3

19 1 0
                                    

Author POV

Erika mulai tersadar dari pingsannya. Dengan perlahan dia mencoba membuka matanya.

Ini dimana?

Sambil mengerjapkan matanya Erika mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

Gue cium bau obat-obatan. Kayaknya gue di Rumah Sakit deh.

Tidak ada orang di ruangan itu selain dirinya. Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar itu. Muncul seorang laki-laki mengenakan kemeja dan celana kain. Terlihat rapi. Laki-laki itu lantas menghampiri Erika di ranjangnya.

"Loe udah siuman? Udah baikkan? " tanya laki-laki itu.

Erika memperhatikan laki-laki itu dari atas sampai ke bawah

"Anda siapa? " tanya Erika dengan wajah bingungnya. Dia merasa tidak pernah mengenal orang yang ada di depannya ini

"Loe tadi pingsan di tengah jalan, hampir aja mobil gue nabrak loe. Jadinya gue langsung bawa loe ke rumah sakit" kata laki-laki itu tanpa memperdulikan pertanyaan Erika.

"Ohh jadi mas yang tolongin saya, makasih yah" jawab Erika sopan sambil tersenyum

"Iya sama-sama. Gimana badan loe? Udah mendingan? " tanya laki-laki itu terlihat cemas

"Masih agak pusing, tapi udah mendingan kok mas" jawab Erika sambil menegakkan badannya untuk duduk.

"Ehh jangan manggil gue mas dong, serasa tua banget. Pake loe gue aja. Kenalin gue Mahendra, panggil Hendra aja" sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Erika.

"Oke Hendra" jawab Erika sambil menjabat tangan Hendra.

"Gue Erika, panggil Er aja"

"Btw, kayaknya tadi sebelum gue pingsan sepenuhnya gue ada dengar suara cowok lain deh. Dia yang gendong gue kan? Dia dimana? " tanya Erika karena merasa yakin kalau dia mendengar suara cowok lain selain Hendra sebelum dia tidak sadarkan diri.

"Ohh dia udah pergi, dia ada penerbangan ke Lombok sekarang. Sebenarnya dia pengen nungguin loe bangun dulu baru pergi tapi nanti dia ketinggalan pesawat, jadinya dia terpaksa pergi deh" jawab Hendra sambil memainkan hp miliknya.

"Yahh padahal gue pengen ngucapin makasih juga ke dia karna udah nolongin" Erika merasa sedih tidak sempat bertemu dengan cowok itu. Entah mengapa Erika merasa sedih saja...

Saat melihat Hendra sedang sibuk dengan hpnya seketika Erika teringat dengan hpnya.

"Tas gue dimana Hendra? "

"Tuh di meja samping loe"

Erika langsung mengambil tasnya dan mencari hp miliknya, tapi dia tidak menemukan benda pipih dan kecil itu.

"Hp gue mana? " tanya Erika dengan paniknya sambil terus membongkar isi tasnya

"Kayaknya ada di temen gue deh. Tunggu gue hubungi dia dulu" kata Hendra sambil memencet hpnya menghubungi seseorang.

"Halo bro loe udah sampe di bandara belum?

"......"

"Iya dia udah sadar. Dia nyariin loe"

"......"

"Udah gue bilangin sama dia. Btw, hp dia ada di loe gak? Dia nyari tuh"

"......"

"Yaelah kenapa gak loe kasih ke gue"

"......"

"Ya udah nanti gue sampein sama dia, safe flight bro" jawab Hendra memutuskan telepon dan berjalan ke arah Erika.

"Katanya hp loe kebawa sama dia di saku celananya. Waktu dia mau gendong loe dia lihat hp loe jatuh dari tas, karna gak sempat masukkin ke tas loe lagi jadi dia langsung masukkin ke kantong celananya"

"Trus hp gue gimana dong? Dia kapan balik dari Lombok? "

"Lusa baru dia balik. Katanya nanti dia sendiri yang balikin hp loe"

"Yaudah deh kalo gitu, gue bisa apa" jawab Erika dengan muka sedihnya

"Yaelah gak usah sedih kali, temen gue gak bakalan apa-apain hp loe kok. Mending loe kasihin gue nomor yang bisa temen gue hubungin kalo mau janjian dengan loe nanti"

Erika memberikan nomor telepon apartemennya.
Erika memang tinggal sendiri di apartemen. Saat SMA Erika tinggal bersama dengan orangtuanya, tapi saat lulus SMA Ayah Erika di pindah tugaskan kembali ke Jakarta. Erika memilih melanjutkan kuliahnya di Bandung dan memutuskan untuk tinggal di apartemen saja.

Akhirnya Erika sampai di apartemennya juga. Dia tidak diantar pulang dengan Hendra karena Hendra masih punya urusan mendadak. Erika tidak papa pulang sendiri, dia sudah merasa baikan. Dia sudah sangat bersyukur Hendra dan temannya mau menolongnya dan membayar biaya Rumah Sakit.

"Akhirnya gue sampai juga. Gue butuh tidur"

Erika sudah membersihkan diri dan memakai baju tidur, dia sudah siap bertemu dengan kasur dan bantalnya. Tiba-tiba perutnya berbunyi sangat keras.

Krruuuukkkk

"Ya ampun gue lupa, gue belum makan apa-apa dari pagi" Erika lantas melangkah keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Dia memilih untuk membuat nasi goreng saja.

Setelah makan Erika membaringkan tubuhnya di kasur. Dia kepikiran dengan hpnya saat ini. Dia bukannya tidak percaya dengan temannya Hendra, dia hanya khawatir orangtuanya menghubunginya dan cowok itu yang mengangkatnya.

"Eh kan hp gue lowbat jadi dia gak mungkin bisa angkat kalo ada telepon masuk" sibuk memikirkan nasib hpnya, perlahan Erika mulai memejamkan matanya dan terlelap.

-----------------------------------------------------------

Di lain tempat ada seseorang yang sedang gelisah, dia sibuk memperhatikan wajah seorang gadis di layar hp yang sedang dia charge. Orang itu tersenyum sambil mengusapkan jarinya pada layar.

Akhirnya gue ketemu dengan loe lagi....


Haihai
Bagaimana dengan part ini? Masih kurang panjang? Nanti aku panjangin lagi di part selanjutnya 😊
Makasih untuk semua yang mau menengok ceritaku 😘

VAREKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang