16

72 6 8
                                    

"Ya! Kau kenapa?"

Aku melihat matanya yang berkaca kaca sembari memperhatikan layar ponselnya. Ia hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaanku yang baru saja ku lontarkan. Dengan cepat aku mengambil ponselnya dengan kasar. Kemudian aku memperhatikan layar ponselnya, apa yang membuatnya bersedih seperti ini.

Ternyata, pesan dari temannya yang kuyakin juga ia adalah sahabatnya. Sahabatnya itu mengirimkan pesan ejekan padanya, apa ini yang membuatnya bersedih seperti ini?

"Ada apa kau bertengkar dengannya?"

Ia tidak menjawab masih saja mengalihkan pandangannya ke yang lain. Membuatku semakin khawatir.

###

Hari ini aku mengajaknya bersepeda untuk menenangkan hatinya. Kami bersepeda hanya berkeliling daerah sekitar rumah.

Saat bersepeda, kami melewati rumah sahabatnya. Dan aku melihat sahabatnya itu berada di luar rumahnya. Aku pun menghentikan sepedaku tepat di hadapan rumahnya.

"Ya! Lebih baik kau tidak perlu berteman lagi dengannya. Buat apa jadi sahabat jika kau selalu membuatnya bersedih."

Setelah mengeluarkan kata kata yang membuat hatiku terasa lega, aku dan dia pun kembali bersepeda. Saat di perjalanan, ia bertanya padaku.

"Apa yang kau lakukan tadi! Nanti dia akan marah lagi padaku."

"Tidak akan. Jika ia marah lagi padamu, aku akan balik memarahinya."

In Silent ;kth✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang