Meminang Bidadari

4.7K 849 55
                                    

Seorang pemuda mendengar kabar bahwa di kampung sebelah ada seorang lelaki terhormat, jujur, dan saleh yang sedang mencari calon suami untuk anak gadisnya. Ia pun menyatakan niatnya untuk meminang si gadis.

"Sebelum Saudara meminang secara resmi, ada satu hal yang ingin saya beri tahukan perihal anak saya itu," kata laki-laki itu. "Anak saya buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Apakah Saudara masih tetap menginginkannya?"

Mendengar pernyataan laki-laki itu, sang pemuda terhenyak. Buta, tuli, bisu, dan lumpuh? Ia teringat pada sebuah kisah yang pernah dibacanya di selebaran salat Jumat. Ini pasti cuma ujian. Gadis itu memang buta, tapi buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tapi tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, tapi bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah. Dia juga lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat maksiat. Pasti itulah maksudnya.

Dengan mantap, pemuda itu menganggukkan kepala. 

"Saya bersedia," jawabnya, "tidak masalah anak Bapak buta, tuli, bisu, dan lumpuh."

Pemuda itu bersyukur sepenuh hatinya. Ia akan menikahi gadis yang salehah, masih suci, dan belum tercemari oleh kemaksiatan.

Lelaki itu pamit untuk masuk ke dalam. Tak lama kemudian ia kembali sambil mendorong sebuah kursi roda. Di atas kursi roda itu ada seorang perempuan dengan tatapan mata yang kosong dan kedua kaki yang telah teramputasi. 

"Inilah anak saya. Saya sangat bahagia, akhirnya setelah sekian lama ada juga pria yang datang melamarnya," ucap lelaki itu sambil tersenyum lebar.

Pemuda itu terdiam selama beberapa detik. Tanpa berbicara apa-apa, ia bangkit, lalu pergi dari rumah itu, meninggalkan lelaki yang terhormat, jujur, dan saleh itu bersama putrinya.

Sajadah Sombong dan Seperangkat Kisah-Kisah LainnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang