3. Trio Uzumaki (2)

939 137 3
                                    

Naruto merengut kesal. Dia sih senang diajak Sasuke buat jalan-jalan ke Mall, tapi kenapa trio Uzumaki tersebut harus ikut!?

"Kuso." umpat Naruto pelan.

Sasuke menghela nafas panjang. Sedari tadi wajah Naruto terus cemberut dan itu tak bagus untuk kondisi mentalnya.

"Kau mau pancake?" tanya Sasuke saat mereka melewati gerai pancake.

"Tidak." ketus Naruto dan berjalan mendahului Sasuke.

Sasuke berdecak sebal dan menarik lengan Naruto. "Ikut aku!" ujar Sasuke tak terbantahkan.

Naruto dengan ogah-ogahan mengekori Sasuke. "Kalau kau mau menyogokku dengan es krim, hal itu akan sia-sia."

"Oh, ya? Tunggu dan liat saja apa yang akan kuberikan padamu."

Sasuke berhenti berjalan dan Naruto menabrak punggung lebar Sasuke. "Bisakah kau menghidupkan lampu peringatan saat kau berhenti!?"

"Aku bukan mobil." ujar Sasuke santai.

Naruto menghentakkan kakinya kesal dan menatap keatas. Ia melihat spanduk restoran yang dituju Sasuke.

"Kau mau ajak aku makan disini? Huh!? Aku tidak mau!"

Sasuke meraih tubuh Naruto dan memeluk pinggang gadis itu. "Ikut saja. Dasar cerewet!"

Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan diikuti oleh trio Uzumaki. Semakin masuk maka Naruto semakin merapatkan dirinya kearah Sasuke.

"Aku benci ditatap orang banyak." bisik Naruto lemah.

Sasuke mengeratkan rangkulannya dan menggenggam salah satu tangan Naruto. "Aku disini, kenapa harus takut?"

Sasuke mengambil tempat di belakang dan paling pojok, agar Naruto bisa merasakan lebih tenang.

Seorang pelayang wanita datang dan disusul trio Uzumaki.

"Kita akan makan? Kami sudah kenyang." ujar Kurama dan disetujui oleh Karin dan Kyuubi.

"Kalau begitu pergilah, kami akan mencari kalian setelah mengisi perut." usir Sasuke.

"Ck. Kami pergi." ujar Kurama.

Pelayang tadi tersenyum ramah. "Silahkan dibaca buku menu-nya."

Sasuke menggeleng, "Aku minta ramen porsi jumbo dengan ekstra Naruto, Sashimi tuna, Jus jeruk dan Jus tomat, lalu sebotol air mineral."

Pelayang tersebut mengangguk dan mencatat semua pesanan tersebut.
"Mohon ditunggu." ujar pelayang tersebut dan pamit pergi.

Sasuke melirik wajah Naruto yang mulai bercahaya. Gadis itu terlihat senang dengan menu makanan yang dipesan Sasuke.

"Kau terlihat senang." ejek Sasuke.

Naruto membuang wajahnya dan menatap kearah pintu masuk. Ia menatap kesekitar restoran dan menjelajahi tiap dekorasi yang ada.

"Ini semua salahmu." ujar Naruto pelan.

Sasuke mengangguk, "Kalau begitu, maaf."

Naruto menatap Sasuke kesal. "Ck! Gampang sekali kau mengatakan maaf!"

Sasuke tersenyum tipis dan mengusap puncak pirang milik Naruto. "Kau manis sekali." ujar Sasuke tulus membuat Naruto memerah.

Seorang pelayang datang dan meletakkan pesanan mereka, diikuti dengan bill pembayaran.

"Tunggu!" ujar Sasuke dan membuka dompetnya.

"Aku akan langsung bayar." kata Sasuke dan mengambil sejumlah uang.

"Kembaliannya kau ambil saja." ucap Sasuke dan dihadiahi ucapan terima kasih.

Naruto menatap Sasuke dengan sorot mengejek. "Sok baik sekali."

Sasuke mengangkat dagunya tinggi, "Aku memang baik." ujarnya narsis.

Naruto terkikik pelan dan meraih mangkuk ramennya. "Ittadakimasu!" ujarnya dan menyeruput mie rame dengan tidak elit.

"Makannya pelan-pelan." ujar Sasuke, namun diabaikan oleh Naruto.

Dalam hitungan sepuluh menit, ramen tersebut ludes tanpa sisa. Hanya ada kuah setetes yang tersisa.

"Ini enak sekali!" ujar Naruto dengan mata berbinar-binar.

Sasuke meletakkan sumpitnya dan menyatukan kedua tangannya. Ia juga sudah selesai makan.

Naruto tersenyum-senyum kayaknya gadis yang baru saja jatuh cinta. Pengaruh ramen benar-benar kuat sekali, Sasuke sampai cemburu jadinya.

Naruto meraih jus jeruknya dan menegaknya dari bibir gelas. Tidak menggunakan pipet.

"Ahh! Jus jeruk memang yang terbaik! Kalian memang kombinasi yang menakjubkan!"

Naruto menatap kearah pintu dan matanya bertemu pandang dengan manik hitam yang paling Naruto hindari.

Gelas jus tersebut jatuh ke lantai dan memekakkan telinga semua orang. Naruto termenung seolah tak sadar akan dunianya.

Sasuke melihat kearah belakang dan menggeram kesal saat seorang pria berwajah pucat tersenyum palsu kearah mereka. Tidak, maksudnya kearah Naruto.

Tangan Naruto bergetar hebat, wajah yang tadinya ceria kini terlihat pucat dan ketakutan.

"S-sa-sai." ujar Naruto ketakutan.

Seorang pelayan datang, "Anda baik-baik saja, Nona?"

Sasuke mengeluarkan kartu namanya dan menunjukkannya kearah pelayang tersebut.

"Aku pemilik resto ini. Gelas yang pecah akan segera kuganti." ujar Sasuke dingin.

Pelayan tersebut undur diri dan pergi ke pintu yang bertuliskan staff only.

"Naruto, kau baik-baik saja?" ujar Sasuke dan memegang kedua bahu gadisnya yang bergetar hebat.

"JANGAN SENTUH AKU!" jerit Naruto ketakutan.

Orang-orang kembali melihat kearah mereka dan Naruto terlihat semakin tak berdaya. Sasuke berdecak kesal dan menatap tajam seluruh pengunjung.

"Ini bukan tontonan." desis Sasuke dingin membuat para pengunjung diam dan melanjutkan makan mereka dengan tangan bergetar.

Aura dingin yang begitu kuat, benar-benar ciri khas Uchiha sekali. Para pelayan bahkan menunduk hormat. Lalu satu orang muncul dari pintu staff only tersebut.

"Yo! Sasuke!" ujar Suigetsu.

Sasuke menatap Suigetsu tajam. "Pastikan mereka yang ada disini menutup mulutnya atau kau akan tau akibatnya!"

Suigetsu mengangkat tangannya keatas bak seorang penjahat. "Ba-baik!"

Sasuke keluar dari bangkunya dan berjalan kearah Naruto yang meracau tak jelas dengan air mata yang terus bercucuran. Sasuke melepas jaket kulitnya dan menutup wajah Naruto yang terlihat begitu kacau. Dengan sekali gerakan Naruto masuk dalam dekapannya.

Naruto memberontak dan terus berteriak layaknya orang yang diculik. Tapi Sasuke terus berjalan kearah pintu keluar.

"Oh, Naruto." sapa pria pucat tadi membuat tubuh Naruto menegang dan Sasuke bisa merasakan ketakutan luar biasa dari Naruto.

Sasuke menatap Sai tajam, "Akan kupastikan kau masuk kedalam neraka pribadiku."

Sai menatap Sasuke balik. Wajah palsu yang ia buat tadi berubah menjadi cemas, namun dengan bodohnya ia menatap Sasuke balik.

"Memangnya kau siapa? Seorang Shimura sepertiku takkan bisa dijatuhkan dengan mudah." balas Sai tak mau kalah.

Sasuke berjalan melewati Sai. "Uchiha Sasuke orang yang akan menjatuhkanmu."

Mata Sai terbelalak. Dia salah cari lawan main dan dirinya benar-benar dalam masalah.

Sui menghampiri Sai yang mematung. "Kau salah cari lawan, ya! Sasuke benar-benar akan menghancurkanmu. Tidak hanya dirimu tapi orang disekitarmu juga."

Desperate (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang