My First Love ( perubahan)
Menikah, artinya menerima satu paket. Sebuah rantai dari pejalanan dalam kehidupan, yaitu kehamilan.
Ketika masih sendiri, pernahkah terlintas bahwa pernikahan itu akan membuat hidup happy ending?pernahkah terpikir pernikahan adalah salah satu cara mengakhiri peliknya kehidupan? Pernahkah terpikir, dengan menikah kau akan hidup bahagia selamanya?
Kalau iya, mungkin kau salah menilai tentang pernikahan sobat. Mungkin kita sering terbuai, dengan tontonan masa kecil kita. Ingat tidak film ciderela,ketika dia berada dalam kesusahan, datanglah seorang pangeran yang memintanya memakai sepatu kaca, seketika itu hidupmu pun berubah. Hidup bahagia selamanya di istana nan megah.
Mungkin juga kadang kita suka terbuai dengan rayuan kisah putri salju. Ketika dia sudah tak bisa berkutik lagi, datanglah seorang pangeran tampan berkuda dengan ciumannya mengubah hidupmu seketika.
Tentu tidak.
Hidup tak sesingkat kisah cinderela. Begitupun hidup tak semudah putri salju.
Jangan pernah berkhayal menjadi bagian dari kisah-kisah tak realistis seperti itu.
Karena pada kenyataannya, hidup itu, walau sudah menikah sekalipun, kau tak kan pernah berakhir.
Bahkan kau akan menjadi penyambung kehidupan makhluk hidup lainnya. Tugas terberat sebagai khalifah di muka bumi ini. Tentu saja,setiap manusia adalah pemimpin yang akan di minta pertanggung jawabnya dalam mengarungi kehidupan.
Melalui proses kehamilan, adalah sebuah bagian dari perjalanan kehidupan yang tak terpisahkan. Mengayuhnya kau harus punya keahlian, kalau tak ingin kandas dan hanyut di lautan.
Saat kita, sebagai wanita yang fitrahnya ini adalah hamil dan melahirkan. Tentu saja harus memiliki bekal yang kuat.
Bukan sekedar gaya-gayaan ataupun ikut-ikutan karena persaingan antar teman.
Kau akan merasakan perubahan yang tak pernah kau alami sebelumnya, terutama bentuk tubuh.
Pada dasarnya, wanita itu sangat menyukai bertubuh ideal. Namun sayang, saat kehamilan tiba, kau tak akan merasa tubuhmu seideal sebelumnya.
“Bang, kok perutku jadi buncit ya.. “ucap seorang pengantin muda sambil mematut diri didepan cermin.
Kenapa pula cermin ini jadi tak bersahabat padanya. Andainya saja dia membawa cermin dari rumahnya sendiri, pastilah ia akan cantik seperti biasa. Pikiran ngawurnya berbicara.
Namun dengan santai sang suami menjawab, “kan sedang hamil. “
Masih belum puas dengan jawaban suaminya, sang istripun mulai berucap, “kalau hamil, emang harus buncit ya, “
Dia menyadari sepenuhnya itu pertanyaan bodoh. Tapi sudah alang, itu sebenarnya gambaran dari kekecewaannya terhadap perubahan tubuhnya.
Tubuh yang kian membesar disana-sini, memang membuat tak nyaman kalau tak biasa. Bersyukurlah kalau di saat seperti ini ada suami yang menguatkanmu kalau kau tetap cantik di matanya.
Si wanita mematut dirinya di cermin dengan pakaian terbaiknya. Di tambah jilbab yang menutup dada seperti kebiasaannya sehari-hari.
“Tuh kan… nggak bagus… jadi ceplak gitu.. “ujarnya setengah merajuk melihat pakaiannya yang mulai mencetak bentuk tubuhnya yang tak biasa.
Suami masih pura-pura cuek, sambil sesekali memperhatikan kelakuan sang istri yang sepertinya kurang kerjaan.
Si istri mulai membuka kembali lemari, memilih-milih pakaiannya lagi dan mengganti kembali pakaiannya. Kali ini dia memakai gamis yang paling lebar yang dia miliki. Dengan jilbab, bukan hanya menutupi dada, tapi juga perut dan bagian punggung yang menjulur panjang.
“Nah ini baru bagus, nggak nyeplak lagi. “ patut si istri di depan cermin, sambil sesekali tersenyum sumringah.
Sang suami berdiri, di raihnya tubuh istrinya dan memeluknya dari belakang.
“Kamu tetap cantik kok. Orang hamil itu seksi, nggak usah khawatir dengan pakaian yang nyeplak, “ ucapan suaminya.
Dia merasa ada semburat di pipinya dan membuat jantungnya seakan berdesir dengan ucapan suaminya itu.
“Apakah aku tak salah dengar? Inikah kalimat dari sosok yang biasanya pendiam itu? “batinnya lagi.
Terlepas dari gombal atau tidak, bohong atau jujur, dia senang mendengar ungkapan suaminya. Dan berharap suami terus menguatkan jiwanya yang seakan meragukan dirinya sendiri selama masa kehamilan.
Kehamilan itu berat, yang kita butuhkan adalah menciptakan suasana yang indah agar semua yang berat tadi nampak indah.
Seperti para pengangkat hantaran kala pernikahan tiba. Hantaran yang berat itu pasti akan menyenangkan saat di bawa, jika di hiasi dengan pernak pernik yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan
RomansaCerita yang mengingatkanku, bahwa hidup itu sungguh indah untuk disia-siakan