01

142 8 0
                                    

KRIIINGGG!! Alarm berbunyi menunjukkan pukul 04.00, Arleta segera bangun dan merapikan tempat tidur, tidak lupa ia Sholat Shubuh dan setelah itu mandi. Setelah itu ia segera turun tangga dan sarapan

    "Selamat pagi, Mama" sapa Arleta pada Emma, Mamanya Arleta.
    "Pagi juga, sayang" Balas Emma ramah kepada putri tercintanya ini. Tak lama kemudian, Aldo, kakak Arleta juga turun dan segera menyantap sarapan.
    "Aldo kok ga ngasih ucapan sih" Kata Emma sambil mengerucutkan bibirnya.
    "Oh iya, Aldo lupa, ma"
    "Pagi dek, Pagi ma" Sapa Aldo kepada dua orang wanita cantik didepannya.
    "Pagi juga, kak"
    "Pagi juga, Aldo" Balas Emma dan Arleta secara bersamaan tanpa direncakanan.

Setelah menyantap sarapan, Emma segera menuju mobil untuk mengantar anaknya sekolah dan ia pergi ke kantor. Kebetulan kantor Emma dan Sekolah anaknya tersebut satu arah. 10 menit perjalanan akhirnya sampai disekolah. Aldo dan Arleta segera turun dari mobil dan berpamitan
    "Aldo sekolah dulu ya, ma. Assalamualaikum"
    "Arleta juga ma, Assalamualaikum" Pamit Aldo dan Arleta setelah turun dari mobil.
    "Waalaikumsalam, yang rajin ya sekolahnya" Jawab Emma, lalu segera melajukan mobilnya lagi untuk pergi ke kantor.

Saat Arleta menuju ke kelasnya, ia tak sengaja berpapasan dengan Enzo dan dua kawannya. Jantung Arleta berdegup secara tiba-tiba, Arleta pun menunduk dan ia menabrak Enzo secara tidak sengaja karena tidak melihat depan, Arleta pun terjatuh.
    "Maaf kak, aku ga sengaja nabrak kak Enzo" Arleta pun segera berdiri dan meminta maaf kepada Enzo, jantung Arleta pun semakin berdegup kencang.
    "Ya" jawab Enzo sangat cuek. Tanpa menghiraukan Arleta, Enzo segera berjalan lagi ke kelasnya dengan kedua sahabatnya tersebut.

'Andai kamu tau, memendam perasaan itu ga gampang. Ini lebih sulit dari sekedar patah hati. Berpura-pura tidak peduli padahal setiap hari kamu selalu aku cari. Semoga dilain waktu kamu dan aku bisa bersama.'

Batin Arleta dengan mata yang masih menatap punggung Enzo. Dalam hati, ia sangat sedih. Ia berharap mendapat respon baik dari Enzo, namun nyatanya Enzo sangatlah cuek. Arleta pun segera berjalan lagi menuju kelasnya. Pikiran Arleta masih saja tetap tertuju pada Enzo, ia sangat mencintai Enzo meskipun hanya dalam diam dan dalam do'a.

    "ARLETA! Tumben lo dateng jam setengah 7, biasanya lo jam 6 aja udah dateng" Sambut Meira, salah satu sahabatnya dengan teriakan khasnya yang membuat telinga sakit.
    "Gapapa, gue tadi pas sarapan agak lama soalnya sambil ngobrol-ngobrol gitu" Jawab Arleta dengan wajah agak sedikit lesu.
    "Ta, lo tadi papasan ya sama Kak Enzo? Terus lo nabrak dia kan? Ceritain dong kejadian selanjutnya hehehe" Tiba-tiba Steffi dan Indi datang. Arleta kaget sekaligus bingung, bagaimana Steffi bisa tau kejadian itu.
    "Loh kok, lo tau darimana fi?" Tanya Arleta dengan wajah kebingungan.
    "WHAT? Arleta papasan sama Enzo? Jatung lo ga copot tuh?" Tanya Meira dengan heboh sendiri
    "Iya jadi tadi tuh gua kan sama Indi ke kantin trus gua ngeliat si Arleta nabrak Enzo pas jalan, lo nunduk mulu sih, Ta" Jelas Steffi sambil makan nasi bungkus yang ia beli di kantin
    "Tadi tuh gua deg-degan tau ga, makanya gua nunduk. Trus pas gua nabrak dia gua pake jatoh segala lagi, gua minta maaf ke dia tapi dia jawabnya cuek banget" Jawab Arleta menceritakan kejadian tadi
    "Kak Enzo itu orangnya emang cuek banget, bahkan dikelasnya aja dia cuek" Kata Indi sambil meminum milshake nya

    "Gua tau, dia sering jadi bahan bullyan juga dikelasnya soalnya penampilanya cengoh banget, tapi gua heran aja, dia pas kumpul sama anak-anak pramuka itu ga cuek loh, malah ngelawak dia" Kata Arleta kepada tiga sahabatnya itu
    "Iya banget, lagian lo kok bisa suka sih sama si Enzo? Lo tuh cantik, banyak yang suka sama lo tapi lo malah tetep suka sama si Enzo" Tanya Indi heran.
    "Iya Ta, Enzo itu ga ganteng, trus cuek, modelnya aja kayak cengoh-cengoh gimana gitu" Kata Steffi sambil mengedikan bahunya
    "Gua tetep suka sama dia, meskipun banyak orang yang nyeritain kekurangannya dia, gua tetep suka bahkan sayang sama dia" Jawab Arleta kekeuh.

Tiba-tiba bel sekolah pun berbunyi, seluruh siswa-siswi SMAN Nusantara pun segera berkumpul ke lapangan upacara untuk melaksanakan upacara bendera. Arleta dan teman-temanya pun juga menuju lapangan upacara. Saat akan menuju lapangan upacara, tiba-tiba ia berpapasan lagi dengan Enzo.

Arleta mencoba memberanikan diri memanggil Enzo.
    "Kak Enzo" sapa Arleta dengan senyuman manis diwajahnya.
Berharap mendapat senyuman dari Enzo tetapi malah responnya cuma mengagguk saja itupun tanpa senyuman.
    "Sabar Ta, Kak Enzo emang cuek gitu, ga usah terlalu dipikirin ya Ta" Kata Steffi sambil mengelus pundak Arleta. Arleta pun mengaggukan kepalanya dengan memaksakan senyum dibibirnya.

Setelah sampai dilapangan, upacara pun dimulai.
Bahkan saat upacara berlangsung, Arleta pun masih memikirkan Enzo sampai upacara selesai. Saat kembali ke kelas ia terus melamun
    "Ta, bengong mulu sih, depan lo ada got tuh" Kata Indi sambil menunjuk letak got tersebut
    "Eh? Iya iya untung lo ngingetin" Kata Arleta yang lepas dari lamunannya. Sebenarnya ketiga sahabatnya itu tau apa yang ada dilamunan Arleta.

    "Fi, temenin gua ke kantin dong, gua laper nih" Ajak Arleta sambil memegang perutnya
    "Yuk" Jawab Steffi singkat, sementara dua temannya menuju ke kelas.
Saat dikantin, Arleta memesan nasi bungkus untuk dimakan dikelas.
    "Ta, nih minum buat lo" Tiba-tiba Enzo datang dan memberikan matcha kepada Arleta. Jelas saja Arleta bahagia.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang