Rain POV
Pagi pagi buta aku bangun dari tidur ku yang tidak nyenyak akibat mimpi buruk. Ya, ak mimpi Brian datang kedalam kehidupan ku lagi. Mungkin ini dikarenakan aku sangat mencintainya, dan belum mengikhlaskannya. Menurut ku, mengikhlaskan orang yang ku sayang itu sulit, apalagi ia adalah cinta pertama ku. Aku hanya berharap agar dapat bertemu dengan Brian lagi. Aku merindukannya.
"Bri, aku kangen. Kapan kita bisa kaya dulu lagi?" guman Rain sambil terisak.
"Aku sadar kalau aku banyak salah sama kamu, aku mohon kamu kembali" tangis Rain semakin jadi. Hal itu menyebabkan Chole terbangun dari tidurnya dan menghampiri adik kesayangannya itu.
"Dek udah... Brian udah bahagia disana, jangan bikin dia sedih liat kamu yang kaya gini. Dia ga suka liat kamu sedih terus, kamu harus kuat. Abang ga mau liat kamu sedih terus kaya gini dek." ucap Chole sambil menenangkan Rain. Chole tau seberapa besar perjuangan cinta mereka. Brian, lelaki yang membuat Rainan semangat untuk hidup dalam penderitaan penyakit yang ada ditubuh nya.
"Bang, Rain sayang Brian, kenapa Brian pergi duluan bang? Brian ga sayabg sama Rain? Dulu Brian janji sama Rain mah terus jagain Rain. Tapi apa bang? Brian pergi bang" tangis Rain semakin menjadi jadi. Chole menenangkan Rain dengan memeluk adik nya itu. Membiarkan tangisan adiknya tumpah di baju nya.
"Udah yaa, sekarang tidur lagi. Abang tidur di sofa. Jagain kamu" ucap Chole dengan lembut yang dibalas dengan anggukan oleh Rain.
Jam menunjukkan pukul 05.32 tetapi matahari sudah menunjukkan keberadaan nya. Chole membangunkan adik nya yang terlihat masih menutup matanya.
"Dek bangun... udh pagi lo sekolah nggak?" tanya Chole dengan lembut.
"Ngghhhhkkkk, nggak deh bang. Rain pusing" erang Rain yang membuat Chole panik, Chole menempelkan telapak tangannya didahi Rain. Panas. Karena Chole panik ia segera menggendong Rain dan membawanya kedokter. Chole membawa mobil dengan kecepatan diatas rata rata. Ia sangat takut jika adik nya kambuh.
"Dok gimna adik saya?" tanya Chole saat dokter keluar dari kamar Rain.
"Apakah anda keluarga Rainan? Jika iya maka ikut lah bersama saya" ujar dokter.
"Iya" jawab Chole sambil mengikuti sang dokter.
"Gimana dok?" tanya Chole.
"Apakah anda tau jika Rain tidak boleh terlalu stres?" tanya dokter
"Iya" jawab Chole
"Dia terlalu banyak pikiran yang membuat kesehatannya menurun sangat drastis. Ia juga sering meminum obat nya terlambat membuat 2 penyakit kanker nya berkembang biak dengan sangat cepat......" dokter itu menarik nafas kemudian melanjutkan perkataannya.
"Rainan saat ini sedan kritis dan ia harus segara ditangani" lanjut sang dokter.
"Lakukan yang terbaik untuk Rain, saya akan membayar berapa saja untuk kesehatannya" jawab Chole dengan muka datarnya. lalu ia meninggalkan ruangan dokter tersebut dan kembali kekamar Rainan.
Elo is calling
Hallo bang, gimana Rain?
Dia kritis lagi El, lo cepet kesini. Bawain baju baju Rain. Kabari orang dirumah juga.
ya bang, gue kesana. Lo udah makan?
Belom, ga usah pikir gue. Gue gapapa.
Ya bang.
Setelah itu telepon dimatikan oleh Chole. Ia sangat menyayangi Rain. Elo sahabat Rain jg sangat menyayangi Rain, bahkan Chole terharu melihat persahabatan adik bungsunya tersebut. Ia tak menyangka Elo bisa menemani Rain yang termasuk dalam kategori gadis manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainan
Teen FictionAku butuh kepastian, bukan harapan ! "Kapan lo peka akan perasaan gue?" kata Rainan dalam hati. "Aku akan selalu ada untuk mu sampai kapan pun" ujar Dhiyello. "Sorry, gue udah nyakitin lo. Tapi gue bener bener nyesel sama apa yg gue lakuin" ucap Lano