7

132 7 0
                                    

Aku menghela nafas pelan sambil tersenyum kecil, sudah berapa ratus tahun yang lalu pertemuan pertama kita ini ya Seanna?

Kututup buku berwarna cokelat keemasan ini dan kukembalikan ke sudut meja. Setelah hening sejenak aku segera beranjak dari tempat dudukku dan berjalan ke arah pintu keluar.

Sebelum keluar dari ruangan ini, kupandang sekali lagi semua hal yang ada di dalam ruangan. Perlahan lahan tatapan mataku mendingin dan aku menggerakkan gigi sambil mengepalkan kedua tanganku.

"Seanna, jangan khawatir akan kubalaskan dendam kita. Sedikit lagi ya sedikit lagi, dia akan mengalami pembalasan yang lebih mengerikan daripada kematian. Akan kubuat dia memohon kepadaku untuk mati." Ucapku dalam.

Aku membalikkan badan dan berjalan ke arah lorong yang gelap. Perlahan lahan bayanganku hilang dari ruangan itu, seakan tak pernah ada seseorang yang berada di ruangan ini sebelumnya.

SEANNA POV

"Fiuhh..." Kuhembuskan nafas pelan saat jam pelajaran berakhir. Hampir saja aku tidak dapat mengikuti jam pelajaran. Untung saja tadi profesor Robert sedikit telat, yah walaupun tadi telatnya cuma 2 menit setelah aku duduk di kursi sih.

Kubereskan buku-buku dan alat tulis diatas mejaku dan kumasukkan mereka kedalam tas. Saat aku bersiap untuk meninggalkan ruang kelas... "SEANNA ANAKNYA PAPI STEVEN!!!!"

Akupun hampir jatuh tersungkur ke depan karena ada seseorang yang menepuk bahuku dengan keras dari belakang disertai dengan teriakan super keras bin melengking disamping telingaku.

Aku refleks menutup kedua telingaku dengan tanganku, setelah itu aku mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dalam hati aku berucap "Untung gue sabar."

Aku menoleh pelan kearah kananku dengan memaksakan senyum. Kulihat biang kerok disampingku tersenyum polos hingga aku ingin menepuk kepalanya lalu berkata "Kepala kamu kenapa? Kesuntik botox? Mau dianterin ke dokter? Atau rehabilitasi sekalian biar waras." Yah tapi kata-kata itu cuma di kepalaku aja sih.

"Iya ada apa Jung Eun Hee yang cantik jelita, anaknya papi Jung Suk yang super ganteng." Kataku sambil memaksakan senyum manis sambil menjiwit pelan pipi cubby gadis keturunan Korea disampingku.

"Hehe, jangan marah dong Seanna. Akukan cuma bercanda. Nanti aku traktir di kantin deh." Kata gadis bernama Eun Hee yang sedang menggoyang-goyangkan tanganku dengan muka super manja. Lalu ia mengangkat salah satu tangannya sambil membentuk huruf V.

Aku sudah terbiasa dengan kelakuan aneh bin ajaibnya, jadi biarin ajalah. "Beneran ya traktir, awas aja kalo kamu bohong." kataku sambil membuat muka pura-pura marah. Ia hanya menjawab ancamanku dengan senyum khasnya. Senyum yang bikin orang pengen nampol mukanya.

"Ok sip, kalo gitu udah diputusin hari ini Seanna harus ikut aku belanja di mall." Kata Eun Hee dengan muka gak bersalah.

"Lah ngapain kita sampai belanja di mall? Bukannya kita mau makan di kantin?" Kataku cengo. "Iya kita belanja di mall pas abis makan di kantin." Kata Eun Hee dengan senyum cerahnya.

Aku hanya menepuk jidat ku sambil berkata dalam hati "Ya Tuhan kenapa engkau berikan aku sahabat seperti ini????"

Kulihat Eun Hee yang ada disampingku, mukanya itu lho penuh pengharapan banget. Dengan terpaksa dan karena rasa tidak tega aku menjawab "Yaudah deh serah kamu aja."

"Yeay, Seanna emang yang paling baik dan ngertiin aku!!!" Ucapnya girang sambil melompat ke pelukanku. Aku yang tidak siap dengan serangan mendadaknya pun sedikit terhuyung kebelakang. Untung saja tidak sampai jatuh.

"Ok aku emang yang paling baik dan ngertiin kamu, udah ah lepasin pelukannya." Ucapku jengah sambil mencoba melepaskan pelukan Eun Hee.

"Hehe, Yaudah sekarang kita ke kantin yuk!" Ajak Eun Hee yang sudah melepaskan pelukannya lalu menarik tanganku ke arah pintu ruang kelas.

Handsome Vampire • Mendes √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang