Bab. 6

1K 89 5
                                    

Kini Soeun berjalan menuruni tangga dengan perlahan dan mendapati Kim Bum sedang duduk di sofa panjangnya yang menghadap ke arah Tv 21in itu. Kim Bum menoleh saat mendengar suara heels yang mendekat ke arahnya dan melihat Soeun menghampirinya.

Soeun duduk di samping Kim Bum dengan perasaan gugup. Kim Bum jelas tahu apa yang terjadi pada Soeun, Tapi Kim Bum lebih memilih bungkam.

Beberapa menit kemudian tidak ada tanda-tanda Soeun ingin memecah keheningan. Hingga Kim Bum memutar bola matanya dengan jengah.

"Apa yang ingin kau katakan? Jangan hanya bungkam." Kim Bum memilih bersuara saat tidak ada pergerakan dari Soeun yang memulai.

"Katakan saja, Atau_"

"Aku ingin pergi dari sini."

Hening.

Mereka berdua lebih memilih diam satu sama lain ketika tidak menemukan kata-kata yang pas untuk di katakan. Kim Bum menghela napas kasar dan meraup wajahnya dengan kedua tangannya lalu mengacak rambutnya asal.

"Kau sadar apa yang kau katakan barusan, Soeun? Kau ingin pergi dari sini. Lalu setelah pergi kau ingin kemana?."

"Menemui pria masa lalumu itu dengan perjanjian konyol kalian? Atau menikahi pria itu dan berakhir kau meninggalkanku lagi? Itu yang kau inginkan?." Kata Kim Bum menggeram menahan amarah dalam diri.

"Jangan harap aku melepasmu lagi seperti dulu, Persiapkan dirimu. Kita temui pria masa lalumu sekarang." Lanjut Kim Bum sambil berdiri dan meninggalkan Soeun yang terdiam dengan seribu bungkaman. Tanpa Soeun sadari Soeun menghela napas panjang sambil bergumam,

Apa yang aku takutkan akan terjadi.

•••••√√•••••••

"Jadi apa yang membuatmu kesini tuan Kim Bum yang terhormat?." Okada menyilangkan kaki kananya ke atas kaki kirinya dan menyenderkan tubuhnya pada dinding sofa yang ia duduki, Sambil menatap Kim Bum serta Soeun di hadapannya. Okada sengaja menekankan kata Kim Bum agar pria itu mengerti maksud dari perkataannya. Tapi sayang, Kim Bum menangkap maksud lain dari perkataan Okada.

"Cukup untuk basa-basinya tuan Masaki Okada yang terhormat. Kami kesini ingin memberikan sesuatu yang sangat penting bagi kami, Soeun sayang ambilkan undangannya." Kata Kim Bum setelah selesai berbicara pada Okada dan menoleh pada Soeun sambil tersenyum. Okada yang melihat itu hanya mengepalan kedua tangannya tanpa sepengetahuan mereka. Soeun membuka tas yang ia pegang dan mengeluarkan kartu undangan pernikahan dengan bernamakan Kim Bum & Soeun menikah. Dan memberikan kartu itu pada Okada sambil menunduk. Tangan Okada terulur menerima undangan itu dan perlahan membacanya.

"Hahaha!! Undangan ini sepertinya tidak sah. Coba kau lihat lagi tuan Kim, Nama tengahmu belum tercantum di undangan ini. Bukankah nama panjangmu itu Kim Ki Bum? Kenapa dalam undangan ini hanya ada nama Kim Bum saja?."

"Bukan urusanmu, Itu privasi ku. Jadi jangan ikut campur urusanku." Kim Bum menatap tajam ke arah Okada dengan raut menahan marah. Okada hanya mengendikan kedua bahunya acuh dan menatap Soeun dengan senyuman sangat manis.

"Soeun, Kau masih ingat kertas ini?." Tanya Okada sambil mengamil gulungan kertas dan memberinya pada Soeun dengan paksa agar Soeun menerimanya. Dengan sangat tepaksa Soeun mengambil gulungan itu dan membaca setiap kata-kata per kalimat di dalam isi kertas gulungan tersebut. Mata indah Soeun terbelalak

"Apa ini maksudnya? Aku tidak pernah berjanji jika mengingkari perjanjian itu akan membuatku di tiduri banyak pria secara bergilir_"

Brak!!

"Apa maksud surat itu berengsek! Kau bermaksud ingin membuat kekasihku di lecehkan, Hah?." Kim Bum mengebrak meja dengan keras dan memegang krah kemeja yang Okada pakai. Okada hanya menampilkan senyuman miring sambil menatap Kim Bum santai.

"Bukankah isi perjanjian itu sudah jelas tuan Kim Sang Bum!." Okada mendekatkan wajahnya ke samping Kim Bum dengan bisikan yang membuat Kim Bum terkejut akan pekataan yang di lontarkan Okada padanya. Bisikan Okada hanya dapat di dengar oleh mereka berdua terkecuali Soeun yang berada di belakang Kim Bum beberapa meter.

"Kau! Dari mana kau tahu nama asliku?."

"Tidak penting aku tahu nama aslimu dari siapa, Yang jelas jika Soeun mengetahui kebohonganmu padanya apa yang akan di lakukan Soeun padamu? Pasti dia sangat sangat marah." Okada menyeringai lebar ketika Kim Bum tidak bisa berkata-kata lagi dan kesempatan itu Okada ambil untuk melepaskan cengkeraman Kim Bum pada tubuhnya sehingga terlepas.

"Soeun, Pikirkan baik-baik perjanjian itu dengan kepala jernih. Jangan sampai kau salah dalam bertindak. Dan aku harap kau bersedia menikah denganku atas perjanjian yang dulu kita sepakati. Pikirkan lagi isi surat itu." Kata Okada sambil memegang tangan kanan Soeun dan menyelipkan surat tersebut pada Soeun. Lalu Okada kembali berjalan menghampiri Kim Bum yang mematung sejak tadi.

"Dan kau tidak akan menikah dengan Soeun, Kim Bum." Lanjut Okada sambil menepuk bahu Kim Bum dua kali. Saat ini Kim Bum hanya melirik Okada dengan pandangan marah dengan mata tajamnya.

Okada berbalik ingin meninggalkan mereka di ruang tamunya tapi langkah kaki Okada terhenti saat ada tangan kekar memegangi bahu kanannya. Ketika Okada menoleh ke arah samping wajah Kim Bum sudah lebih dulu tepat berada di sebelah telinga Okada dan berbisik sambil menyeringai serta membalas perbuatan Okada saat menepuki bahunya dua kali. Dan Kim Bum serta Soeun pergi dari sana.

"Berengsek!."

•••••√√•••••

Awan di atas sana bergerak dengan tempo lambat. Burung-burung berkicau satu sama lain terbang ke satu arah tujuan dengan formasi seperti berbentuk burung elang. Angin sepoi-sepoi menerbangkan anak rambut Soeun yang saat ini berada di atas balkon kamarnya dengan sendirian. Kedua tangan Soeun terlipat ke sisi masing-masing untuk menghalau dinginnya udara pagi musim dingin. Dan tanpa Soeun sadari dari arah belakang Kim Bum berjalan menghampiri Soeun yang sedang melamun dan melingkari perut Soeun hingga sang rmpu terkejut atas tindakan Kim Bum.

"Apa yang kau pikirkan, Sayang. Aku harap kau tidak memikirkan perkataan pria masa lalumu itu lagi. Kau tenang saja selama kau berada di sisiku, Kau akan aman bersamaku. Dan aku tidak akan melepaskanmu walaupun kau yang memintanya." Kim Soeun hanya tersenyum menanggapi perkataan Kim Bum padanya. Soeun mengelus tangan kekar Kim Bum yang memeluk dari belakang tubuhnya dengan gerakan pelan.

"Aku merasa bingung Kim Bum. Banyak kejadian aneh yang menimpaku. Dulu aku berpikir akan menikah dengan Okada saat Okada lulus kuliah. Tapi sebelum semua itu terjadi mendadak Okada hilang kontak denganku. Dan sekarang Okada kembali setelah sekian tahun menemuiku untuk menagih janji yang kami buat."

"Apa kau ingat isi surat itu dulu? Apakah isi surat itu sama persis dengan ketas yang ada di meja itu, Soeun?." Tanya Kim Bum sambil menunjuk dengan gerakan dagunya ke arah meja di samping mereka. Soeun hanya menghela napas pelan sambil menggeleng lemas.

"Isi surat itu beda jauh dengan yang dulu. Semua isinya sama tapi maknanya yang berbeda. Memikirkannya saja sudah membuatku sakit kepala."

"Jika berbeda pasti ada sesuatu yang tidak kau ketahui. Kemungkinan besar surat itu sudah di sabotase oleh orang lain." Kata Kim Bum sambil melepas pelukannya dan menghampiri kertas yang berada di atas meja itu. Kim Bum perlahan membukanya dan kembali membaca setiap huruf yang ada di tulisan itu.

"Sialan! Beraninya dia mengancammu lewat kertas kecil ini. Pasti sesuatu telah terjadi tanpa sepengetahuan mu, Soeun. Kau tenang saja, Aku akan menyelidiki semua itu." Ucap Kim Bum sambil meremas kertas dalam genggamannya dengan rahang yang mulai mengeras.

Tbc...

Follow ig ku @RhaniaKim95

ACUERDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang