Munajat Rindu

141 5 4
                                    

Dibawah langit senja, dengan perasaan yang masih sama, aku duduk termenung mengingat kisah lama. Ditemani secangkir kopi hitam dengan rasa khasnya, sambil memandangi kendaraan yang lalu lalang memenuhi jalanan kota.

Dulu, ini tempat paling teduh berbagi cerita hingga hilang rasa duka. Sampai ingin kumarah pada kepul asap kopi yang mengganggu, halangi manik mata kita untuk saling bertemu. Entah mengapa aku mengingatnya, mungkin aku terlalu rindu akan hadirmu, kenanganmu, dan segala sesuatu tentangmu.

Disini, setitik embun menggenang dipucuk dedaunan. Biru laut masih tetap sama meski awan sudah menghitam. Sepotong hati berharap cemas akan kembalinya senyum sang pujaan. Kuharap, penghuni langit titipkan rinduku pada setitik hujan yang basahi jendela kamarnya.

Andai jarak, ruang dan waktu berpihak kepadaku, kan kusambut pagimu dengan senyum terhangat bagai pelukan ibu.

Tuan... rasakah kau disana ???
Aku disini rindu bagai ditusuk sembilu
Namun kusadari kenyataan yang pilu
Hayalanku hanyalah bentuk lain dari kerinduan yang tak sampai kepadamu. Tapi, hingga detik ini aku masih merangkai kata, untuk menyampaikan rinduku untukmu yang terlukis dalam hayalanku.

Andai rindu kan menemui temu, ingin kutanyakan padamu
Masih adakah syair lagu yang kau senandungkan untukku ???
Masih bisakah kau mainkan nada-nada indah dibangku tua itu, dulu-- ???

Jika aku rindu, aku tak ingin memimpikanmu
Kau tau kenapa ???
Karena pepatah bilang, " yang menjadi kenyataan adalah kebalikan dari mimpi "
Maka, jangan datang dimimpiku, agar hadirmu menjadi nyataku

Aku tau... rindu ini akan tetap semu jika tidak menemui titik temu
Maka, maafkanlah aku yang lancang memahat rindu pada sosok dirimu

Tuhan.... bisakah kau singkirkan sedikit saja keresahan yang kurasakan ???
Tidak bisakah kau kendalikan rasa rindu yang tak berkesudahan ???
Bukan, bukan rindu ini yang kejam !!!
Sebab aku paham, harusnya rasa ini yang padam.

The colaboration of :

• @DRARDA
• @LailiIrfatun_
• @Nafillah17
• @NoorA_15

Trenggalek, 3/3/19
Teruntuk dia

DETIK (Derai Tiap Kata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang