7. Dia yang Hanya Mimpi

194 9 17
                                    

Dia yang kuanggap hanya mimpi
Mengukir senyum kala mentari menghampiri dan perlahan menghilang melewati senja yang hampir menjadi
Dia yang mungkin hanya sebatas mimpi
Semburat merah merona menghias pipi, yang pergi berlalu tanpa menyisakan satu jawab yang pasti
Berjalan menyisakan suara khas yang menggema di lorong jalan ini

Dia yang kutahu tak seindah dalam mimpi
Tersenyum bagai bulan purnama, yang tak selalunya datang dalam malam yang sunyi
Bersinar matanya seteduh mentari kala menepi di kaki langit
Selaras dengan auranya kala memakai pakaian taqwa saat bermunajat kepada Sang Illahi

Dia yang kulihat dalam bingkai kenangan
Beriku bara api yang tak sanggup ku genggam
Yang pernah menuliskan aksara kosong dalam kertas putih tanpa nyawa
Yang pernah teruntai sepotong harapan nan semu dalam bisikan angin tak nampak nyata

Dia yang kini hanya kutemukan dalam doa
Meski hanya sesaat, doa itu kan terpanjat
Untukmu yang tak jelas hadirnya
Juga tak jelas kemana perginya
Kunantikan kembali caramu yang pernah hadirkan bahagia kala tersenyum dalam petang

Diva_RA
Trenggalek, 9/3/18

DETIK (Derai Tiap Kata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang