Chapter 4

55 3 0
                                    

"Tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi sebab semua tidak ada gunanya"
-Daniel Francois-

Perjalanan yang mereka tempuh cukup memakan waktu berjam-jam, karena jarak antara jalanan sepi itu dan toko tempat Daniel bekerja cukup jauh. Selama di perjalanan hanya keheningan yang terjadi di antara mereka, tidak ada salah satu dari keduanya yang membuka suara.

"Brie" panggil Daniel.
"Hn ..." jawab Brie hanya dengan gumangan.
"Jika aku boleh tau, berapa usiamu???" ucap Daniel mencoba mencairkan suasana.
" 15 Tahun " jawab Brie singkat.
"Apaa... 15 Tahun" ucap Daniel yang terdengar kaget.
Brie mengalihkan pandangannya kearah Daniel.
"Kenapa kau terkejut".
"Tidak... aku hanya heran. Kenapa remaja sepertimu sendirian dan tidak memiliki tempat tinggal". "Apa kau ada masalah??".
Brie hanya diam mendengar pertanyaan Daniel.
"Brie Aku akan dengan senang hati membantumu jika kau memerlukan bantuan. Tapi setidaknya ceritakanlah masalahmu padaku".
Brie tertegun mendengar ucapan Daniel. Awalnya dia masih ragu pada ucapan pemuda tersebut tetapi mengingat kebaikan yang sudah orang itu lakukan pada dirinya, akhirnya Brie pun menceritakan masalahnya kepada Daniel.

Selama Brie bercerita, Daniel yang dalam keadaan menyetir pun sempat terkejut mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada gadis mungil itu, namun ia tetap berusaha memfokuskan pandangannya pada jalan raya. Tapi ia tetap mendengarkan Brie bercerita sampai selesai.

"Jadi begitu" ucap Daniel setelah Brie selesai bercerita.

"Hiks... hiks... hiks... iya. Aku tidak tau lagi harus bagaimana,sekarang aku tidak punya siapa pun setelah kabur dari rumah. Hiks... hiks... hiks" ucap Brie sambil terisak.

"Sudahlah tidak usah bersedih. Tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi. Sebab, semua itu tak ada gunanya" Daniel mencoba menenangkan Brie.
"Begini saja, bagaimana jika kau bekerja di toko kaset yang akan kita tuju sekarang".

Brie tertegun mendengar penawaran tersebut "Apa atasanmu akan mengizinkan??" tanyanya ragu.
Daniel tersenyum mendengar pertanyaan tersebut.
Brie mengerutkan keningnya melihat Daniel tersenyum "Kenapa kau tersenyum???".

"Maaf aku tidak mengatakannya sejak awal". "Sebenarnya akulah pemilik toko itu" ucap Daniel setengah tertawa.

"Jadi kau pemiliknya" tanya Brie yang dibalas dengan anggukan.

"Tapi, kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?? Kau malah mengatakan seolah kau hanya karyawan biasa" lanjutnya.

"Sebenarnya aku berencana mengatakan ini saat kita sampai di toko. Tapi setelah ku pikir-pikir apa salahnya mengatakannya sekarang" jelas Daniel.

"Jadi sementara kau tidak punya tempat tinggal, kau bisa menginap di toko untuk berjaga-jaga. Disana terdapat kamar tidur dan juga kamar mandi yang bisa kau gunakan. Karena kebetulan saat ini kami sedang kekurangan karyawan dan tidak ada yang bisa menjaga toko pada malam hari, karena para karyawanku sibuk dengan urusannya masing-masing" Brie hanya diam mendengar penjelasan Daniel.

"Kau sendiri bagaimana? Apa kau juga sangat sibuk?!!"

"Aku sendiri masih ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan terkait masalah keuangan,dsb di toko. Karena itulah aku tidak bisa menjaga toko selama urusanku belum selesai" lanjut Daniel panjang lebar.

"Apa tokomu harus selalu di jaga setiap malam?" tanya Brie dan dibalas anggukan oleh Daniel.

"Untuk mengantisipasi terjadinya tindakan kriminal. Sebab, beberapa bulan lalu pernah terjadi pencurian beberapa barang di toko itu hilang entah kemana setelah ditinggalkan semalaman".
Brie pun mengangguk paham setelah mendapat penjelasan.

"Bagaimana kau mau?" tanya Daniel.
Brie mengangguk tanda bahwa ia setuju "Iya aku bersedia. Karena saat ini aku memang sangat memerlukan pekerjaan dan juga tempat tinggal, agar hidupku teratur dan tidak lagi pergi kesana kemari tanpa arah seperti sebelumnya. Dan Tn. Daniel aku mengucapkan terima kasih padamu karena sebelumnya kau telah menolongku dari para penjahat, sekarang kau juga memberiku pekerjaan yang baik. Terima Kasih banyak Tn. Daniel".

"Sama-sama Brie, sudah seharusnya kita saling tolong-menolong sebagai sesama manusia" ucap Daniel sambil tersenyum.

"Tapi Tunggu, kau memanggilku Tuan" tanyanya lagi.

Brie mengangguk "Karena sekarang kau adalah atasanku. Rasanya tidak baik jika aku memanggil atasanku dengan menyebutkan namanya saja" jelas Brie.

Huuft... Daniel hanya dapat menarik napas dan menghembuskannya kasar.
"Baiklah terserah kau saja" ucapnya pasrah.

Akhirnya mereka pun tiba di sebuah Mall yang di dalamnya terdapat toko kaset milik Daniel.

~~Flashback End~~

Brianna AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang