VI

6 6 0
                                    

“Aku berada di zona 5, tolong, aku bersembunyi disini, entahlah aku sudah lupa wilayah mana ini, tapi aku akan menyampaikan sesuatu yang tidak masuk akal. Aku kebal terhadap Virus Adeno Simplex. Entah kenapa, yang aku ingat orang tuaku berkorban nyawa untuk membeli satu tabung vaksin dan menyuntikkannya padaku. Entah kenapa aku bisa hidup. Aku hanya bertahan hidup dengan memakan dan membakar daging hewan liar disekitar sini. Tolong, siapapun itu.”

Pesan satu bait, yang selalu kudengar melalui radioku, aku selalu tertarik untuk mencari gadis itu, gadis yang tidak sengaja kutemukan pesannya melalui radio hasil rekayasaku. Awalnya aku tidak peduli, namun setiap hari, pukul 19.00, pesan itu selalu tersiar. Uniknya dia menyebutkan hewan apa yang dia buru setiap malamnya untuk membuktikan bahwa pesannya asli.

“Permisi” Sapaku.

“Siapa kau?” Tanyanya kaget.

Dia hanya gadis biasa, umurnya sekitar 15 tahunan. Tidak terlalu cantik, tapi manis, terlihat kotor, dan berantakan, namun dia sama sepertiku, separuh Yokai. Mutagen itu memberinya kemampuan berubah seperti kucing, dengan telinga dan ekor kucing. Dan melihat bekas luka dan gigitan yang ada di sekujur lengannya, dia terbukti kebal Virus Adeno Simplex.

“Peter Alderat, aku adalah prajurit garis depan. Namamu?”

“Lucy Dian, aku gadis normal yang separuh Yokai, apakah kau datang untuk menolongku?” tanyanya dengan wajah memelas.

“Ya, aku mendengar pesanmu, bahkan....” aku melepas topeng dan hoodieku, sekaligus membuka sedikit jubahku. Ekor dan telingaku muncul.

“....aku sama denganmu, separuh Yokai, hanya saja sejak didalam kandungan mutagen ini sudah bereaksi didalam tubuhku.” Terangku lebih jelas.

“Oh... begitu, sekarang bagaimana?”

“Peter! waktu kita hanya 5 menit untuk kembali, pastikan throtle jet dipinggangmu bekerja maksimal.” Seru rekanku dari radio.

“Baik.” Jawabku.

“5 menit? Tunggu, jet throtle dipinggangmu hanya bisa untuk mendorong satu orang saja, lebih baik kau tinggalkan aku, aku tidak punya kemampuan apapun selain cakar dan pendengaran, lebih baik aku menunggu bantuan selanjutnya.”

“Ssst.. Aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku bersumpah akan menyelamatkan dirimu dari sini dan memastikan hidupmu aman di Zona aman.”

“Peter Alderat, waktu kita 4 menit, aku sudah hampir sampai, jangan diam ditempat !” Pusat mulai berseru, seakan lupa bahwa aku kebal terhadap virus Adeno Simplex.

“Baik.”Jawabku bosan.

“Naik kepunggungku.” Perintahku.

“Eh..” Lucy sudah naik, dan aku mulai melesat.

Kemampuan berlariku lebih dari cukup, jet throtle kugunakan untuk membuat ringan langkahku.

40, 60, 120, 150 km/jam. 4 menit lebih dari cukup bagiku untuk sampai.

AishtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang