TIGA PULUH SATU

8K 285 18
                                    

Happy Reading☺
.
.
.

'Raefal POV'

Jam sudah pukul 22:00 WIB dan aku baru saja keluar dari kantor cabang. Rasanya sangat capek, jika saja ada Alecia disini. Semua rasa capek ku akan hilang begitu saja.

Mendadak, setelah mengingat nama Alecia. Aku teringat akan sesuatu. Aku dengan segera mengeluarkan ponsel ku yang berada di dalam tas.

10 missed call.
56  message received.

Aku terkejut bukan main saat mengetahui beberapa notif yang masuk diponsel ku. Semuanya dari Alecia. Dan bodohnya aku, kenapa ponsel ku saat itu dalam mode senyap.

Aku dengar segera menelpon Alecia kembali sebelum menuju apartemen.

Sudah 5 kali aku mencoba Menelpon Alecia. Tapi tidak kunjung diangkat.
"Sayang, angkat dong." ucap ku dengan mencoba menelfon Alecia kembali.

Aku menghela nafas frustasi ku, saat telpon ku tidak kunjung diangkat. Mungkin ia sedang tidur.
"Maaf." lirih ku sambil menatap langit malam.

°°°°

'Author POV'

"Ma, aku pergi sama Aileen ya." pamit Alecia sebelum pergi bersama Aileen.

"Mama ikut ya?" ucap Raina karena sebenarnya tidak mengizinkan Alecia untuk pergi sendirian dengan Aileen.

"Ih mama. Ara kan pingin jalan berdua. Udah lama juga ngga pergi bareng Aileen." ucap Alecia yang menolak jika Raina ikut.

Raina sedikit merasa cemas jika anak perempuannya itu pergi tanpa dirinya atau Raefal.
"Kamu bisa jaga diri kan?"

Alecia memgangguk saat Raina bertanya seperti itu. "Bisa lah. Ara kan udah gede. Gimana sih mama."

Tetap saja, perasaan Raina tidak karuan. Ingin saja Raina berteriak untuk menyuruh Alecia tidak jadi pergi. Tapi sama saja ia egois.
"Yaudah. Hati-hati ya." ucap Raina.

°°°°

Disisi lain, Raefal sedang menelpon Alecia kembali saat jam menunjukkan pukul 10 pagi.

Baru panggilan pertama, Alecia sudah mengangkatnya. Dan itu membuat Raefal lega.

"Syukurlah kamu angkat."

Raefal menghembuskan nafas leganya di depan layar laptopnya yang sedang menyala.

"Kenapa emang?"

"Maaf, kemarin aku lupa telfon kamu."

"It's okay. Aku tahu kamu sibuk disana."

"Syukurlah kamu ngga marah."

Aku sangat tahu jika Alecia sedang marah padaku. Tapi aku berpura-pura jika ia tidak marah padaku.

"Kamu sehat?"

"Iya."

Stay With Me, My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang