Bosan. Satu kata yang sangat menggambarkan Atta sekarang. Ia dipaksa menghadiri acara pegelaran musik hanya karena anak sahabat mamanya akan tampil disana! Bagaimana ia tidak kesal dengan ketidakadilan dalam hidupnya ini.
"Ta, jangan liat hp mulu! itu dia anaknya kawan mama"
Reta, sibuk mengenalkan anaknya kepada anak sahabatnya.
dan apa reaksi anaknya?
hanya melengos dan kembali bermain hp!
Sungguh tak bisa dipercaya.
"Hai, melodi ini kusembahkan kepada semua yang ingin mendengarkanku di ruangan ini. Percayalah di setiap nadanya ada tawa dan tangisan"
Kata kata pembuka itulah yang mengambil perhatian Atta. Dan kata kata itulah yang selalu ia ingat beberapa tahun ini.
Baju hitam minim yang masih saja tampak kebesaran di tubuh gadis itu. Rambut kecoklatan yang hanya sebahu lebih sedikit itu ia jepit di samping telinga. Tangannya lihai menekan tuts tuts piano.
Melodi yang diciptakan sangat indah.
Melodi yang akhirnya tertanam di dalam hpnya. Ia merekam semuanya. Dari gadis itu membuka pertunjukan.
Sejak kapan seorang Atta tertarik pada musik? Sejak kapan ia peduli tentang melodi? Jelas sekali ia tak terlalu tertarik pada melodi yang dimainkan gadis itu.
Walau jujur, melodi itu satu satunya yang berhasil melekat di otaknya. Dan turun sampai ke dasar hatinya.
Dan satu lagi rahasia, ia lebih tertarik pada gadis yang membunyikan melodi itu untuknya.
Disaat akhir pertunjukan, gadis itu tersenyum manis sambil membungkuk kepada semua orang yang ada di dalam ruangan itu.
Tepuk tangan riuh.
Ia berhasil mengambil perhatian semua orang.
"Mah, siapa nama anak kawan mama yang main piano itu?"
"Ara, kalo gasalah Ara Liliana. dia gapake marga papanya. Kalau gasalah sih karena yang masalah itu. Tumben kamu nanya nanya"
"Nanya doang"
Dan setelah dipikir pikir dan diingat ingat. Disaat itulah Atta mulai menyukai gadis itu. 2 tahun yang lalu.
Dan sekarang ajaibnya mereka berada di SMA yang sama.
|||||||||||||||||||
"Ra, nih. mamaku buat bekal untuk kamu katanya sih kamu keliatan kurus banget akhir akhir ini"
Ucap Atta sambil menyodorkan kotak bekal yang pastinya bukan mamanya yang buat. Ya, ia selalu berusaha membuat bekal untuk ara setiap paginya.
"Bilang makasih buat mama kamu. Aku ke ruang lukis dulu ya"
dan Ara selalu meresponnya dengan kalimat itu.
'bilang makasih buat mama kamu. aku mau ke toilet dulu'
'bilang makasih buat tante reta. aku mau lanjut kerjain tugas dulu'
dan akan selalu seperti itu, setiap harinya.
Terkadang gadis itu menambah kalimat membosankan itu dengan senyuman.
yang membuat semuanya tampak indah bagi Atta.
walau sesaat.
sampai gadis itu meninggalkannya pergi.
Setiap bekal yang dimakannya, semua buatan Atta. dan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TE AMO
RomanceCerita klasik tentang dia yang terlalu memikirkan dirinya sendiri tanpa sadar tujuannya sudah di depan mata. Dan dia yang selalu berjuang mencari perhatian walau tak kunjung dilihat. WARNING! PENULISNYA BAPERAN JADI SUKA DEG DEGAN! APAPUN YANG SAYA...