Dia yang kuanggap hanya mimpi
Mengukir senyum kala mentari menghampiri dan perlahan menghilang melewati senja yang hampir menjadi
Dia yang mungkin hanya sebatas mimpi
Semburat merah merona menghias pipi, yang pergi berlalu tanpa menyisakan satu jawab yang pasti
Berjalan menyisakan suara khas yang menggema di lorong jalan iniDia yang kutahu tak seindah dalam mimpi
Tersenyum bagai bulan purnama, yang tak selalunya datang dalam malam yang sunyi
Bersinar matanya seteduh mentari kala menepi di kaki langit
Selaras dengan auranya kala memakai pakaian taqwa saat bermunajat kepada Sang IllahiDia yang kulihat dalam bingkai kenangan
Beriku bara api yang tak sanggup ku genggam
Yang pernah menuliskan aksara kosong dalam kertas putih tanpa nyawa
Yang pernah teruntai sepotong harapan nan semu dalam bisikan angin tak nampak nyataDia yang kini hanya kutemukan dalam doa
Meski hanya sesaat, doa itu kan terpanjat
Untukmu yang tak jelas hadirnya
Juga tak jelas kemana perginya
Kunantikan kembali caramu yang pernah hadirkan bahagia kala tersenyum dalam petangDiva_RA
Trenggalek, 9/3/18
KAMU SEDANG MEMBACA
DETIK (Derai Tiap Kata)
PoetryCover by : Diva_RA "Jika ucapan seseorang mampu mempengaruhi kondisi hatimu, itu artinya dia bicara dari hati"~Diva_RA~ Rank #22 puisicinta (25-8-2019) #1 puisikehidupan (25-8- 2019) #600 sajak (25-8- 2019) #302 sastra (25-8-2019) #1 puisi bahagia (...