"Nayeon sayang~" panggil Jungkook, kekasih Nayeon.
"Kau sudah datang?" tanya Nayeon.
"Sudah, ayo pulang!" ajak Jungkook yang dibalas anggukan oleh Nayeon.
"Sana cepat pergi!" usir Jihyo.
"Makanya cepat cari kekasih sana! Jangan berharap pada bihun terus." ejek Nayeon.
"Pergi atau aku doakan kalian cepat putus." ancam Jihyo.
Nayeon dan Jungkook pun bergegas pergi meninggalkan Jihyo sambil tertawa.
"Hh menyebalkan." gerutu Jihyo.
"Jihyo!"
Jihyo menoleh, "Ada apa, ya?"
"Boleh aku meminta pertolonganmu?" tanya Seulgi.
"Apa yang bisa kutolong?"
"Ah, sangat susah menjelaskannya. Ikut aku saja." ucap Seulgi sambil menarik lengan Jihyo. Jihyo hanya bisa pasrah.
Sampailah mereka di gudang sekolah yang sepi ini.
"Kau memintaku membantumu membersihkan gudang, kan?" tebak Jihyo.
Seulgi tertawa, "ah, tidak."
Jihyo bingung.
Proookk...proookk...
"Primadona kita sudah hadir di sini." ucap Yeri.
"Ada apa ini?" tanya Jihyo.
"Kau pasti bosan kan memiliki wajah yang seperti itu? Aku akan berbaik hati untuk mengubah wajahmu se-unik mungkin. Aku baik, kan?" ucap Yeri.
"Kalian aneh." balas Jihyo yang langsung bergegas pergi namun Seulgi menahan Jihyo.
"Kau mau pergi ke mana, ha? Jangan harap kau bisa pergi." ucap Seulgi.
"Lepaskan aku." lirih Jihyo.
"Kau lihat apa yang kubawa? Ini pisau." ucap Seulgi sambil memperlihatkan pisaunya.
"Siapa bilang itu garpu." batin Jihyo.
"Langsung gores dia saja, Seul!" perintah Yeri. Seulgi pun mengiyakan.
"Jangan kumohon...aku salah apa?" tanya Jihyo.
"Ah banyak bicara!"
"Lepaskan."
Itu bukan suara Jihyo, Seulgi, maupun Yeri. Tapi Sehun.
"S-sehun?" tanya Yeri gelagapan.
Seulgi langsung melepaskan cengkramannya pada Jihyo. Jihyo langsung berlari ke belakang Sehun.
"Jangan ganggu atau keluar dari sekolah." kalimat terpanjang yang pernah dikeluarkan oleh seorang Oh Sehun.
"B-baik kita akan pergi. M-maafkan aku, Jihyo." ucap Yeri dan Seulgi lalu pergi meninggalkan Jihyo dan Sehun di gudang yang sepi ini.
Jihyo gugup, baru kali ini dia bisa sedekat ini dengan Sehun. Dan, Sehun menolongnya? Itu membuat seluruh tubuh Jihyo melemas.
"T-terimakasih b-banyak. Sekali l-lagi terimakasih." ucap Jihyo. Jihyo memutuskan untuk pergi.
"Tunggu."
'Deg'
"Ah sial, kenapa jadi gugup begini?" batin Jihyo.
"Mau ke kantin bersamaku sebentar?" tanya Sehun.
Rasanya Jihyo ingin mati saja.
"Kau terlalu banyak berpikir." ucap Sehun yang menarik tangan Jihyo. Jihyo lagi-lagi hanya bisa pasrah.
Di kantin
Canggung. Itu yang dirasakan Jihyo sekarang. Sepertinya Jihyo harus memulai pembicaraan ini.
"B-bagaimana bisa kau tahu aku di sana? Ah maksudku aku, Seulgi, dan Yeri ada di sana?" tanya Jihyo.
Sehun terkekeh, "Tadi aku sedang mengambil meja di gudang. Aku tidak sengaja mendengar rencana Seulgi dan Yeri untuk menghancurkanmu."
"Ternyata kau orang yang hangat, ya?"
"Apa aku terlihat tidak hangat selama ini?" tanya Sehun.
Ingin rasanya Jihyo memukul Sehun agar dia sadar. Tapi, dia tidak tega.
"Aku pikir dengan sikapku yang 'terlihat' dingin ini tidak ada yang menyukaiku." ucap Sehun.
"Kau pasti sudah tahu jika kau punya fanbase dan banyak perempuan yang mengejarmu." balas Jihyo.
"Termasuk kau?" tanya Sehun.
Jihyo tertohok.
"Diam berarti iya. Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan." ucap Sehun.
"Jadi, kau mempunyai gebetan?" tanya Jihyo polos.
"Iya."
"Siapa?" tanya Jihyo.
"Yang sedang bertanya." jawab Sehun lalu meninggalkan Jihyo yang sedang bingung.
"Tunggu aku!" seru Jihyo.
♎♎♎
Wqwqwq gadanta banget ceritanya😅