[BC] Thank U, Next

679 44 7
                                    


Aku berpacaran dengan Bangchan kurang lebih 3 tahun. 3 tahun bukanlah waktu yang cepat untuk mempertahankan sebuah hubungan. Jujur—aku tidak pernah bosan—tidak pernah.

Malah aku curiga jika Bangchan yang bosan denganku. Kenapa aku berpikir seperti itu? Ya, karena dia berubah—tentunya, memangnya apa lagi?

Berbuah bagaimana? Dia menjadi bersikap dingin kepadaku, dia jarang memberi kabar dan membalas pesanku, dia selalu beralasan jika kuajak pergi, dia selalu bermain ponselnya saat bersamaku, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan 'baru'nya akhir-akhir ini.

Aku selalu memakluminya jika dia sibuk, mungkin karena efek dia bekerja di kantor. Tapi semakin lama aku semakin muak dengan tingkahnya. Hari ulang tahunku masih lama dan anniversary kita juga masih lama. Tentu ini bukan prank atau semacamnya. Apa perlu kuakhiri semua ini? 3 tahun yang kita jalani berakhir seperti ini?

Tentu tidak, aku akan meminta penjelasannya terlebih dahulu. Aku sudah memintanya bertemu denganku di sebuah café. Pastinya dia beralasan untuk tidak hadir, tapi aku memaksanya.

"Sudah lama menunggu?" Tanyanya.

"Ah, tidak. Maaf jika aku mengganggumu. Tapi ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu."

"Apa? Sepertinya penting." Terkanya. Tentu saja ini penting—bagiku—bukan baginya.

"Apa akhir-akhir ini kau merasa bosan dengan hubungan kita? Em, maksudku—sepertinya kau sudah tidak ingin memiliki hubungan denganku lagi. Kau selalu tidak memiliki waktu untukku."

Bangchan ingin menjawabnya tapi kusela, "sebentar, kau tahu sesuatu? Setiap kali kuajak pergi kau selalu beralasan, setiap kali kita ketemy kau selalu sibuk dengan ponselmu, kau jarang memberiku kabar, dan kau jarang membalas pesanku. Aku seperti tidak punya pacar. Aku maklum kau sibuk karena kerja kantoranmu itu. Tapi tidak satu kali dua kali, ini sudah kesekian kalinya kau begini. Aku akan mundur jika memang itu jalannya. Aku tidak apa, toh kau juga tidak akan merasa kehilanganku."

"J—Jihyo, dengarkan aku dulu." Mataku menjadi panas entah kenapa. "Aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu. Aku tahu ini salahku karena aku tidak bersikap selayaknya pacar untukmu. Tapi aku punya alasannya."

"Apa? Apa alasanmu?" Tanyaku.

"Aku tidak diperbolehkan memiliki pacar, itu syarat untuk menjadi model di kantorku. Aku tidak boleh terlihat bersama dengan seorang wanita, itu akan membuatku gagal berkarir." Jelasnya.

"Lalu kenapa kau tidak bilang padaku? Jika kau bilang padaku aku akan mengerti, aku tidak akan menghubungimu."

"Itu yang sulit untukku, Jihyo. Aku takut kita semakin menjauh. Aku tidak mau membebanimu. Aku—"

"Cukup! Kau malah membuat aku terbebani saat kau diam-diam menjadi berubah! Kita bisa bicarakan ini matang-matang, Bangchan. Kau tidak bisa terbuka padaku. Lebih baik kita akhiri. Aku pergi." Finalku.

Bangchan menahan tanganku. "Tunggu, semudah itu kau memutuskanku? Ha? 3 tahun kita berakhir seperti ini?"

Aku menangis, "kau yang memulainya. Kau yang memulai semuanya."

"Maafkan aku. Sekarang semuanya sudah jelas. Mari kita perbaiki diri kita masing-masing. Aku tidak mau hubungan kita berakhir seperti ini. Ayo aku antar kau pulang."

"Kita masih berpacaran?" Tanyaku sambil menetralkan nafas.

"Tentu. Hehe." Jawabnya sambil tersenyum lebar. Perasaanku menghangat. Dasar lemah kau, Jihyo.

"Ayo kita pulang." Sambungnya dengan menarik tanganku menuju mobilnya.







...













[ HOT NEWS ] Model tampan, Bangchan, dating?

[HOT] Bangchan si model yang menjadi idaman wanita dating dengan seorang model juga?

[GOOD NEWS] Bangchan dating dengan seorang model?

Aku memegangi kepalaku—pusing. Bisa-bisanya dia terkena skandal dating disaat masa berjayanya? Bersama dengan seorang model? Jelas itu bukan diriku. Lalu siapa wanita itu?

Aku pun mulai menghubungi nomor milik Bangchan, tetapi nomornya sedang tidak aktif. Ah, di mana dia?

Aku memutuskan untuk menghubunginya besok.






Keeseokan harinya, aku melupakan semua niatku kemarin. Aku kecewa—sangat kecewa. Bisa-bisa dia mengonfirmasi bahwa berita dating itu benar adanya? Di mana pikirannya itu?

Apakah itu juga bagian dari pekerjaannya? Sebegitunya dia menarik perhatian netizen? Crazy.

Jelas aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sudah jauh dari kata sehat. Aku tidak bisa menjalani hubungan yang seperti ini. Katanya dia tidak mau menyia-nyiakan hubungan 3 tahun kita ini? Tapi nyatanya apa? Dia malah seperti itu. Okey, thank you, next and bye!

Dia belum membalas pesanku. Yah, aku sudah sangat tidak peduli dengannya. Semoga dia senang. Dan tentunya aku juga akan lebih bahagia darinya.








...







Hai, ada yang kangen aku ga? Hehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Park Jihyo + K.Idols Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang