Chapter 14

20 2 0
                                    

Di sebuah kawasan elite New York,terdapat sebuah rumah bernuansa eropa klasik. Rumah itu terlihat sangat mewah dan damai. Pekarangan rumah yang besar,nampak ditanami oleh bunga canola. Bunga Canola yang cantik membawa suasana damai dan menyenangkan.

Namun gambaran rumah yang damai tak sesuai dengan keadaan orang yang mendiaminya. Pemilik rumah tengah menghadapi masalah pelik. Pangeran kebanggaan mereka tak ada kabar sejak tiga hari yang lalu.

Kendrick Alexander Von Koels

Putra dari keluarga Von Koels itu tak pulang semenjak malam dimana ia pergi untuk les musiknya. Padahal sebelum itu, Kendrick sempat berbicara dengan sang Ibu ditelepon. Kendrick mengatakan sebentar lagi ia akan pulang. Namun sampai larut malam ibunya menunggu ia pulang, Kendrick tak menunjukkan batang hidungnya sampai hari ini. Hal ini langsung membuat seluruh keluarga Von Koels gempar dan cemas. Semua berusaha mencari Kendrick, sebab anak itu disukai seluruh bagian keluarga.

Dimanakah Kendrick Sang putra kesayangan yang terkenal ramah dan jenius?

Di salah satu bagian rumah mewah itu nampak seorang wanita berumur sekitar 40an tengah duduk disofa single yang berada dikamarnya. Wanita itu terlihat cantik meski sudah cukup berumur.

Dialah Nyonya besar Yoanne Von Koels,Istri dari Tuan Roland Von Koels.Serta ibu dari Kendrick Alexander Von Koels.

Kini wajah cantik itu menampakkan raut yang kurang bagus. Bagaimana tidak putranya hilang. Ibu mana yang tak sedih. Nyonya Yoanne tak makan dan tidur sejak hilangnya Kendrick.Wajah cantiknya pucat. Hari-harinya hanya diisi dengan menunggu kabar dari orang yang mencari putranya. Saat tak ada hasil ia akan menangis.

Cklekk

Suara pintu yang terbuka memecahkan lamunannya.

"Yoanne..."

Mendengar namanya dipanggil, wanita itu mengarahkan pandangannya kesumber suara. Yoanne segera berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri orang yang tadi memanggil namanya.

"Roland... bagaimana???" Wanita itu bertanya pada suaminya dengan tidak sabaran.

Namun, orang yang ditanya hanya diam saja sambil menatap istrinya dengan tatapan sendu.

"Roland kenapa kau diam saja, jawab aku!!! Kau menemukan Kendrick?" ucap Yoanne dengan tidak sabar sambil mencengkram lengan suaminya.

Tidak ada jawaban yang diberikan, Tn. Roland hanya menggeleng lemah menanggapi pertanyaan dari sang istri. Seketika itu juga tubuh Ny. Yoanne ambruk ke lantai sambil menangis tersendu - sendu.

"Hikss... hiks.... hiks... Kendrick puteraku dimana kau? Kenapa tidak kembali pulang..."

"Yoanne kendalikan dirimu..komohon tenang sayang.." ucap sang suami sembari membawa istrinya ke dalam pelukan.

"Tenang kau bilang?! Tenang?!putraku tidak tau dimana,bahkan aku tak tau ia masih hidup atau tidak..Dan kau memintaku tenang?!! Dia juga putramu,apa kau tidak menyayanginya?"

Roland menggeleng lemah.
"Kendrick putraku dan aku juga sangat menyayanginya seperti dirimu..tapi aku ingin kau tenang,istirahat dan makan,sayang..Aku tak mau kau sakit.." lirih suaminya.

"Aku tak mau tau..pergi dan jangan temui aku sebelum Kendrick kembali" ucap Yoanne dingin.

Dengan itu, Roland tak mau berdebat lagi dengan sang istri. Bisa saja istrinya melakukan hal yang buruk jika ia memaksakan kehendak.

"Aku janji akan menemukan Kendrick" ucapnya lalu mengecup pelan pelipis sang istri lalu beranjak pergi.

****

"Kau yakin akan ketempat itu lagi?" tanya Kendrick saat dirinya dan Brie mengendap - endap dibalik sebuah pohon besar sambil memperhatikan gedung kemarin.

"Begitulah... karena kita tidak tau, apa tubuhmu sudah dipindahkan atau belum!" ucap Brie sambil memperhatikan sekitar gedung.

Didepan sana tengah berdiri dua orang pria bertubuh besar dengan baju serba hitam. Keduanya tampak sedang membicarakan sesuatu yang penting. Dari jauh Brie bisa mengenali salah seorang pria yang hampir saja menangkap dan menembaknya kemarin.

'Setelah ini aku harus lebih berhati-hati. Semoga saja aku bisa membawa tubuh Kendrick pulang dengan selamat' batin Brie.

Tiba - tiba mata pria itu menyapu pepohonan tempat Brie bersembunyi, membuat gadis itu terkejut dan segera membalikan tubuhnya agar tidak terlihat oleh kedua pria yang ada didepan gedung itu. Jantungnya sempat berdegup kencang, takut jika ketahuan. Tapi ternyata pria itu tidak tampak curiga, dan melanjutkan pembicaraannya yang sempat tertunda.

Hingga beberapa saat kemudian, pria tersebut pergi meninggalkan temannya. Lama Brie menunggu pria kedua ikut pergi, agar dirinya bisa kembali menyelinap kedalam gedung.

"Brie... Tolong aku!" panggil Kendrick sambil memandangi kedua tangannya.

Merasa dipanggil, gadis itu mengarahkan pandangannya kearah Kendrick. Matanya langsung membulat sempurna saat melihat pemuda itu sedikit - demisedikit mulai memudar.

"Kendrick, kau kenapa? Apa yang terjadi?" ucapnya panik.

Kendrick menggeleng, "Tidak tau, aku benar - benar tidak tau... kenapa bisa seperti ini???" Semakin lama pemuda itu pun menghilang hingga tak terlihat lagi.

"Kendrick!!! Kendrick kau dimana?" panggil Brie yang saat ini terlihat panik.

Tapi pemuda itu tak pernah muncul kembali, membuat air mata Brie meluncur bebas dari kedua matanya tanpa ia sadari saking paniknya.

"Kendrick jangan pergi... aku harus bagaimana? Hiks... hiks... hiks..." ucap gadis itu sambil terisak.

"Kendrick aku mohon kembalilah!!!" gadis itu hanya bisa menangis terisak - isak sambil meringkuh diatas tanah dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

================================================

See you next chapter...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brianna AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang