tanya Reem dengan bahasa hindi yang khas sekali dan membuat temannya terbengong mendengar. Fasih dan tampak bukan Reem.

"1,5 rupe" jawab seorang penjual.

"Tolong berikan aku 5 kotak besar berisik gelang bangels biasa,keroncong dan gelang yang ada kerincing lonceng" ucap Reem dengan bahagia dan merogoh uang di dompetnya.

"Reem? Ini bukan kau? Kau sangat keren tadi, inikah Reem yang hebat sedang bernostalgia di negaranya?" Tanya seorang teman Reem. Anita

"Reem Sheikh, ingat nama itu. Marga hindi itu namaku. So, aku pandai untuk ini. Lagipula aku sebenarnya juga hampir lupa bicara hindi. Tapi setelah aku coba beberapa kata aku ingat semuanya," gadis itu memberikan sejumlah uang rupe kepada penjual dan dia juga memilih gelang yang ditata di kotak besar. 5 kotak gelang yang cantik berada ditas tangan nya.

"Kau tukar uang kapan"

"Aku? Ini uang sudah lama aku simpan, dan aku bawa selalu untuk berjaga-jaga. Dan akhirnya uang ini terpakai juga dinegara ku. Kembali ke asalnya" sahut Reem dan berjalan lebih dulu menuju jalanan untuk mencegat taksi.

Jam baru menunjukan pukul 2 siang tetapi jalanan yang macet juga kendaraan yang sulit dinaiki akan memakan waktu. Hafal sekali dan sangat dominan. Bahkan tingkah laku Reem bukan bagai Reem yang dulu tetapi ini berbanding terbalik sekali.

"Dear? Aku sangat senang sekali, ini adalah saat liburan dan kerja yang luar biasa hebat" ucap Reem yang tengah memasuki lobby hotel tempat mereka menginap.

Tapi langkah itu terhenti saat melihat Yash berdiri tepat dihadapan mereka dengan disertai tatapan yang mengerikan. Deathglare. Pria itu memakai kaca mata bening khasnya sambil berjalan santai tapi berat bagai menyeret beban emosi yang besar.

"Hy Yash, kau mau keluar ya? Oh aku tau kau juga ingin jalan-jalan sebentar kan." Reem menepuk bahu Yash dengan tanpa sadar rasa salahnya, sedangkan rekan model Reem malah diam lalu jalan pergi lebih dulu.

"Kau lupa jam berapa sekarang? Ini lewat jam yang aku berikan pada kalian, harus on time. Reem sameer, kau harus bisa tepat waktu. Lihat kau bahkan lewat dari waktunya. Sekarang pukul berapa?" Yash menggomel sembari menunjuk-nunjuk jam didinding, tapi sama sekali tidak digubris oleh gadis manis itu. Malah senyum saja yang diperlihatkan.

"Cuma lewat 30 menit saja kan, tidak masalah. Itu saja kok dibuat besar." Katanya dengan santai lalu pergi begitu saja meninggalkan Yash yang masih diam ditempat.

"Dasar, gadis itu sangat tidak ada takutnya. Harus tegas gimana lagi, ini bukan liburan saja kan tapi ini adalah kerja keras. Reem, kau harus kerja ekstra sekali besok." Gumam Yash disertai senyum licik, entah ada rencana apa yang ada dipikirkannya. Hanya Yash yang mengerti.

My Father My Husband.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang