Chapter 28

1.7K 95 5
                                    

Dua langkah, menuju akhir yang entah seperti apa ujungnya.

****

" Tetaplah menjadi sinar, saat satu persatu cahaya itu mulai redup "

" Tetaplah menjadi bintang dilangit, walau hujan turun seperti badai sekalipun "

" Sayapnya mulai terlihat. Semakin terdengar bunyi kepakan sayap putih itu. Terbanglah... " Falling in love with badgirl.

*****

Sejak kejadian rokok-merokok itu, Shakila selalu mencari cara untuk menghindar dari Nata. Berulang kali Nata menghubungi Shakila lewat ponselnya, tidak ada satupun yang diangkat oleh Shakila. Berulang kali Shakila datang ke appartemen, Shakila selalu meminta Shakira untuk menemui Nata dan berkata " Maaf kak, Shakila lagi sakit " Berulang kali Nata mengirim pesan singkat, blackberry messenger, line, twitter, juga tak ada satupun yang Shakila tanggapi. Bagi nya, menjauhi Nata adalah jalan dan cara terbaik.

Dibilang nggak kuat? Iya, Shakila nggak kuat. Dibilang mau nangis? Iya, Shakila mau nangis. Dibilang mau nyerah? Nggak, nggak ada sedikitpun niat Shakila untuk menyerah dan lepasin semua ini. Tapi mau gimana? Shakila harus nyerah.

Langit malam yang gelap, dan disertai hujan ringan menemani malam Shakila hari ini. Duduk dibangku kesukaannya, dengan ditemani tiga batang rokok semakin membuat malamnya sempurna. Kini, tak harus ada airmata lagi saat hembusan demi hembusan asap rokok keluar. Nata tak ada disini, dan mungkin tak akan ada lagi. Shakila memejam, berusaha menenangkan pikirannya. Tapi setiap matanya terpejam, hanya bayang-bayang Nata yang datang, dan itu berhasil membuat Shakila menginjak sebatang rokok yang sebelumnya ia hisap.

" Pergi kek lo dari pikiran gue! Pergi! " Teriak Shakila

Drt.

Shakila melirik ponsel yang ia letakkan dimeja kecil, disampingnya. Notification pada ponsel beraliran android itu, memunculkan nama Nata sebagai pengirim pesan singkat. Dia membuka pesan singkat itu, lalu membacanya.

Nata❤️: salah, itulah gue yang selalu salah dimata lo. Buruk, itulah gue yang selalu buruk bagi lo. Entah harus pakai cara apa lagi, dan harus lewat jalan sebelah mana lagi, supaya gue bisa ada disamping lo lagi? Lo kenapa sih, La? Dimana letak kesalahan gue, yang buat lo sampai kayak begini? La, gimana keadaan lo sekarang? Kata Shakira, lo masih sakit? Istirahat, La. Jangan terlambat makan, jangan dibuat susah tidurnya, jangan ditemenin dulu rokok-rokoknya. Gue tunggu lo sembuh, dan gue tunggu lo ada disamping gue lagi.

Shakila gatal ingin membalas pesan singkat itu. Tapi sejenak, dia berpikir. Ia sudah janji pada dirinya sendiri, bahwa tak boleh ada satu pesan pun dari Nata yang harus dibalas. Tak boleh ada satu pun telepon dari Nata yang harus diangkat. Shakila selalu mengingat pepatah, "Bisa karena terbiasa." Makanya, Shakila harus membiasakan itu semua. Dia harus membiasakan menjauh dari Nata, agar dia bisa dan mampu.

" Selamat tidur, Nata. Andai lo tau, sebenernya gue nggak mau kayak gini. Gue nggak semuanya berakhir begini. Andai lo tau, sebenernya gue ingin bertahan dan berjuang lebih lama lagi. Tapi, gue nggak bisa. Ini udah saatnya, semua untuk diakhiri "

****

" Reza, mau nggak? " Reza menghentikan gerakan tangan yang sedang menulis, lalu melirik seseorang yang mengambil posisi duduk disampingnya.

Reza menutup bukunya, dan memasukkannya kedalam tas. Reza tersenyum, saat mendapati Quinsha tengah duduk disampingnya, sambil membawa sebungkus snack ringan.

" Ngapain kesini? Bukannya tadi lo lagi dihukum sama dosen? " Tanya Reza.

Quinsha menggeleng " Nggak ih! Reza mah sok tau banget. Emang siapa coba yang dihukum sama dosen? Gue? Masih jaman dihukum dosen? "

Falling In Love with Badgirl (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang