PART 1: Same Girls

85 11 5
                                    

Kamu hadir dari sebuah doa, senyummu datang berasal dari kerinduan terdalam-
✨Anggie

Teng! teng! Siapa sih yang gak kesel waktu denger bel bunyi pas lagi asyik jajan di kantin? Yura menoleh ke arah Anggie dengan wajah manyun.

"Gila ah, baru juga gue beli martabak mie, udah bel aja!" kata Yura.
"Ye, emang udah bel harusnya dari lima menit yang lalu" sahut Anggie santai sembari menyeruput jus mangganya.

"Eh, buruan yuk ke kelas! Jam pelajaran Bu Risa loh" ajak Yura tiba-tiba.

"Oh ya! Mana gue belum ngerjain PR, udah ah tar nyontek Sheryl aja" Anggie membuang cup jusnya lalu menarik tangan Yura untuk menjauhi kantin.

"Waaaaiiitt! Ngie! Temenin gue beli air mineral dulu!!! " secara mendadak Yura menghentikan langkahnya.

"Air?" Anggie melonggo namun ia tetap setia menemani sahabatnya itu untuk membeli air mineral. "Ehkm kayaknya misi lu ke sini bukan buat beli air ya?" sindir Anggie sembari menyikut siku Yura.

"Eh konek juga lu" Yura cengengesan. Senyumannya luluh seketika melihat wajah Raphael, anak unit sebelah alias SMA.

Yura dan Anggie memang bersekolah di sekolah yayasan. Yang memungkinan siswa akan menemui siswa dari unit lain, misalnya anak SMP bertemu anak SMA atau bahkan dengan anak SD dan TK.

"Cie cie cie" Anggie mendorong dorong tubuh Yura ketika berada dekat Raphael.

"Hush ah" Yura salting alias salah tingkah karena melting melihat wajah Raphael.

Raphael Nicklaus. Anak kelas 2 SMA di yayasan yang sama dengan Yura dan Anggie. Cowok yang terkenal karena kepiawaian menjadi kiper tim futsal sekolah itu adalah 'doi' Yura. Btw, Yura menyimpan rasa ini cukup lama loh. Bahkan sebelum Raphael putus dari Starla, cewek nan populer dan primadona di sekolah. Entah apa alasannya mereka putus namun hal tersebut mampu membuat hati Yura bahagia seketika.

"Aish, mau sampai kapan lu jadi patung di sini? Kak Raphael aja udah pergi" seru Anggie mengagetkan Yura yang asyik menatap Raphael yang pergi menjauh.

"Yah dia pergi" desah Yura sedih "Yuk ah, mending ke kelas aja" ajak Yura.

//

"Jadi inilah yang dimaksud dengan gerak semu matahari" celoteh Bu Risa tak menyusutkan semangat Anggie untuk melirik lirik jendela di sampingnya. For what? Karena Anggie lagi lirik lirik Kak Sam yang kelasnya berada di seberang sana alias gedung unit SMA.

Anggie dan Yura memang serba sama. Apa apa sama. Selera musik sama; keduanya suka jazz dan pop. Bahkan idol mereka sama; group band Why Don't We. Keduanya pun menyukai kakak kelas SMA namun berbeda orang. Yura asyik stalking Raphael sedangkan Anggie terpikat pesona Sam.

For ur information: Sam Roosevelt. Sama dengan Raphael, keduanya duduk di kelas 2 SMA. Yang membedakan keduanya adalah sifat hingga wajahnya.
Perbedaan:
Raphael anak futsal yang grusak-grusuk alias aktif lincah dan extrovert sedangkan Sam itu anak badminton yang calm,cuek dan introvert.
Raphael yang asli dari Sumatra Utara memiliki kulit sawo matang dan wajah yang bergaris tegas, kalau Sam yang notabene anak engko-engko memiliki kulit mulus dan putih serta wajah ganteng nan mendamaikan.

"Anggie!" Bu Risa mengetuk penghapus papan tulis berkali kali pada meja.

"Hah? Heh? Iya bu? " Anggie gelagapan menjawab.

"Jangan melamun!" sentak Bu Risa "apa arti dari korona?" lanjut Bu Risa dengan wajah garangnya.

"Eh apa ya? Eumm" Anggie terdiam sementara Yura yang berada di sampingnya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.

"Makanya kalau saya jelasin ya didengerin!!" Bu Risa terlihat malas untuk marah terlalu lama. Anggie mengangguk dan terdiam.

"Makanya jangan liatin Kak Sam mulu" Yura tertawa kecil setengah berbisik.

"Apa dah" Anggie kesal sendiri.

a/n
Gimana??? ^^ like gak? Comment ya:) btw kalau ada masukan ide silaka saja...

LOVE in the Unit Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang