TIGA PULUH EMPAT

8.9K 319 19
                                    

Happy Reading☺
.
.
.

'Raefal POV'

Disini sangat sejuk. Angin berhembus menembus kulit ku. Tapi dimana aku?

Pantai? Kenapa ada laut di depan ku. Tapi pantai apa ini? Kenapa sangat sepi? Tidak ada pengunjung.

"Papa ganteng."

Aku mengenal nama panggilan itu. Tapi siapa yang memanggil? Aku melihat ke belakangku, tidak ada orang. Samping kiri dan samping kanan pun sama.

"Papa ganteng."

Suara itu terdengar kembali. Tapi siapa yang memanggil?

Aku berputar kembali, menghadap laut. Aku menyipitkan mataku sedikit saat melihat ada seorang anak kecil berjalan mendekat kearahku.

"Papa ganteng." panggilnya sekali lagi dengan tersenyum kearah ku.

Aku tidak tahu siapa gadis kecil ini. Dan kenapa ia tampak begitu akrab dengan ku.

"Cantik, siapa yang kamu panggil? Disini tidak ada orang." tanya ku dengan berlutut mensejajarkan tinggi ku dengan tingginya.

Gadis itu tidak menjawab. Ia bahkan terus tersenyum kearah ku.

"Apa kamu kehilangan orang tua? Sama siapa kamu disini?" tanya ku sekali lagi.

Dan lagi-lagi gadis kecil yang berada di hadapan ku tidak berbicara. Ia tampak asik tersenyum dan melihat ku.

Entah mengapa, aku suka melihat senyum manisnya. Aku memperhatikan setiap wajahnya. Mulai dari alis, mata, hidung, dan bibir.

Aku tertegun saat anak itu kembali berbicara. "Papa ganteng."

Aku menatapnya dengan percaya. Selama ini, panggilan itu hanya untuk calon anak ku. Apa dia anak ku?

"Mata dan hidung mu, kenapa mirip sekali dengan ku? Dan mulut mu juga, kenapa sangat mirip dengan Alecia?" tanya ku saat menyadari akan sesuatu.

Aku mengenali senyumnya. Senyumnya sangat mirip dengan senyum Alecia.

Gadis kecil itu tidak menjawab lagi. Ia hanya tersenyum, seolah memberiku teka-teki yang harus ku selesaikan.

"Jangan bersedih."

Hati ku seraya hancur saat gadis itu mengatakan supaya aku tidak bersedih. Aku mengulurkan tangan ku, meraih wajah cantiknya.

Aku mengusap lembut pipinya yang halus. Memegangi bibirnya yang tipis dan merah.

"Apa kamu anak ku?" tanya ku sambil menatapnya dengan mataku yang sudah berkaca-kaca.

Gadis itu tetap tersenyum dengan bibir mungilnya.
"Aku sayang mama dan papa."

Air mata ku meluncur seketika. Aku tidak bisa membendungnya lagi. Gadis dihadapan ku ini adalah anak ku dengan Alecia.

"Kamu tumbuh dengan baik nak." ucap ku dengan mengelus puncak kepalanya.

Senyum yang terus ia keluarkan membuat ku semakin sakit hati.
"Jangan sedih, papa ganteng."

Stay With Me, My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang