Maafkan saya yang lama update-nya, soalnya saya punya akun wattpad baru ;( saya lupa sama akun yang ini, maaf😭 Besok-besok saya usahakan untuk update cepat, tapi saya mau magang jadi agak susah :(Gomennee😓😔
.
..
...
....
Silahkan dinikmati 💕Naruto sudah dinyatakan melewati masa kritisnya. Dia baik-baik saja, hanya kekurangan darah saja. Luka yang ada dileher dan pergelangan Naruto tidak terlalu berbahaya. Naruto nyaris saja tewas untuk ke sebelas kalinya karena kehabisan darah.
Dua hari setelah kejadian mengerikan itu. Sasuke tak henti-hentinya menemani Naruto. Sesekali pria itu berceloteh tentang mereka yang mengunjungi Naruto dengan air mata.
Saat Naruto dioperasi adalah saat terakhir Sasuke menangis. Hari pertama Naruto masih dalam keadaan kritis dan Sasuke terlihat begitu tegar, tapi tidak dengan Minato yang nyaris pingsan.
Hari kedua, Naruto dinyatakan telah lewat dari masa kritisnya. Dokter bilang, Naruto akan segera bangun dalam tiga atau empat hari dan Sasuke begitu antusias mendengarnya.
Dan sekarang adalah hari Ketiga setelah hari itu. Mereka kecuali Sasuke tengah memikirkan baik-baik cara menjatuhkan Sai dan menghancurkannya hingga menjadi debu.
"Danzo Shimura. Dia sudah dicurigai oleh kepolisian sejak tiga tahun yang lalu."
"Catatan kriminalnya bersih, tapi itu semua bohong. Aku sudah mendapatkan beberapa bukti kasus yang dilakukan oleh Danzo."
Minato mengambil map cokelat yang diberikan Kakashi kepada dirinya. Ia membuka map tersebut dan membacanya dengan teliti.
Seringaian kejam muncul di wajah Minato. "Dengan begini, dia akan langsung ditembak mati."
Sasuke berdiri tegak, "Aku ke kantin dahulu." ujar Sasuke tenang dan pergi meninggalkan Minato yang menatapnya sedih.
Sasuke memang tidak menangis lagi, tapi manik hitamnya terlihat menyedihkan dan penuh beban. Sasuke yang selalu sempurna seketika hancur ketika Naruto masuk rumah sakit. Sasuke sampai salah memakai baju, ia memakainya dengan terbalik.
***
"Sukeh, Sasuu..." panggil Naruto lirih.
Kepalanya terasa berat luar biasa. Tenggorokannya juga terasa perih. Tubuhnya terasa lemas sampai ia tak sanggup untuk sekedar mengangkat tangannya. Naruto bahkan tak sanggup untuk membuka matanya, rasanya ia benar-benar lelah.
Sasuke yang tengah duduk di kursi disamping ranjang Naruto langsung menegang. Ia melirik Naruto dengan tatapan tak percaya.
"Naru?"
Naruto diam. Bibirnya mendadak kelu saat Sasuke balas memanggil namanya. Ia merasa bersalah karena kali ini ia gagal lagi untuk mati.
"Naru? Kau masih bersamaku?" tanya Sasuke gusar sambil mengusap Surai pirang Naruto dengan posisi sudah berdiri.
Sasuke terkekeh pelan, ia mengecup dahi Naruto lama dan kembali duduk.
"Aku pasti sudah gila, karena mendengar suara Naruto," ujar pria bersurai hitam itu dengan nada terluka.
Naruto tetap diam. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena telah membuat Sasuke kacau, tapi apalah daya. Naruto tidak berani bersuara bahkan walau hanya sekedar berdehem pelan.
Dan tadi Naruto itu separuh sadar memanggil Sasuke, jadi itu sebetulnya bukan keinginannya.
Sasuke bergerak dan mengusap pipi Naruto. Mendadak hatinya tergerak ingin melumat bibir pucat Naruto yang beberapa hari ini mengering. Sasuke mengusap pelan bibir tersebut dan berbisik lirih, "Kenapa tidak bangun? Aku sangat merindukanmu. Kembalilah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperate (HIATUS)
FanfictionNaruto si gadis depresi yang benar-benar memacu adrenalin. Berulang kali gadis itu melakukan percobaan bunuh diri baik secara diam-diam maupun terang-terangan. Putus asa. Satu kata yang benar-benar menggambarkan perasaan Naruto yang sekarang. Anggap...