Loving you is my favorite mistake, and if that wrong, I won't to be right
Anggie✨Bagi sebagian orang mungkin upacara adalah hal paling menyebalkan sedunia. Berjemur di bawah sinar matahari sambil berdiri dan mendengarkan amanat yang panjang lebar. Itupun yang dirasakan Yura dan Anggie.
"Ngie, panas banget, gue gak bakal kuat nih" Yura mengeluh untuk yang kesekian kalinya. Sementara Anggie hanya menggeleng santai alias pasrah dengan keadaan.
"Oh My God!" Tiba-tiba Yura berteriak keras. Sontak sebarisan menoleh ke arahnya.
"Ssst, apa si lu? Untung belum mulai upacarnya" Anggie menepuk bahu Yura kesal.
"Kak Raphael!" Yura menunjuk sosok cowok tinggi di samping kanannya yang berjarak sekitar dua meter.
"Wah ini mah lu semangat ikut upacaranya" tawa Anggie diiringi tawa teman-teman sekelas.
"Raphael! Raphael! Dicariin sama Yura nih" celetuk seseorang tiba-tiba. Muka Yura langsung memerah, ia mendongangkan kepalanya mencari sumber suara tadi.
"David!!" Yura langsung menyerukan nama itu sambil mencubit lengan cowok bernama David itu. Btw, dia juga teman sekelas Yura dan Anggie juga sahabat si Bastian.
"Aawh! Cie yang kesenengan mah beda" David menggoda Yura. Wajah Yura makin memerah karena malu bercampur kesal.
"Yur, si Kak Raphael ngeliatin lu woy, kayaknya dia denger deh yang David omongin" Anggie membuat Yura semakin malu lagi. Memang kenyataannya sih begitu, jelaslah Raphael dengar karena jarak mereka lumayan dekat dan teriakan David cukup keras.
"Jangan salting ya!" Bastian menimpali. Rasanya Yura ingin segera pergi dari tempat itu dan terbang entah kemana.
//
Upacara berakhir. Seluruh peserta dibubarkan. Lantas Yura dan Anggie berlari senang karena telah bebas dari 'penjara' sementara mereka itu.
"Agh! Yur, temenin gue jajan di SMA yuk, lumayan buat modus-modus dikit, lagian warung SMA lebih lengkap daripada warung SMP" kata Anggie begitu mereka masuk kelas.
"Eh boleh tuh, tapi jajanin ya" Yura memelas sambil menunjukkan wajah polosnya yang justru membuat orang terpingkal.
"Iya, iya, yuk" mereka pun menyusuri lorong menuju unit SMA. Jaraknya kurang lebih 2 meter dari unit SMP.
"Eh wait deh, mau liat gak?" Yura menghentikan langkahnya ketika melintas di depan mading.
"Apaan? Buruan yuk jajan" Anggie tampak kurang tertarik.
"Nilai UTS anak SMA, pasti ada nilai Kak Raphael sama Kak Sam!" sahut Yura.
"Really? Mana mana?" Anggie kini tampak bersemangat.
"Itu! Gila Kak Sam nilainya paling bagus euy! 98" Yura berdecak kagum.
"Hohoho, doi gue mah pinter, daripada Kak Raphael cuma dapet 62?" ledek Anggie.
"Biarin" balas Yura kesal. Ia menyesal mengajak Anggie melihat papan mading.
"Udah ah, hahaha" tawa Anggie.
Bagi sebagian orang mungkin lebih mengenal Raphael karena ia kiper tim futsal sekolah yang paling jago. Namun lepas dari itu Sam juga cukup terkenal karena otaknya yang 11 12 dengan otak Einstens.
Anggie tertawa renyah sedangkan Yura pura-pura ngambek. Uh lucu banget sih persahabatan mereka.
a/n
Absurd kah? Minta comment sama vote ya, makasih btw udah ngevote dan comment plus baca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE in the Unit Next Door
Teen FictionSuka sama anak SMA? Wajar kalau emang lu anak SMA! Tapi gimana ceritanya saat dua sahabat yang notabene anak SMP naksir kakak kelas SMA? Suka duka mereka buat dapeti hati si kakak kelas rupanya amat menarik. Mulai dari modus kelas kecil-sedang-b...