Soeun celingak-celinguk menoleh kanan dan kiri saat tidak menemukan seseorang yang ia tunggu. Soeun sedang duduk di dalam Cafe dengan memakai baju warna merah jambu bermotif bunga-bungan tanpa leher. Jam menunjukkan angka 19.25 waktu korea selatan.
"Dimana dia." Gumam Soeun sebal sambil meminum minuman yang ada di hadapannya. Tanpa sadar Soeun melamunkan kejadian beberapa hari lalu yang membuat ulu hatinya merasakan nyeri mendalam.
Terkadang rencana yang kita anggap baik tidak memungkinkan sempurna dengan apa yang kita rancang. Terkadang pula seseorang yang berusaha mati-matian ingin menggapai sesuatu yang bukan milik kita itu perlu banyak rintangan yang menghadang. Jika kita merancang sesuatu yang membuat kita celaka, Kenapa harus di teruskan? Tapi seseorang yang ingin memiliki hak untuk dimiliki kenapa harus berusaha keras untuk menggapai Jika sesuatu itu bukan miliknya? Itu seperti tong kosong nyaring bunyinya. Bisa di bilang dengan sebutan BODOH! Setidaknya itu menurut pemikiran Soeun yang saat ini berjalan di bawah derasnya air hujan dengan perasaan campur aduk.
Di sisi lain Kim Bum mencari-cari keberadaan Soeun yang hilang jejak dari pandangannya. Saat ini pakaian Kim Bum tidak serapi dan sewangi sebelumnya karena Kim Bum berusaha mencari Soeun di bawah guyuran derasnya air hujan."Kim So Eun, Kau dimana? Aku bisa menjelaskan semuanya!!."
"Soeun aku mahon kembali!!!."
"Kembali Soeun!!!!."
Teriakan-teriakan Kim Bum lontarkan agar seseorang yang Kim Bum cari mendengar teriakan kerasnya. Tapi sungguh sangat di sayangkan, Sepertinya nasib buruk Kim Bum dapatkan karena suara teriakan Kim Bum di kalahkan dengan guyuran air hujan yang saat ini sedang sangat deras.
"Aku mohon kembali lagi Soeun." Kini suara Kim Bum melirih dan berjalan sempoyongan karena banyaknya alkohol yang Kim Bum konsumsi.
Di arah seberang sana Kim Soeun melihat tindakan Kim Bum yang terlihat mengenaskan dengan membawa botol bir vodka. Soeun mengira yang ada di hadapannya adalah Kim Ki Bum bukan Kim Sang Bum. Soeun tidak sama sekali tahu bahwa Kim Ki Bum mempunyai kembaran.
"Sudah lama tidak bertemu, Kelakuanmu sungguh di luar akalku Ki Bum." Gumam Soeun sambil mengepalkan kedua tangannya dan tanpa sadar air matanya menetes walau tersamar dengan air hujan.
Kini tanpa sadar langkah Soeun mengikuti arah yang Kim Bum lewati dari belakang. Soeun tidak tahu harus berucap apa ketika nanti saat Kim Bum menoleh kebelakang arahnya. Yang Soeun pikirkan adalah bagaimana caranya Kim Bum tidak melihat langkahnya mengikuti Kim Bum kemanapun pria itu melangkah. Tapi Saat ini Soeun sadar bahwa Kim Bum perlahan berhenti dari langkahnya dan menoleh cepat ke arah belakang yang dimana saat ini Soeun berada. Perlahan Kim Bum berjalan menghampiri Soeun yang mematung saat keberadaannya tertangkap oleh pandangan Kim Bum.
"Aku tahu kau mendengar semua teriakanku tadi. Tapi kenapa kau memilih bungkam di belakangku? Tidakkah kau keterlaluan padaku?." Tanya Kim Bum lirih saat tubuhnya berada tiga senti dari Soeun. Soeun hanya menatap Kim Bum dengan seribu bungkaman. Soeun tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan yang di lontarkan Kim Bum untuknya. Yang Soeun tahu saat ini hatinya sungguh perih dan terasa sakit seperti berdarah tapi tidak kasat mata.
"Jangan pergi lagi." Luntur sudah pertahanan Soeun dari kebungkamannya mengabaikan Kim Bum, Saat ini Soeun berhambur ke pelukan Kim Bum dengan erat serta menangis kencang di dalam dekapan Kim Bum sama eratnya.
"Kau jahat. Kau berengsek, Kau bajingan!!." Kata-kata kasar Soeun lontarkan untuk Kim Bum sambil memukul punggung Kim Bum dengan cepat. Kim Bum pun hanya membiarkan Soeun memukul punggungnya untuk pelampiasan Soeun padanya.