Chapter 13

54 3 0
                                    

"Aku berharap kau akan hidup bahagia. Benar - benar bahagia. Tak perlu lari dari apapun"
- Kendrick Von Koels -

====================================

"Berapa usiamu?" tanya Kendrick.

"17 Tahun... kenapa?" tanya Brie penasaran.

Kendrick sedikit terkejut setelah mendengar jawaban gadis itu, "saat kita bertemu ditoko kaset sekitar jam 10 pagi, bukankah seharusnya pada jam itu kau berada disekolah?" tanyanya.

Brie pun mengerti yang dimaksud pemuda itu, "Hm... memang seharusnya begitu. Tapi bagaimana aku bisa sekolah, jika setiap hari aku harus bekerja untuk melanjutkan hidup!!"

"Jadi, setelah kabur. Kau tidak tinggal bersama saudara atau kerabatmu?"

Brie menggeleng. "Tidak, aku tidak punya siapapun selain kedua orangtuaku. Aku juga tidak mengenal siapapun yang bisa membantuku" jelasnya. "Setelah pergi dari rumah, aku berusaha mati - matian melanjutkan hidupku sendirian. Saat sebelum aku mendapat pekerjaan tetap dan bisa menyewa kontrakan, aku tidur dimana saja, aku bekerja apa saja asalkan baik. Dan suatu hari ketika semuanya begitu berat, aku..." Brie menahan kata - katanya.

Kendrick terlihat serius menunggu kata - kata selanjutnya, ia memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik. Dirinya bisa melihat kedua mata Brie yang mulai berkaca - kaca.

Gadis itu menyibakan poni yang menutupi wajah cantiknya, lalu memandang Kendrick dengan wajah tegar. "Aku hampir tergoda untuk menjadi pel*c*r. Karena aku tidak bisa melakukan apapun selain menj*al diri".

"Apa!!" Kendrick tampak tak percaya dengan yang barusan ia dengar. Dirinya memandang gadis itu dari rambut sampai ujung kaki. "Maksudmu, kau sudah tidak..." Kendrick tak melanjutkan ucapannya.

"Tentu saja masih! Aku bilang HAMPIR!!" seru Brie memotong ucapan pemuda itu.

Kendrick terlihat lega mendengar itu, ia kembali diam dan mendengarkan dengan baik.

"Tapi ingatan tentang mendiang ibuku mengatakan. Jika aku masih memiliki kaki dan tangan yang lengkap... So, aku bisa berusaha dengan cara yang baik. Aku tidak ingin suatu saat orang - orang mengingatku sebagai pel*c*r yang sudah menghancurkan rumah tangganya, atau lebih buruk dari itu..." jelas Brie sekaligus mengklarifikasi ucapannya tadi.

"Sampai suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang begitu baik, dia bernama Daniel. Saat itu dia telah menyelamatkanku dari para penjahat, dia juga yang sudah berbaik hati mempekerjakan aku ditoko kaset miliknya. Dan berkat dia hidupku jadi teratur, tidak lagi pergi kesana kemari tanpa arah".

Kendrick pun mengangguk tanda mengerti. Ia memandang Brie dengan tatapan kagum, tak menyangka gadis semuda itu telah mengalami hidup yang begitu berat. Sedangkan dirinya tidak pernah merasa sedikitpun kesulitan seumur hidupnya. "Kau tau, sekarang usiamu masih 17 Tahun. Tapi kau sudah mengalami hal yang seharusnya kau rasakan mungkin setelah usia 25 Tahun. Aku benar - benar kagum kau bisa melewati ini semua".

Brie tersenyum tipis. Tidak tau harus tersanjung ataupun sedih, menyadari kehidupannya yang menyedihkan.

"Kau tau, sejak lahir aku tidak pernah kekurangan apapun. Dan aku bukan orang yang selalu meminta pada orangtua, walaupun sebenarnya aku bisa. Karena sejak kecil nenekku selalu mengajarkan untuk berusaha sendiri, tapi sekeras apapun berusaha aku tetap saja menggunakan semua fasilitas yang diberikan orangtuaku. Tapi aku tidak pernah merasa bahwa semua itu salah, karena aku adalah anak mereka dan wajar mereka memenuhi keperluanku. Teman - temanku pun melakukan hal yang sama, jadi kenapa aku tidak?" jelas Kendrick panjang lebar. "Tapi setelah bertemu denganmu. Walaupun kondisiku tidak sebagai orang hidup, aku merasa sangat malu! Aku malu pada diriku sendiri. Tiga bulan kedepan usiaku genap 20 Tahun, tapi apa yang sudahku perbuat untuk diriku sendiri? Tidak ada! Sedangkan kau yang lebih muda dariku, bisa menghidupi dirimu sendiri..."

Brianna AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang