15

76 7 15
                                    

Tetapi,

Dugaanku semuanya salah.

Ia seperti tidak ada rasa cemburu padaku. Seperti biasanya. Aku jadi menyesal memiliki kekasih, apalagi kekasihku ini sudah terlanjur mencintaiku. Sedangkan aku tidak sama sekali mencintainya.

Apa aku harus memutuskannya?

Ah, mungkin tidak dulu.

Selang beberapa hari. Laki laki yang ia sukai malah menjalin hubungan dengan temanku satu kelas, teman dia juga. Ia terlihat suram sekali. Apa mungkin itu efeknya.

###

"Kenapa kau belum pulang?"

"Aku menunggumu."

"Tidak perlu, aku ada jadwal piket hari ini."

"Tidak apa. Aku akan menunggu diluar kelas."

Aku benar benar khawatir padanya saat dijadwal piketnya ini. Apalagi hari ini ia piket bersama perempuan itu, perempuan kekasih lelaki yang ia sukai. Namanya Yeri, ya perempuan yang telah menjadi kekasih laki laki yang ia sukai itu Yeri.

Ia terlihat jutek dan sangat kejam pada siapapun. Aku tidak ingin ia terluka hanya karena Yeri, perempuan tidak tau malu itu.

"Brak!"

Bentakan pintu yang sangat keras. Membuatku menoleh menghadap asal suara itu. Perempuan itu, Yeri. Bisa bisanya ia menutup pintu kelas dengan sangat kasar. Sepertinya ada yang aneh.

Aku segera masuk kedalam kelas setelah Yeri pergi meninggalkan sekolah. Aku membuka pintu kelas dengan perlahan dan mencari keberadaannya.

Aku pun menemukannya. Ia terduduk di bangku dengan wajah yang menunduk sembari memegang sapu yang ada di tangan kanannya.

Ada apa dengannya?

Aku segera mendekatinya untuk menanyakan apa yang telah terjadi, sambil menenangnkannya.

"Ada apa?"

"Tidak apa apa."

Ia membuang sapu yang ia pegang dan pergi keluar kelas tanpa harus menatapku sama sekali.

In Silent ;kth✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang