"Jadi, sekarang aku adalah Avengers?"
"Ya dan kau akan membantu kami menyelamatkan dunia."
Para karakter berdasarkan tokoh-tokoh Marvel beserta pemainnya.
WARNING : gaje, bahasa absurd, SANGAT-SANGAT SLOW UPDATE, don't judge 'cause this's my first A...
Tessa sudah lama berdiri di hadapan pria ini, sejak tadi atrian tidak bergerak maju sedikit pun, dengan jengkel Tessa beranjak pergi keluar dari atrian itu.
"Huh!" ucapnya seraya membawa nampan kosong dan segera menghampiri Dave yang sedari tadi sudah menikmati makan siangnya. Dave terlihat sangat menikmati sandwichnya itu sehingga tidak merasa kalau Tessa sudah berada di sampingnya.
Prang!
Suara tersebut membuat Dave menolehkan wajahnya ke arah Tessa dan menatapnya bingung.
"Kenapa nampanmu masih kosong? Kau diet?" tanyanya sedikit bercanda.
Tessa hanya diam dan kemudian mengambil sandwich yang ada di nampan Dave dan memakannya.
"Huh..., eh ngomong-ngomong kamu sama Sophie itu kenapa sih? Kayak ada masalah" ucap Dave seraya membuka tutup air mineral.
"Davee, I don't want to talk about her right now, 'kay?" kata Tessa bosan.
Dave yang menyadari perubahan mood Tessa ketika membicarakan Sophie, segera meneguk air yang berada di kerongkongannya dan mencoba mencari topik lain untuk dibicarakan.
"Kalau begitu, malam ini jadi kan?" tanya Dave untuk mencairkan mood Tessa yang sedang down.
"Jadi dong! Nanti kamu yang bayarin aku ya~" ucap Tessa kembali bersemangat.
Dave mengangguk dan tak lama kemudian bel masuk berbunyi, Dave dan Tessa segera menghabiskan sandwich mereka dan bergegas menuju kelas untuk menghadapi Mrs. Rose yang galaknya minta ampun.
~~~~~
"Wahh, action figurenya banyak banget!!" ucap Tessa yang sudah berada di toko yang menyediakan action figure para Avengers. Tessa menoleh ke sana ke mari untuk mencari action figure yang di incarnya, seketika iris bluish-greennya menangkap benda incarannya.
"I find it! C'mon Dave" ucapnya seraya menarik lengan Dave yang sudah menemukan benda yang dicarinya.
"Oke, oke" ucapnya seraya mengikuti Tessa yang menarik lengannya dengan sangat kuat.
Mereka sampai di depan sebuah rak yang berisi puluhan action figure Captain America dan bukan hanya itu, di rak tetsebut juga terdapat poster lengkap dengan tanda tangan sang Captain. Akan tetapi, Tessa tak memyadari hal itu dia sibuk memikirkan action figure mana yang harus dia beli.
Manik Tessa melirik dari atas sampai bawah rak tersebut kemudian memalingkan wajahnya menghadap Dave yang berdiri di belakangnya.
"Ada apa?" tanya Dave bingung karena melihat wajah Tessa yang kebingungan.
"Dave, Aku...aku" Tessa menggantungkan kalimatnya dan kemudian tersenyum jail.
"Aku mau SEMUANYA!" rengek Tessa seraya menggenggam lengan kanan Dave dan menggoyangkannya.
Dave memutar kedua bola matanya dan tak sengaja dia mendapat ide.
"Aku tidak akan membelikanmu semuanya, tapi..." ucapnya yang membuat Tessa cemberut dan kemudian Dave menyuruh Tessa untuk menutup kedua matanya dengan telapak tangannya sendiri.
"Kenapa aku harus tutup mata?" tanya Tessa heran seraya melakukan apa yang disuruh Dave.
"Sudahlah, lakukan saja" jawab Dave dan dia segera berjalan menuju poster Captain America yang berada di samping rak tersebut kemudian mengambil salah satunya.
"Sekarang kau boleh membuka matamu" ucap Dave seraya memperlihatkan Tessa poster yang dibawanya.
Manik Tessa membesar karena terkejut dan kemudian dia memeluk Dave dengan erat.
"Thanks Dave, you're my bestest friend!" ucap Tessa dan kemudian mereka pergi ke kasir untuk membayar benda yang telah mereka beli.
Meanwhile
Seorang pria bersurai pirang terlihat sedang menuangkan susu ke gelas, dan saat pria itu berbalik dia mendapati seseorang yang tengah duduk di kursi yang terletak tepat di depannya, pria itupun segera menghampirinya dan kemudian duduk didepannya.
"Bagaimana?" tanya pria tersebut.
Orang itu hanya diam dan menatap pria itu dengan tatapan matanya yang tajam.
"Kau berhasil membunuhnya?" tanya pria tersebut seraya meneguk susu yang sejak tadi tak tersentuh olehnya.
"Ya, Bucky berhasil membunuhnya" jawab seorang gadis yang entah sejak kapan sudah berada di hadapan mereka berdua.
Menoleh ke arah sang pemilik suara, pria tersebut tersenyum dan kemudian kembali menatap Bucky yang sedari tadi hanya diam.
"Bagus" ucap pria yang bernama Alexander Pierce tersebut.
Selang beberapa menit, tak sengaja seorang wanita memasuki ruangan tetsebut untuk mengambil bendanya yang tertinggal, akan tetapi betapa terkejutnya dia saat mendapati sang pemilik rumah tengah berbicara dengan dua orang yang tak dikenalinya. Tanpa menunggu perintah dari sang pemilik rumah, gadis yang berada di hadapan mereka berdua segera menembak wanita itu hingga tiga peluru menembus bagian dada kiri, dada kanan, dan perut wanita tersebut.
"Kau memang yang terbaik, Sophie" ucap Pierce.
"Tentu saja" jawabnya seraya menyimpan pistolnya kembali, kemudian berbalik menghadap Pierce dan Bucky dengan tatapan dinginnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___________________________________
Jadi...gimana chap 2nya? Gaje? Aneh? Maklum lah author masih pemula :'). Btw, jangan lupa vote dan komen ya, krisar juga boleh. Makasih juga yang udah mau baca ni cerita :v.
Well, see ya at next chapter guys. Bye! [16/05/18]