Saat aku mengedarkan pandangan ke seluruh aula pesta ada seseorang yang menarik perhatianku, dia adalah seorang wanita muda yang memakai gaun berwarna merah darah, berambut cokelat bergelombang yang disanggul keatas, beriris abu abu, kulitnya putih bersih seperti salju sangat kontras dengan gaun berwarna merah darah yang ia pakai.
Untuk beberapa detik aku terpesona oleh penampilan wanita itu. Saat aku sadar dari keadaan terpesonaku, aku sedikit berdeham untuk menghilangkan rasa canggungku. Aku berjalan pelan ke sudut ruangan sambil mengambil segelas wine dari pelayan.
Masih dengan wajah datarku, aku mengedarkan pandangan keseluruh ruang pesta dansa. Tidak lupa sesekali aku melirik ke arah wanita bergaun merah darah itu, ia terlihat bercakap-cakap dengan beberapa gadis bangsawan. Sesekali ia terlihat tersenyum tipis sambil mengangkat saputangan berwarna pink pucat ke depan bibir tipisnya.
Saat aku mengedarkan pandanganku ke arah pintu masuk aula, kulihat pelayan di samping pintu masuk yang bertugas mengumumkan nama tamu undangan meneriakkan nama raja Johnson III memasuki ruang pesta dansa.
Aula yang semula ricuh dan berantakan segera tenang dan semua orang didalam aula menepi memberikan jalan untuk raja Johnson III. Mereka memberikan salam serentak, begitu pula dengan aku.
Kulihat raja Johnson III melirik kearah ku, namun dengan cepat ia menarik kembali pandangannya dariku dan segera mengibaskan tangan kanannya tanda semua orang boleh bangun dari posisi hormatnya.
Ia berjalan pelan ke arah tahta di lantai 2 dan memerintahkan musik untuk dimainkan. Musik segera dimainkan tanda pesta dansa dimulai. Setelah ia duduk di atas tahta, ia memberi pandangan berarti padaku. Aku segera menaruh gelas anggurku pada nampan pelayan yang lewat di sampingku dan berjalan ke lantai 2.
Saat aku hampir sampai di depan tahta, kulihat wanita bergaun merah darah itu berdiri tepat di sisi kanan raja dengan seorang lelaki paruh baya. Saat jarak antara tahta dan diriku tinggal beberapa langkah lagi, mereka bertiga segera memandang ke arahku dengan berbagai ekspresi.
Raja Johnson III memandangku dengan ekspresi hormat, lelaki paruh baya itu memandang diriku dengan ekspresi sukacita dan.......kerinduan? serta wanita itu sedikit melihat kearahku lalu ia segera menundukkan kepalanya. Kelihatannya ia malu.
Aku tetap berjalan lurus ke arah tahta lalu memberi salam kepada raja. Setelah itu raja Johnson III berkata kepadaku "Duke Mendes IV perkenalkan ini adalah Duke Poetica dari kerajaan tetangga dan wanita disampingnya adalah putrinya, lady Seanna Abegayle Poetica." Kata raja Johnson III sambil mengarahkan telapak tangannya ke arah laki laki paruh baya dan wanita bergaun merah darah itu.
Aku tersenyum kecil dan memberikan penghormatan kepada Duke Poetica dan lady Seanna. Merekapun membalas penghormatanku dengan sopan.
"Senang bertemu dengan anda Duke Mendes IV, anda pasti sudah tahu tujuan kedatangan saya ke kerajaan Kanada ini bukan?" Kata Duke Poetica setelah kami saling memberikan salam.
"Tentu saja saya tahu tujuan kedatangan anda kesini Duke Poetica, raja Johnson III sudah memberi tahu saya maksud kedatangan anda." Balasku sambil tersenyum sopan.
"Kalau begitu, kalian berdua luangkan waktu untuk saling mengenal. Saya dan raja Johnson III akan membicarakan sesuatu" Kata Duke Poetica sambil menatap ke arah putrinya dan aku.
Yah setelah mendapat pengusiran secara halus dari Duke Poetica, aku mengajak Putri Seanna untuk berjalan jalan di taman istana. Kurasa dia adalah wanita yang menyenangkan dan menarik.
✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Vampire • Mendes √
FanfictionIt isn't my blood. I need somebody now. Cover by me Don't Copy My Stories!❤