Chapter 3

58 4 2
                                    

~~Flashback On~~

Seorang gadis remaja tengah berjalan menyusuri jalanan gelap dengan derasnya hujan yang mengguyur tubuh mungilnya, ia terlihat menggigil kedinginan. Sebab di daerah tersebut tidak terdapat tempat yang bisa ia gunakan untuk berteduh sejenak, dia terus berjalan menyusuri jalanan tersebut meskipun kini tubuhnya tengah basah kuyup.

Tiba-tiba ada 2 orang penjahat menghampirinya dan menodongkan sebuah pisau tajam. Gadis itu ingin segera kabur namun ia kalah cepat, kedua penjahat itu berhasil menangkapnya.
"Mau kemana kau Nona cantik?!!" ucap salah satu penjahat itu dengan menunjukan seringai tajamnya.

"LEPASKAN....Lepaskan aku. Tolooong...." gadis itu memberontak dan berteriak minta tolong.

"Percuma saja kau berteriak nona tidak ada yang akan mendengar!!! Sekarang cepat, serahkan semua barang berhargamu" ucap penjahat itu sambil menodongkan pisau.

"Maaf aku tidak memilikinya".

"Jangan bohong, geledah dia" ucap penjahat itu pada temannya.
Temannya itu langsung memeriksa kantong gadis itu dan semuanya, mencari barang berharga.

"Tidak ada apapun boss". Temannya itu tidak menemukan satu pun barang berharga dari gadis itu.

"Sial...apa yang akan kita lakukan".

"Kita bawa saja dia boss, lalu kita jual".

"Ide yang bagus...".
Kedua penjahat tersebut menyeret gadis itu dan ingin membawanya. Gadis itu memberontak dan mencoba melepaskan diri, namun apa dayanya melawan kedua penjahat itu seorang diri.

Tiba-tiba.... ada suara klakson mobil. Gadis itu berteriak minta tolong, membuat si pemilik mobil pun keluar.
"Hey... apa-apaan ini" tanya si pemilik mobil.
"Diam kau... tidak perlu ikut campur" ucap salah satu penjahat itu.
"Hey kau.... lepaskan gadis itu".
"Siapa kau? Berani-Nya ikut campur!!! Jika kau berani langkahi dulu mayatku".
"Ayo maju, aku tidak takut" ucap seorang pemuda yang merupakan si pemilik mobil.

Pemuda itu langsung melawan kedua penjahat tersebut. Dia melawan penjahat tersebut dengan tangan kosong walaupun ia mendapat beberapa pukulan dibibirnya. Tetapi ia berhasil mengalahkan kedua penjahat itu sehingga keduanya kabur.

Pemuda tersebut mengusap darah yang terdapat di sudut bibirnya, lalu ia menoleh kearah seorang gadis yang masih terpaku diam melihat pemandangan didepannya. Pemuda tersebut menghampiri dan menyentuh pundaknya.
"Hey...kau tidak papa??? Kenapa kau sendirian" tanya orang itu lembut dengan suara bassnya.
"Em...i..iya a..aku tidak papa" ucap gadis itu yang masih terlihat syok dan kedinginan. Pemuda itu pun membawa gadis tersebut kedalam mobilnya.

Di dalam mobil gadis itu malah terlihat ketakutan. Dia meragukan pemuda disampingnya itu, jika dia orang baik-baik.
"Hey...kau tidak perlu takut, aku orang baik-baik dan aku tidak akan menyakitimu". "Perkenalkan aku Daniel Francois, kau bisa memanggilku Daniel" ucap pemuda bernama Daniel itu sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Brianna Parsons, kau bisa memanggil Brie" ucap gadis yang tidak lain merupakan Brie itu tanpa membalas uluran tangan pemuda disampingnya.

Daniel mengerti Brie yang masih meragukannya, ia pun menarik tangannya kembali.
"Em...Brie bisa kau jelaskan padaku. Mengapa kau sendirian di tengah hujan deras seperti ini di tambah ini malam hari dan daerah ini sangat sepi, sedikit orang melewatinya" tanya Daniel meminta penjelasan.
"A...aku tidak tau harus kemana!!! Sekarang aku tidak punya tempat tinggal" ucap Brie dengan nada lirih.
"APAA?!! Kau tidak memiliki tempat tinggal. Bagaimana bisa?" tanya Daniel penasaran.
"Ceritanya panjang!!! Maaf aku tidak bisa menjelaskannya sekarang".
Huuft... Daniel menghembuskan napasnya kasar.
"Baiklah kalau begitu. Em.... begini saja bagaimana kalau sekarang kau ikut denganku".
Brie tertegun mendengar ucapan Daniel, ia lalu mengalihkan pandangannya kepada pemuda yang ada disampingnya itu.
"Ke mana???" tanya Brie sedikit penasaran.
"Ke toko kaset, tempatku bekerja. Tenang, aku tidak akan berbuat jahat".
Huft.... Brie hanya dapat menarik napas dalam dan menghembuskannya pasrah. Karena saat ini dia juga tidak tau harus kemana dan sangat memerlukan bantuan.
"Baiklah..." ucapnya pasrah.
Setelah berhasil meyakinkan Brie, Daniel pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

Brianna AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang